Gunung Semeru Erupsi 2 Hari Berturut-turut, Tinggi Kolom Abu Capai 500 M di Atas Puncak

- 3 Desember 2022, 20:16 WIB
Ilustrasi. Gunung Semeru Erupsi 2 Hari Berturut-turut, Tinggi Kolom Abu Capai 500 M di Atas Puncak
Ilustrasi. Gunung Semeru Erupsi 2 Hari Berturut-turut, Tinggi Kolom Abu Capai 500 M di Atas Puncak /

ZONA BANTEN.com - Gunung Semeru merupakan salah satu gunung berapi aktif yang ada di Indonesia.

Gunung Semeru kembali mengalami erupsi pada Sabtu, 3 Desember 2022 pukul 05:20 WIB dengan tinggi kolom abu teramati  500 m di atas puncak atau setara dengan  4.176 m di atas permukaan laut.

Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah selatan. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 20 mm dan durasi 75 detik.

Sebelumya, Gunung Semeru juga telah mengalami erupsi pada Jum’at, 2 Desember 2022 pukul 05:50 WIB.

Baca Juga: 4 Desember sebagai Hari Disabilitas Internasional, Mas Menteri Nadiem Makarim Puji Karya Guru SLBN 

Tinggi kolom abu teramati  500 m di atas puncak atau setara dengan  4.176 m di atas permukaan laut.

Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah timur laut. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 122 detik.

Gunung Semeru terletak pada 2 kabupaten, yakni Kabupaten Malang dan Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur.

Secara geografis, Gunung Semeru terletak di 8° 6,5’ LS dan 112° 55’ BT dengan ketinggian puncak sebesar 3676 mdpl.

Baca Juga: Tanggal 5 Desember Ada Hari Walt Disney, Peringatan Apa Itu? Ketahui Sejarahnya Berikut 

Secara visual dan instrumental, pemantauan Gunung Semeru dilakukan dari 2 pos pengamatan, yakni berada di Desa Sumber Wuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang dan di Desa Agrosuko, Kecamatan Ampelgading, Kabupaten Malang.

Dilansir ZONA BANTEN.com dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), perkembangan terakhir aktivitas Gunung Semeru pada 1 November 2022 hingga 2 Desember 2022 pukul 24:00 WIB adalah sebagai berikut:

  • Pemantauan visual Gunung Semeru menunjukkan bahwa letusan abu terjadi dengan rata-rata 88 kali erupsi per hari. Awan panas guguran terjadi 2 kali dengan jarak luncur maksimal mencapai 4.5 km dari puncak. Asap kawah utama teramati berwarna putih dan kelabu dengan intensitas tipis hingga tebal dan tinggi mencapai 50 – 1500 meter dari puncak.
  • Aktivitas kegempaan terekam 2919 kali Gempa Letusan, 2 kali Gempa Awan Panas, 81 Gempa Guguran, dan 137 kali Gempa Hembusan. Hal ini menunjukkan aktivitas awan panas guguran masih berpotensi terjadi dikarenakan adanya endapan material dari pusat erupsi. Selain berpotensi terjadi awan panas, potensi terjadinya aliran lahar juga masih tinggi mengingat curah hujan yang cukup tinggi di Gunung Api Semeru. 
  • Pemantauan deformasi masih menunjukkan terjadinya inflasi (peningkatan tekanan) yang menunjukkan masih terjadinya proses suplai magma ke dalam kantong magma maupun ke permukaan. Pemantauan area panas (hotspot) menunjukkan adanya anomali thermal sekitar 12 Mw di sekitar area kawah yang mengindikasikan masih adanya tumpukan material panas pada kawah Gunung Api Semeru.
  • Mengingat kegiatan Gunung Api Semeru masih tinggi dan serta masih berpotensi terjadinya awanpanas guguran serta aliran lava maka Badan Geologi menyatakan Tingkat Aktivitas Gunung Api Semeru masih berada pada Level III (SIAGA) hingga 2 Desember 2022.

Baca Juga: Jadwal Misa Online Minggu Adven Ke-2 Tanggal 4 Desember 2022 

Tingkat aktivitas Gunung Semeru sejak 16 Desember 2021 hingga saat ini adalah Level III (Siaga). Oleh karena itu, PVMBG memberikan himbauan kepada masyarakat, pengunjung, maupun wisatawan untuk mematuhi beberapa peraturan berikut:

  • Mematuhi rekomendasi yang dikeluarkan oleh Badan Geologi melalui Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi.
  • Tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi). Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.
  • Tidak beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar)
  • Mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.

Baca Juga: 4 Desember Ada Hari Cheetah Internasional, Begini Sejarah Penetapan Peringatan Tahunan Ini 

Karakter erupsi Gunung Semeru saat ini adalah berupa erupsi eksplosif yang berselang seling dengan erupsi efusif.

Letusan abu dari Gunung Semeru bertipe vulcanian dan terjadi setiap hari, yang terkadang disertai guguran lava serta awan panas guguran.

Aliran awan panas guguran tersebut mengarah ke bukaan kawah sebelah tenggara, yaitu mengarah ke hulu Besuk Kobokan, Besuk Bang, dan Besuk Kembar.***

Editor: Yuliansyah

Sumber: magma.esdm.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x