Network
ZONABANTEN.com – Beberapa waktu lalu beredar kabar soal pemindahan Ibu Kota Provinsi Jawa Barat dari Kota Bandung ke Desa Tegalluar yang berada di Kecamatan Bojongsoang, Kabupaten Bandung.
Kabar ini menghebohkan masyarakat Provinsi Jawa Barat khususnya masyarakat Kota Bandung usai Direktur Utama (Dirut) PT Kereta Cepat Indonesia Cina (KCIC), Dwiyana Slamet Riyadi, membicarakan hal tersebut.
Saat itu, Dwiyani mengatakan bahwa Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) memiliki tiga opsi daerah baru untuk dijadikan sebagai Ibu Kota Provinsi Jawa Barat. Namun, daerah yang paling potensial adalah Desa Tegalluar.
Lalu, benarkah Ibu Kota Provinsi Jawa Barat akan dipindahkan ke desa seluas 756 hektare tersebut? Bagaimana nasib Kota Bandung yang sudah maju dan selama ini menjadi magnet tersendiri bagi para pelancong? Apakah akan berakhir seperti Kota Jakarta?
Baca Juga: 5 Tempat Makan Seblak Prasmanan di Bandung, Rasanya Maknyus dan Bikin Kangen Terus
Ridwan Kamil yang saat itu masih menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat menepis kabar tersebut. Menurutnya, yang dipindahkan bukan ibu kota, tetapi pusat pemerintahan. Kawasan Desa Tegalluar dinilai potensial untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Barat.
Ridwan Kamil memastikan Ibu Kota Provinsi Jawa Barat akan tetap berada di Kota Bandung. Pusat pemerintahannya saja yang berada di Desa Tegalluar. Namun, rencana ini pun masih wacana, belum dibahas Pemprov Jabar lebih lanjut.
Desa Tegalluar dinilai potensial karena merupakan titik akhir pemberhentian kereta cepat jurusan Kota Jakarta-Kota Bandung. Oleh karena itulah Pemprov Jabar memandang desa ini sebagai lokasi yang strategis untuk menjadi pusat pemerintahan.
Ridwan Kamil mencontohkan, Ibu Kota Malaysia adalah Kota Kuala Lumpur tetapi pusat pemerintahannya berada di Kota Putrajaya. Dia mengatakan, Pemprov Jabar berencana menerapkan konsep seperti yang dilakukan Pemerintah Malaysia.
Baca Juga: 5 Tempat Makan ala Korea di Bandung Paling Recommended, Menunya Menarik Rasanya Autentik
