Network
ZONABANTEN.com - Presiden Jokowi baru saja menyambut kedatangan Menteri Luar Negeri Tiongkok, Wang Yi, di Istana Kepresidenan, Jakarta. Wang Yi terpantau sudah berada di Istana pukul 09.20 WIB.
Sebelum bertemu Presiden Jokowi, Wang Yi sempat bertemu Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Retno Marsudi, pada Kamis pagi tadi di gedung Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia.
Dalam pertemuan di Istana Negara, juga tampak mantan Perdana Menteri Britania Raya, Tony Blair. Tony Blair hadir pukul 09.53 WIB. Dalam pertemuan dengan Retno Marsudi, Wang Yi berdiskusi tentang rencana penguatan kerja sama ekonomi terutama di sektor hilirisasi, investasi, transisi energi, ketahanan pangan, dan infrastruktur.
Selain bertemu dengan Retno Marsudi dan Presiden Jokowi, Wang Yi akan bertemu dengan Luhut Binsar Pandjaitan. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Lin Jian membeberkan bahwa kunjungan ini dilakukan untuk mempererat kerjasama dalam kerangka inisiatif sabuk dan jalan (belt and road initiative).
Kunjungan ke Indonesia merupakan bagian dari serangkaian kunjungan yang akan dilaksanakan oleh Wang Yi. Seusai mengunjungi Indonesia, Wang Yi berniat untuk mengunjungi Papua Nugini dan Kamboja.
"Cina, Indonesia, Kamboja, dan Papua Nugini, semuanya terletak di Asia Pasifik. Kita semua adalah negara berkembang dan merupakan kawan baik serta mitra satu sama lain dengan prinsip saling menghormati, kesetaraan, saling menguntungkan dan pembangunan untuk kepentingan bersama" jelas Lin Jian.
"Melalui kunjungan ini, Cina berharap dapat menerapkan pemahaman bersama yang dicapai antara Presiden Xi Jinping dan para pemimpin kedua negara, melaksanakan kerja sama belt and road yang berkualitas tinggi dan meraih kemajuan yang lebih substantif dalam pembangunan Cina-Indonesia" ujar Lin Jian.
Sebelum mengunjungi negara-negara Asia Tenggara, Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Mao Ning, membeberkan betapa pentingnya Asia Tenggara, terutama Indonesia di mata Tiongkok.
Pada 9 April 2024, Mao Ning membeberkan bahwa kunjungan para pemimpin Asia Tenggara ke Beijing merupakan bukti betapa pentingnya hubungan antara kedua belah pihak.***
