Setelah Indonesia menjalin kerjasama dengan NASA, banyak masyarakat Indonesia yang tertarik untuk melihat Bumi dari kejauhan.
Saat itu, Indonesia berkesempatan mengirim seseorang untuk naik pesawat ulang-alik bersamaan dengan peluncuran Satelit Palapa.
Kementerian Riset dan Teknologi bersama Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia saat itu mendiskusikan tentang siapa yang akan mewakili Indonesia.
Baca Juga: NASA Resmikan 10 Calon Astronot Baru Untuk Misi Paling Menakutkan di Luar Angkasa Tahun 2025
Kedua lembaga tersebut memunculkan kandidat-kandidat dari berbagai golongan, seperti tentara, pilot, hingga ibu rumah tangga.
“Banyak calon para tentara, sebagian besar di antaranya para pilot pesawat pemburu, ada yang dari penerbangan Angkatan Laut. Banyak juga remaja, mahasiswa, sampai ibu rumah tangga,” ujarnya.
Ketika indonesia mendapat izin untuk melakukan riset ilmiah mengenai misi luar angkasa tersebut, pemerintah memutuskan ilmuwan sebagai kandidat yang akan diberangkatkan.
Bersamaan dengan itu, untuk mengikuti pelatihan sekaligus riset ilmiah pesawat ulang-alik diberi nama Indonesian Space Experiment.
Meskipun misi tersebut gagal, namun Pratiwi tetap menjalani penelitian di Amerika Serikat dan beralih untuk penelitian yang dilakukannya di kompleks NASA, Amerika Serikat.
Kini, Pratiwi menjabat sebagai profesor mikrobiologi di Universitas Indonesia.***