Baca Juga: Presiden Jokowi dan Ibu Iriana Sambut Kelahiran Cucu Kelima Berjenis Kelamin Laki-laki
Ini tentunya membuka kenyataan bahwa ada kasus yang lebih besar lagi, di luar dari kasus mahasiswa dan ibu rumah tangga.
Data menyebutkan, golongan masyarakat yang menyumbang angka tertinggi untuk kasus HIV/AIDS ini, rupanya dipegang oleh pekerja swasta.
Golongan pekerja swasta rupanya menjadi bagian 31,01 persen dari 5.943 kasus HIV/AIDS, atau setara 1.842 kasus.
Adapun untuk faktor penularan, Sis Silvia Dewi menjelaskan bahwa resiko tertinggi rupanya berasal dari perilaku seksual beresiko, atau heteroseksual.
Setidaknya sebanyak 39,52 persen dari kasus HIV/AIDS di Kota Bandung, berasal dari perilaku seksual tersebut.
"Jadi kalau penyebabnya itu berdasarkan faktor resiko terbanyak di Kota Bandung, memang heteroseksual itu tinggi 39,52 persen jadi penularan antara perempuan dengan laki-laki lah seperti itu," kata Sis Silvia Dewi lebih lanjut.
Baca Juga: Inilah Ciri-ciri dan Mitos dari Perkutut Blorok Sono, Pemiliknya Bisa Dapatkan Ini, Kalau...
Berikut ini adalah detail penyebaran pengidap HIV/AIDS yang memegang KTP Kota Bandung, hingga Desember 2021:
- Swasta: 31.01 persen
- Wiraswasta: 15.32 persen
- Tidak bekerja: 12.44 persen
- Ibu rumah tangga: 11.18 persen
- Lain-lain: 9.45 persen
- Mahasiswa: 6.96 persen
- Tidak diketahui: 6.49 persen
- Pekerja sex: 2.53 persen
- PNS 1.99 persen
- Tenaga medis: 0.56 persen
- Napi: 0.50 persen
- Sopir: 0.46 persen
- TNI Polri: 0.43 persen
- Buruh kasar: 0 persen
Baca Juga: Tes Kepribadian: Pilih Gambar dan Temukan Kekuatanmu yang Bersinar