ZONABANTEN.com - Salah satu korban selamat dari letusan Gunung Marapi Sri Wahyuni mengatakan, sempat melihat seorang pendaki yang melempari batu ke dalam kawah sebelum terjadinya erupsi.
Imbas dari erupsi Gunung Marapi tersebut banyak para pendaki yang meninggal dunia dan mengalami luka-luka.
Bahkan beberapa pendaki mengatakan dirinya mengalami trauma atas insiden tersebut selama satunya Sri Wahyuni.
Baca Juga: Jelang Pemilu 2024, 11.209 WNI di Mesir Akan Lakukan Pemungutan Suara Pada 10 Februari 2024
Sri Wahyuni merupakan pendaki asal Pekanbaru yang ada saat peristiwa erupsi Gunung Marapi dirinya beserta 9 orang rombongannya tengah melakukan pendakian ke puncak.
Beruntung dirinya masih bisa menyelamatkan diri dan pulang dengan selamat.
Mengutip dari laman RRI, Sri Wahyuni pun turut menceritakan kronologis dirinya meyelamatkan diri saat erupsi Gunung Marapi terjadi, dirinya juga menyebut sempat melihat seorang pendaki yang kedapatan melempar batu ke dalam kawah, dari kejadian tersebut ia pun mencurigai jika hal tersebut menjadi penyebab letusan.
Kronologi Erupsi Gunung Marapi
Belakangan ini berita mengenai Gunung Marapi yang berada di Kabupaten Agam, Sumatera Barat menjadi perbincangan hangat masyarakat, pasalnya gunung berapi aktif tersebut baru saja mengalami peristiwa erupsi.
Gunung Merapi mengalami erupsi pada 3 Desember 2023 lalu, tepatnya yakni pukul 15.00 waktu setempat.
Letusan yang terjadi pun terkesan tiba-tiba, lantaran saat itu masih banyak orang yang sedang melakukan pendakian.
Setidaknya pada saat peristiwa terjadi terdapat 75 orang yang melakukan pendakian, dan saat ini dikabarkan jika terdapat 23 pendaki yang meninggal dunia atas insiden mengerikan tersebut, sementara 52 sisanya selamat, meskipun beberapa masih membutuhkan perawatan intensif lantaran mengalami luka bakar di tubuhnya.
Berdasarkan informasi kejadian erupsi di Gunung Marapi beberapa waktu lalu tidak disertai tanda apapun bahkan gempa vulkanik pun tidak ada, hal ini tentunya membuat banyak pihak kaget akan peristiwa tersebut.
Dari keterangan Sri Wahyuni saat itu, ia bersama 9 orang temannya berhasil selamat dari erupsi Gunung Marapi Sumatera Barat.
Pasalnya saat peristiwa tersebut dirinya telah melakukan perjalanan turun.
"Kami saat itu di puncak hari Minggu pukul 7.50 WIB, lalu turun dari tempat camp jam 13.35 WIB, nah erupsinya itu sekitar jam 14.45 WIB, posisinya kami saat itu masih berada di pos 5," kata Sri Wahyuni.
Saat itu dirinya mendengar suara letusan, ia dan 6 rekannya pun langsung saling bertatapan, tidak lama setelah itu, hujan batu dan ranting pohon berjatuhan di sekitarnya.
"Untuk menyelamatkan diri, kami semua lari sekencangnya ke arah bawah dan mencari perlindungan dibawah pohon besar, kami bersembunyi disitu terus," ujarnya.
Ia pun terus melanjutkan perjalanannya ke bawah, hingga akhirnya sampai ke pos 3 dan bertemu dengan teman rombongan lainnya. Ia pun akhirnya sampai di BKSDA dengan selamat
"Ketika udah kumpul semua, kami sama - sama lari kebawah sekuat tenaga tanpa henti. Akhirnya kami semua sampai di pos 2, berhenti sejenak lalu lari kembali ke bawah dan sampai di pos BKSDA dengan selama, walaupun ada salah satu teman kakinya yang keseleo," ungkapnya.
Cerita Sri Wahyuni Melihat Pendaki Melempar Bat Sebelum Erupsi Gunung Marapi
Sri merupakan pendaki asal Pekanbaru, dirinya melakukan pendakian bersama dengan rombongannya yang berjumlah 9 orang. Dirinya mengaku berada di puncak pada 3 Desember 2023 pukul 7.50 WIB, beruntung pada saat erupsi terjadi pada 15.00 WIB ia sudah turun.
Walaupun dirinya mampu menyelamatkan diri, tentu saja hal ini menjadi trauma mendalam bagi dirinya dan para korban lainnya. Saat sampai di BKSDA ia memutuskan langsung pulang ke rumah, hal ini dikarenakan syok saat dengan apa yang dialaminya.
"Yang jelas, suara ledakannya besar, sampai sekarang juga masih terngiang suara ledakan nya," kata Sri.
Baca Juga: Ada Luka Lebam pada Jasad Empat Anak di Jagakarsa, Polisi Lakukan Pemeriksaan Lebih Lanjut
Tidak hanya menceritakan tentang perjuangan menyelamatkan dirinya, Sri juga bercerita ia melihat seorang pendaki melempar batu sebelum erupsi terjadi, hingga ia menduga yang menjadi pemicu letusan Gunung Marapi.
"Sekedar info, kemarin pas di puncak ada yg lempar batu ke kawah, mana tau itu pemicu erupsi nya, ada satu orang yang melempar, memakai celana coklat batik," bebernya.
Dari kejadian nahas tersebut, Sri Wahyuni berharap agar kedepannya para pendaki untuk bisa lebih menjaga sikap dan perilakunya ketiak berada di puncak, ia juga menyebut turut prihatin atas peristiwa erupsi Gunung Marapi yang memakan banyak korban tersebut.***