Sri Mulyani : Utang Diperlukan Untuk Jaga Stabilitas Ekonomi

- 20 Juli 2020, 09:42 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani
Menteri Keuangan Sri Mulyani //Instagram/@smindrawati

ZONABANTEN.com - Untuk menjaga stabilitas perekonomian sebuah negara diperlukan strategi keuangan yang mumpuni. Salah satunya dengan menggunakan hutang luar negeri.

Bahkan Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan, hampir seluruh negara yang mayoritas penduduknya Islam berutang untuk menjaga stablitas perekonomian.

Ia menyebutkan beberapa negara seperti Arab Saudi, Qatar, UAE, Maroko dan juga Indonesia.

"Kalau teman-teman yang suka pakai (contoh) negara Islam, semua negara Islam di dunia berutang. Mau (Arab) Saudi, UAE, Qatar, Maroko, Pakistan, Afghanistan, Kazakhstan," ungkap Sri Mulyani, Senin 20 Juli 2020.

Baca Juga: Gibran Maju di Pilwakot Solo, Pengamat : Tidak Ada Makan Siang Gratis

Bukan hanya utang, Sri Mulyani menyebut negara Islam juga seringkali mendapatkan hibah dari berbagai negara dan Bank Dunia sebagai sumber penerimaan. Salah satu contoh adalah negara Islam yang ada di kawasan Afrika dan masuk kategori miskin.

"Bahkan saya tahu waktu itu Bank Dunia, negara Islam terutama yang di Afrika mayoritas miskin sekali dan mereka dapat utang, bahkan diberikan hibah," ujar Sri Mulyani.

Artikel ini telah ditayangkan sebelumnya di Galamedianews dengan judul Termasuk Arab Saudi, Hampir Seluruh Negara Berpenduduk Mayoritas Islam Memiliki Utang

Baca Juga: Lebihi Target, Kini Palembang Miliki Ratusan Rumah Tahfidz

Sehubungan hal itu, Sri Mulyani meminta agar masyarakat tidak memandang utang sebagai hal yang mengkhawatirkan. Pasalnya, utang sebenarnya dibutuhkan sebagai salah satu sumber penerimaan negara, khususnya untuk mencukupi kebutuhan belanja agar kegiatan ekonomi bergerak.

Sebagai contoh, utang diperlukan untuk mencukupi kebutuhan 20 persen anggaran sektor pendidikan, sektor kesehatan, dan menekan angka kemiskinan. Utang juga dibutuhkan untuk membangun proyek infrastruktur, kegiatan riset, sampai pengadaan alutista untuk keamanan dan pertahanan negara.

Lagi pula, kebutuhan belanja negara juga semakin meningkat setiap tahunnya. Dengan demikian, negara terpaksa berutang untuk mencukupi belanja tersebut.

Baca Juga: One Piece 985 Telah Terbit, Bagaimana Momonosuke Diselamatkan Dari Eksekusi?

"(Kalau memilih) Lebih baik tidak berutang? Itu juga kebijakan. Tapi kami menunda (pembangunan) infrastruktur, kesehatan, pendidikan. Jadi, kita negara jumlah masyarakatnya banyak, 267 juta, tapi anak-anak kurang gizi, miskin," kata Sri Mulyani.

Ia menekankan utang bukanlah sumber dana praktis yang dipilih pemerintah. Hal yang terpenting adalah utang bisa dikelola dengan baik.

Sebagai informasi, Bank Indonesia (BI) mencatat jumlah utang luar negeri Indonesia sebesar 404,7 miliar dolar AS atau Rp5.922 triliun (kurs Rp14.633 per dolar AS) pada Mei 2020. Jumlah itu meningkat 4,8 persen dari 400,2 miliar dolar AS pada April 2020.*** (Dicky Aditya)

Editor: Bondan Kartiko Kurniawan

Sumber: Galamedianews


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah