ZONABANTEN.com – Profil Hoegeng Iman Santoso, mantan Kapolri yang dikenal jujur dan anti suap. Iman Santoso, atau yang akrab disapa Hoegeng ini adalah mantan Kapolri periode 1968-1971 yang namanya masih dikenang hingga saat ini. Hoegeng lahir di Pekalongan, Jawa Tengah, pada 14 Oktober 1921. Ia menikah dengan Meriyati Roeslani dan dikaruniai 3 orang anak. Nama Hoegeng dikenal banyak orang karena kejujurannya dan karakternya yang menginspirasi selama berkarier di dunia kepolisian Indonesia.
Beberapa hari sebelum Hoegeng dilantik sebagai Kepala Jawatan Imigrasi sekitar tahun 1960-an, sebagai pegawai negeri, ia berusaha menaati peraturan yang diterapkan pada sipil.
Salah satu aturannya adalah bahwa pegawai negeri dan keluarga tidak diperbolehkan berbisnis. Sementara, saat ia diangkat sebagai Kepala Jawatan Imigrasi, istrinya baru saja membangun toko bunga.
“Karena saya diangkat jadi Kepala Jawatan Imigrasi, maka saya meminta Mery supaya menutup perusahaan bunganya. Saya khawatir nanti orang jadi berbaik-baik pada saya dengan membeli bunya istri saya. Dan, Mery mengerti keputusan saya,” tuturnya dikutip dari Majalah Tempo edisi 22 Agustus 1992 dengan judul “Bertahan di Jalur Jujur”.
Setelah tiga tahun menjadi intel (Kepala Dinas Pengawasan Keselamatan Negara se-Jawa Timur—badan intel kepolisian kala itu) pada tahun 1955, Hoegeng ditugaskan ke Medan.
Saat itu ia berpangkat Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP), dan menjabat sebagai Kepala Direktorat Reserse Kriminal Kantor Polisi Provinsi Sumatera Utara.
Tiba di Pelabuhan Belawan, ia dan istri disambut oleh rekan-rekan dari kantor barunya. Namun, ada satu orang China yang tiba-tiba muncul, menyalami tangannya dengan erat dan membungkuk kepadanya.