Network
ZONABANTEN.com - Karier Sebastien Haller, penuh dengan pasang surut. Dia tinggi untuk usianya dan sensasi untuk tim muda Prancis.
Sebastien Haller ditemukan oleh Didier Martel, mantan pemain Auxerre dan sekarang menjadi pemandu bakat Utrecht, dan pindah ke Belanda pada usia 20 tahun, pertama dengan status pinjaman dan kemudian secara permanen.
Lalu pindah ke Eintracht Frankfurt diikuti dan setelah dua musim yang sukses di Jerman, West Ham membayar 45m poundsterling untuk dia.
Penggemar West Ham bertanya-tanya bagaimana pemain yang berjuang di Inggris bisa menjadi pencetak gol terbanyak Liga Champions, tetapi Haller, menjelaskan ada banyak alasan mengapa dia gagal tampil sebaik yang dia inginkan.
Baca Juga: Akibat Konsumsi Makanan Tiongkok, Mahasiswa Ini Harus Amputasi Jari dan Kakinya
“Saya dibawa oleh Manuel Pellegrini tetapi kemudian David Moyes datang dan kami berada dalam situasi di mana kami. Seperti terjebak bersama,” ujarnya.
“Saya bermain dalam sistem yang tidak terlalu saya nikmati. Moyes lebih suka seseorang seperti (Michail) Antonio di depan, dan saya sangat senang dia (Antonio) melakukannya dengan sangat baik, Saya untuk semua orang di West Ham. Saya bersenang-senang di sana bersama mereka tetapi Saya juga sangat marah dengan situasinya, (dengan) cara kami bermain, cara saya bermain, perasaan saya” kenang Haller.
Haller, tidak dalam periode terbaik dalam hidupnya, tiba dengan istrinya hamil tujuh bulan dengan anak kedua mereka.
“Kami harus tinggal di hotel selama sebulan, lalu harus pergi ke apartemen, dia harus mengatur segalanya,” kenangnya kembali.
Baca Juga: Sébastien Haller: Saya Tidak menyalahkan Moyes. Saya Bukan Striker yang Dia Butuhkan
