ZONABANTEN.com - Bus engkel atau yang sering disebut bis tuyul menjadi di beberapa daerah alat transportasi yang banyak digunakan di beberapa daerah.
Bus engkel atau bus tuyul ini memiliki dimensi yang lebih kecil dari medium bus, namun lebih besar dari angkot atau microbus pada umumnya. Dimensinya yang kecil membuat bus tuyul dapat bergerak jauh lebih lincahn daripada bus medium.
Bus tuyul juga dibuat setinggi bus medium agar bisa memuat penumpang yang berdiri. Didalam interiornya juga dipasangi kursi untuk penumpang duduk.
Dimensi yang pendek namun beratap tinggi membuat bus engkel terlihat 'bulat dan bantat. Karena dimensinya itulah bus engkel kemudian dijuluki bus tuyul.
Baca Juga: Ini Alasannya Mobil Crossover SUV Sangat Populer, Pecinta Mobil Pasti Setuju!
Bus ini menggunakan sasis dari truk engkel atau truk empat roda. Bus engkel biasanya dibangun diatas sasis Mitsubishi Colt Diesel FE Series, Hino Dutro, Isuzu NMR.
Sasis ini dipilih karena punya ukuran yang cocok untuk digunakan pada jalan pedesaan yang sempit dengan medan yang naik turun.
Seperti bus pada umumnya, terdapat dua buah pintu pada sisi kiri untuk keluar masuk penumpang. Pintu tersebut berada di bagian depan dan tengah.
Namun biasanya, pintu bagian tengah yang paling sering digunakan. Hal itu disebabkan kabin depan yang terpisah karena menyediakan 2 kursi penumpang. Pintu tengah ini juga biasanya digunakan kondektur bus untuk mencari penumpang.
Soal kenyamanan, bus tuyul ini kurang bisa diharapkan. Bus tuyul tidak dilengkapi pendingin udara sehingga sirkulasi udara bergantung pada kaca jendela yang bisa dibuka.
Bus engkel juga mengikuti zaman dan trend dunia perbisan Indonesia. Terlihat ketika beberapa karosri bus besar merilis armada double glass, bus tuyul ini juga tidak ingin ketinggalan.
Jika bus besar yang menggunakan model double glass dengan 2 kaca terpisah, maka bus tuyul hanya memasang sekat atau ‘topi’ tambahan pada kaca depannya.
Baca Juga: Bersama Toyota, Subaru Perkenalkan Mobil Listrik Pertamanya
Bagian samping bus tuyul juga disesuaikan dengan desain terbaru dari karoseri ternama. Biasanya hal ini terlihat dari selendang digunakan. Misalnya menggunakan desain Jetbus Voyager dari Adiputro atau SR2 series milik Laksana.
Bus tuyul juga memiliki keunikan lain yaitu memakai lampu depan dan belakang yang sama dengan yang terpasang pada bus besar. Hasilnya bus engkel terlihat seperti ‘anak’ dari bus besar atau bus yang ‘gagal tumbuh’.
Keunikan yang terakhir adalah dari segi variasi dan warna. Tidak jarang bus tuyul menggunakan warna-warna yang cerah dan garang. Selain itu, diberikan juga aksen livery atau bahkan lukisan pada body bus.
Adapula beberapa owner yang memasang variasi berupa wheeldop, hiasan kaca, ‘knalpot srigala’ audio dengan amplifier hingga stiker yang bahkan bisa menutupi bagian kaca bus.***