Peluang Timnas U 17 Indonesia ke 16 Besar Usai Bermain Imbang 1-1 Lawan Panama

14 November 2023, 09:27 WIB
Arkhan Kaka Selamatkan Indonesia dari Kekalahan. /LOC WCU17/FAL

ZONABANTEN.com - Kiprah timnas U 17 Indonesia di Piala Dunia berhasil mencatatkan hasil positif pada pertandingan kedua mereka. Iqbal Gwijangge dan rekan-rekannya berhasil bermain imbang 1-1 melawan Panama di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, pada hari Senin, 13 November 2023.

Dalam pertandingan kedua Grup A, Timnas U 17 Indonesia bermain lebih taktis dan lebih cermat saat menghadapi Panama. Hal ini dapat dilihat dari kemajuan grafik permainan mereka dibandingkan dengan pertandingan pertama Grup A melawan Ekuador pada Piala Dunia U-17 2023.

Meskipun tetap menggunakan formasi 4-3-3, "starting-eleven" Timnas U-17 Indonesia hampir sama dengan pertandingan melawan Ekuador, kecuali Habil Akbar yang mengisi posisi bek kiri menggantikan Andre Pangestu. Pemain-pemain Garuda Muda menunjukkan pembelajaran dari kekurangan yang terjadi pada pertandingan pertama mereka.

Baca Juga: Piala Dunia U17: Indonesia Imbang Lagi, Kali Ini Hampir Kalah dari Panama

Hal ini terlihat pada peningkatan penguasaan dan distribusi bola, serta akurasi umpan yang lebih baik dibandingkan dengan pertandingan sebelumnya pada tanggal 10 November saat melawan Ekuador.

Dapat diamati bahwa dalam pertandingan melawan Ekuador, tim muda Indonesia menguasai 42 persen lalu lintas bola, dan angka tersebut meningkat menjadi 43 persen saat menghadapi Panama. Begitu pula dengan jumlah umpan yang dilepaskan, yang naik dari 321 umpan pada pertandingan sebelumnya menjadi 326 umpan dalam pertandingan kemaren.

Meskipun peningkatannya tidak signifikan, namun peningkatan tersebut sudah mencerminkan adanya perkembangan dalam penampilan Garuda Muda.

Peningkatan yang paling mencolok terdapat pada akurasi sirkulasi bola, dengan angka yang naik dari 69 persen pada pertandingan melawan Ekuador menjadi 77 persen saat menghadapi Panama. Ini menunjukkan kemajuan yang signifikan dalam keterampilan pengendalian dan pergerakan bola oleh Timnas U 17 Indonesia.

Meskipun masih berada di bawah Ekuador dan Panama yang memiliki akurasi 84 persen, peningkatan akurasi sirkulasi bola menjadi 77 persen menunjukkan bahwa Garuda Muda lebih efektif dalam mengalirkan bola, sehingga lebih mampu mengatur tempo permainan.

Baca Juga: Piala Dunia U17: Ekuador Kalahkan Maroko, Persaingan di Grup A Makin Memanas

Peningkatan akurasi sirkulasi bola dan kemampuan mengatur tempo permainan memberikan dampak positif pada pergerakan ke depan Timnas U 17 Indonesia. Terbukti dengan adanya lebih banyak peluang gol dibandingkan dengan pertandingan sebelumnya, ini menunjukkan bahwa Garuda Muda berhasil mengoptimalkan strategi mereka untuk menciptakan situasi yang lebih menguntungkan di zona serang.

Terlihat peningkatan yang signifikan dalam jumlah percobaan gol Timnas U 17 Indonesia ketika menghadapi Panama. Saat melawan Ekuador, mereka hanya membuat 6 percobaan gol, dengan 2 di antaranya tepat sasaran. Namun, ketika dihadapkan pada Panama, jumlah percobaan gol meningkat menjadi 8, dengan 4 di antaranya mengenai sasaran. Ini menunjukkan peningkatan dalam efektivitas serangan dan kemampuan mengeksekusi peluang.

Meskipun mungkin kualitas Panama dianggap di bawah Ekuador, namun fakta bahwa kemampuan Garuda Muda dalam bermanuver dan membaca permainan meningkat menunjukkan perkembangan positif. Mereka juga tampil lebih tenang, terlebih saat tertinggal lebih dulu pada akhir babak pertama, lewat aksi individual yang dibuat Castillo Jimenez di menit 45+3.

Di bawah kepemimpinan kapten Iqbal Gwijangge yang tampil dingin dan taktis, Garuda Muda yang saat melawan Ekuador harus 24 kali mementahkan serangan lawan, berhasil membuat Panama hanya melakukan 14 kali melakukan petualangan di daerah pertahanan Indonesia.

Perbaikan kinerja lini pertahanan tim yang dikomandoi oleh Bima Sakti memang tampak semakin baik. Kinerja yang solid dari lini pertahanan membuat tugas kiper Ikram Al Giffari menjadi lebih mudah. Sebaliknya, kesulitan yang dihadapi pemain-pemain Panama dalam menciptakan peluang bersih di depan gawang Indonesia adalah hasil dari disiplin yang diperlihatkan oleh lini pertahanan tersebut.

Peningkatan Lini Serang

Terlihat bahwa kinerja lini serang Indonesia juga mengalami peningkatan signifikan dengan tidak hanya mengandalkan satu sektor seperti pada pertandingan melawan Ekuador. Pada pertandingan melawan Panama, lini tengah dan sisi kanan lebih aktif dalam mengimbangi manuver rekan-rekan mereka di sektor kiri, termasuk Riski Afrisal. Hal ini menunjukkan agresifitas dalam strategi serangan, yang dapat membuat tim menjadi lebih sulit diprediksi dan lebih efektif dalam mengatasi pertahanan lawan.

Panama terlihat berusaha mematikan Riski, dan ini membuat Indonesia membagi rata beban serangan di tengah dan di kanan. Strategi ini menunjukkan fleksibilitas tim dalam menyesuaikan diri terhadap tekanan lawan dan menciptakan variasi dalam strategi serangan mereka.

Berdasarkan catatan FIFA, terlihat perubahan signifikan dalam pola serangan Timnas U 17 Indonesia. Jika pada pertandingan melawan Ekuador, serangan mereka cenderung berasal dari sektor kiri, maka saat melawan Panama, sumbangsih lini tengah dan sayap kanan semakin membesar.

Pertandingan melawan Panama menunjukkan perubahan signifikan dalam komposisi serangan Timnas U 17 Indonesia. Pada pertandingan pertama, mereka melancarkan 20 serangan ke daerah pertahanan lawan dengan memanfaatkan lebar lapangan terutama di sayap kiri. Hanya lima kali serangan berasal dari sayap kanan dan tiga dari tengah.

Namun, saat melawan Panama, komposisi serangan menjadi lebih seimbang dengan 14 serangan dari sayap kiri, 7 dari kanan, dan 6 dari tengah. Ini menunjukkan diversifikasi yang lebih baik dalam pendekatan serangan tim, yang dapat menjadi kunci keberhasilan mereka dalam menciptakan peluang gol.

Meskipun begitu, Riski tetap menjadi motor serangan. Penguasa sayap kiri serangan Indonesia itu membuat 62 sprint kala melawan Panama.

Namun, Jehan Pahlevi kali ini bisa mengatasi kesenjangan dengan Riski, berkat lebih hidupnya aliran bola dari sektor kanan sejak dari sisi kanan lini pertahanan Garuda Muda.

Welber Jardim, bek kanan, sekarang terlibat lebih aktif dalam mendukung serangan, sambil tetap menjalankan tugas disiplinnya dalam menjaga pertahanan. Dia berperan bersama gelandang Ji Da Bin sebagai elemen kunci di sisi kanan strategi permainan Indonesia.

Seperti bek-bek sayap modern, Welber Jardim dan bek kiri Habil Akbar terlibat aktif dalam serangan. Jardim bahkan berkontribusi merancang gol kedua yang dicetak oleh Arkhan Kaka dalam turnamen ini. Gol tersebut tercipta melalui umpan lambung dari luar daerah pertahanan Panama yang disambut dengan tandukan oleh Arkhan.

Arkhan sendiri tetap menjadi ancaman utama dari Timnas U 17 Indonesia terhadap lawannya, yang saat ini telah mengoleksi dua gol untuk Indonesia di Piala Dunia ini. Keterampilannya dalam menempatkan diri dengan tepat dan ketekunan dalam bergerak untuk menjemput bola menjadikannya memiliki total jelajah lari terjauh sejauh 11,04 km saat melawan Panama.

Peluang Lolos Ke Babak 16 Besar

Dengan grafik yang relatif terus meningkat, Timnas U 17 Indonesia berhasil menjaga harapan mereka agar tetap berada dalam persaingan pada ajang Piala Dunia U 17 2023. Peluang untuk mencapai babak knockout pun masih terbuka lebar bagi mereka.

Apabila pertandingan terakhir fase grup berakhir dengan hasil seri untuk Timnas Indonesia melawan Maroko, dan pada saat yang sama Panama berhasil mengalahkan Ekuador, maka Indonesia akan tersingkir. Hal ini disebabkan karena tiga tim lainnya di Grup A akan memiliki jumlah poin yang sama, yaitu 4 poin.

Jika pertandingan melawan Maroko berakhir dengan hasil seri, dan pada saat yang sama Ekuador menang atau bermain seri melawan Panama, maka masih ada harapan bagi Indonesia untuk melangkah ke babak knockout. Namun, hal ini bergantung pada catatan peringkat ketiga di grup-grup lain, di mana Indonesia harus berharap bahwa sejumlah besar tim peringkat ketiga di grup-grup tersebut juga mengumpulkan tiga poin.

Jika skenario itu yang terjadi, selisih gol menjadi penentu untuk empat tim berperingkat terbaik yang berhak masuk babak gugur.

Namun skenario itu sulit sekali terjadi. Oleh karena itu, tak ada cara lebih aman untuk lolos ke babak knockout, selain menang melawan Maroko.

Maroko dan Ekuador datang ke Indonesia menyandang predikat runner up turnamen U17 di benua mereka. Maroko menduduki posisi runner-up di wilayah Afrika di bawah Burkina Faso yang berhasil menjadi juara Piala Afrika U 17 tahun ini. Sementara itu, Ekuador meraih predikat runner-up di wilayah Amerika Selatan di bawah Brasil.

Tapi statistik kadang tak tegak lurus dengan hasil di lapangan. Lihat saja hasil yang didapat Burkina Faso yang menyerah 0-3 kepada runner up Piala Eropa U 17 2023, Prancis, atau bahkan juara bertahan Brasil yang digulingkan 2-3 oleh Iran yang semifinalis Piala Asia U 17 2023.

Perjalanan Burkina Faso dan Brasil membuktikan kepada Indonesia bahwa statistik dan sejarah kemenangan tim terkadang tidak menjadi penentu hasil pertandingan terbaru.

Ada kemungkinan Indonesia bisa mengikuti jejak Iran dengan mengalahkan Maroko dalam pertandingan terakhir fase grup, seperti yang pernah dilakukan Iran terhadap Brasil.

Kalaupun hanya mendapatkan hasil seri atau bahkan gagal meraih poin, Garuda Muda tetap membanggakan. Tentu saja, masyarakat Indonesia berharap Garuda Muda kembali mencetak poin, dan syukur-syukur poin itu adalah poin penuh.

Apabila hal tersebut terjadi, pencapaian ini tidak hanya akan menjadi lompatan besar bagi Timnas U 17 Indonesia, tetapi juga untuk sepak bola Indonesia secara keseluruhan. Keberhasilan ini berpotensi menjadi sumber inspirasi bagi seluruh level sepak bola nasional dan anak-anak mudadi tanah air.

Editor: Bondan Kartiko Kurniawan

Sumber: PSSI ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler