Ada di Google Doodle Hari Ini, Siapakah Sapardi Djoko Damono? Berikut Biografinya

- 20 Maret 2023, 10:56 WIB
Biografi singkat Sapardi Djoko Damono, pakar sastra yang wajahnya ada di Google Doodle pada 20 Maret 2023
Biografi singkat Sapardi Djoko Damono, pakar sastra yang wajahnya ada di Google Doodle pada 20 Maret 2023 /Google Doodle

ZONABANTEN.com – Ada di Google Doodle hari ini, siapakah Sapardi Djoko Damono? Berikut biografinya. Hari ini, tepatnya 20 Maret 2023, Google Doodle menampilan sosok pria bernama Sapardi Djoko Damono, siapakah ia? Sapardi Djoko Damono adalah seorang penyair, dosen, pengamat sastra, kritikus sastra, dan pakar sastra yang lahir di Solo, Jawa Tengah, pada 20 Maret 1940.

Sapardi merupakan anak pertama dari pasangan Sadyoko dan Saparian. Ia berasal dari Solo, tepatnya Ngadijayan.

Sapardi Djoko Damono menikahi seorang wanita Jawa bernama Wardiningsih, dan dikaruniai 2 orang anak bernama Rasti Sunyandani dan Rizki Henriko.

Sapardi sempat mengenyam pendidikan di Sekolah Rakyat (SR) Kraton “Kasatriyan”, lalu lanjut ke SMP Negeri II Solo.

Setelah lulus dari bangku SMA, ia melanjutkan pendidikannya ke sebagai mahasiswa Jurusan Sastra Inggris di Fakultas Sastra dan Kebudayaan, Universitas Gadjah Mada.

Baca Juga: Biografi Singkat dan Prestasi Donald Pandiangan, Sosok ‘Robin Hood Indonesia’ yang Muncul di Google Doodle

Ia pernah memperdalam pengetahuannya tentang humanities di University of Hawaii, Amerika Serikat, pada tahun 1970-1971.

Di tahun 1989, Sapardi mendapat gelar doktor dalam ilmu sastra, dan dikukuhkan sebagai guru besar di Fakultas Sastra, Universitas Indonesia pada tahun 1950-an.

Sapardi juga pernah ditetapkan sebagai dosen tetap di Fakultas Sastra-Budaya Universitas Diponegoro, dan di Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra Universitas Indonesia.

Tahun 1986, di Wisma Arga Mulya, Tugu, Bogor, Sapardi mengemukakan argumen untuk mendirikan organisasi profesi kesastraan Indonesia.

Dua tahun kemudian, secara resmi terbentuk Himpunan Sarjana-Kesusastraan Indonesia (HISKI), yaitu organisasi sastra yang didirikannya. Ia terpilih sebagai Ketua Umum HISKI Pusat selama tiga periode.

Untuk mengembangkan kariernya sebagai sastrawan, Sapardi seringkali menghadiri berbagai pertemuan internasional.

Baca Juga: Jadi Google Doodle, Sejarah Angklung Demi Nyai Sri Pohaci Lambang Dewi Kesuburan 

Saat memasuki masa pensiun sebagai guru besar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia pada tahun 2005, Sapardi masih diberi tugas sebagai promotor konsultan dan penguji di beberapa perguruan tinggi, termasuk menjadi konsultan Badan Bahasa.

Peran Sapardi dalam kehidupan sastra Indonesia sangat penting. Ia merupakan seorang penyair yang orisinil dan kreatif.

Sajak-sajaknya ia kumpulkan dalam buku yang berjudul “Duka-Mu Abadi”, “Mata Pisau”, “Akuarium”, “Perahu Kertas”, “Sihir Hujan”, “Hujan Bulan Juni”, “Arloji”, “Ayat-ayat Api”, “Mata Jendela”, dan “Ada Berita Apa Hari Ini, Den Sastro”.

Sebagai pakar sastra, Sapardi menulis beberapa buku yang sangat penting, antara lain “Sosiologi Sastra: Sebuah Pengantar Ringkas”, “Novel Sastra Indonesia Sebelum Perang”, “Kesusastraan Indonesia Modern: Beberapa Catatan”,”Novel Jawa Tahun 1950-an: Telaah Fungsi, Isi, dan Struktur”, “Politik, Ideologi, dan Sastra Hibrida”, dan masih banyak lagi.

Sapardi telah memperoleh berbagai penghargaan dan hadiah, atas prestasinya dalam menulis puisi.***

Editor: Dinda Indah Puspa Rini

Sumber: Ensiklopedia Kemdikbud


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x