Google Doodle Hari Ini Tampilkan Angklung, Begini Sejarahnya

- 16 November 2022, 07:21 WIB
Google Doodle Hari Angklung.
Google Doodle Hari Angklung. /Google/

ZONABANTEN.com - Google Doodle hari ini menampilkan angklung dalam tampilannya.

Google menampilkan angklung dalam Google Doodle sebagai pengingat hari angklung sedunia.

Lalu, bagaimana sejarah angklung sebenarnya?

Baca Juga: Beasiswa Merdeka Pendidikan Periode November 2022 Masih Dibuka! Simak Cara Daftarnya di Sini

Dikutip Zona Banten dari PikiranRakyat.com, berikut ini selengkapnya.

Seperti diketahui tepat 10 tahun lalu, UNESCO menyatakan angklung sebagai Warisan Budaya Dunia.

Nama angklung berasal dari bahasa Sunda, yaitu angkleung-angkleung. Terdiri atas dua suku kata yaitu angka yang berarti nada dan lung yang berarti pecah.

Angklung sendiri sebenarnya sudah hadir sejak 400 tahun lalu sebagai alat musik tradisional di Jawa Barat, Indonesia.

Angklung diciptakan penduduk Jawa Barat sebagai pemikat Nyai Sri Pohasi yang merupakan lambang Dewi Sri atau Dewi Padi dan Kemakmuran supaya mau turun ke bumi.

Dahulu, setiap memasuki masa panen, penduduk Jawa Barat kerap membuat angklung dengan menggunakan bambu hitam khusus.

Baca Juga: Spoiler One Piece 1067: Monkey D. Dragon Siap Hancurkan World Government dengan Rencana Ini

Mereka pun mengadakan upacara dan memainkan angklung dengan harapan Dewi Sri memberkati mereka dengan hasil panen yang melimpah.

Selain untuk pemujaan, catatan Kidung Sunda menyebut jika angklung juga kerap dimainkan dalam perang untuk memacu semangat prajurit.

Perjalanan angklung pun berlanjut pada masa Proklamasi, dengan ditunjuknya Daeng Soetigna sebagai tokoh angklung atau bapak angklung Indonesia.

Baca Juga: Prediksi Kekuatan Wales di Piala Dunia 2022, Gebrakan Generasi Muda Setelah 64 Tahun Penantian

Daeng Soetigna berhasil menciptakan nada-nada baru angklung dengan tangga nada diatonik yang membuat suara angklung makin harmonis saat dimainkan secara bersamaan.

Bunyi pada angklung sendiri dihasilkan oleh adanya benturan pada badan pipa bambu, sehingga dapat menghasilkan suatu bunyi yang bergetar dalam susunan nada 2,3, sampai 4 nada dalam setiap ukuran.

Usaha dalam melestarikan angklung sebagai alat musik tradisional ini dilanjutkan oleh sang murid, yaitu Udjo Ngalagena.

Disclaimer: Artikel ini telah tayang di PikiranRakyat.com dengan judul Google Doodle Hari Ini: Angklung sebagai Medium Pemikat Nyai Sri Pohasi Dewi Kemakmuran*** (Pikiran Rakyat / Vidia Elfa Safhira)

Editor: Rahman Wahid

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah