Naskah Pidato Tentang Pendidikan, Cocok Dibawakan untuk Lomba Pidato Hardiknas 2023

- 1 Mei 2023, 13:55 WIB
Naskah Pidato Hardiknas
Naskah Pidato Hardiknas /Freepik.com/waverickmedia

Beliau berasal dari lingkungan keluarga kraton Yogyakarta. Setelah menamatkan ELS (Sekolah Dasar Belanda), ia meneruskan pelajarannya ke STOVIA (Sekolah Dokter Bumiputera), tapi tidak sampai tamat karena sakit yang dideritanya.

Perkenalan beliau dengan Dr. Danudirdja Setyabudhi (Douwes Dekker) dan Dr. Cipto Mangunkusumo melahirkan sebuah gagasan baru untuk mendirikan partai politik pertama yang beraliran nasionalisme Indonesia, yakni Indische Partij.

Partai yang berdiri pada tahun 1912 ini memiliki keyakinan bahwa nasib dan masa depan penduduk Indonesia terletak di tangan mereka sendiri, karena itu kolonialisme harus dihapuskan.

Namun sayang, status badan hukumnya ditolak oleh Pemerintah Kolonial Belanda yang merasa tersinggung dan dianggap dihina sehingga bermaksud membubarkannya.

Upaya Ki Hajar Dewantara beserta Dr. Douwes Dekker dan Dr. Cipto Mangunkusumo tidak berhenti sampai disitu saja.

Mereka bertiga kemudian membentuk Komite Bumiputera, yaitu sebuah organisasi tandingan dari komite yang dibentuk oleh Pemerintah Belanda.

Karena usaha mereka inilah sehingga akibatnya mereka bertiga diasingkan ke Belanda. Setelah pulang dari pengasingan, Ki Hajar Dewantara bersama rekan-rekan seperjuangannya mendirikan kembali sebuah Perguruan Nasional yakni Perguruan Taman Siswa pada tanggal 3 Juli 1922 di Yogyakarta.

Baca Juga: KJP Plus Mei 2023 Cair Hari Ini, Cek Informasi Selengkapnya DISINI

Perguruan itu bercorak nasional dan berusaha menanamkan rasa kebangsaan dalam jiwa anak didik.

Pernyataan asas dari Taman Siswa berisi tujuh pasal yang memperlihatkan bagaimana pendidikan itu diberikan, yaitu untuk menyiapkan rasa kebebasan dan tanggung jawab, agar anak-anak berkembang merdeka dan menjadi serasi, terikat erat kepada milik budaya sendiri sehingga terhindar dari pengaruh yang tidak baik dan tekanan dalam hubungan kolonial, seperti rasa rendah diri, ketakutan, keseganan dan peniruan yang membuta. Selain itu anak-anak didik menjadi putra tanah air yang setia dan bersemangat, untuk menanamkan rasa pengabdian kepada bangsa dan negara.

Halaman:

Editor: Rahman Wahid

Sumber: academia.edu


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah