Seperti Buckmeister Bu-131, Jungmann, de Havilland DH-82 Tigermoth, Piper Cub, dan pesawat Walraven W-2 yang pernah melakukan penerbangnan Batavia-Amsterdam pada 27 September 1935.
Namun, saat Perang Asia-Pasifik, Bandara Kemayoran juga menjadi salah satu korban serangan pesawat-pesawat Jepang. Tanggal 9 februari 1942, 2 pesawat DC-5, 2 pesawat Brewster dan 1 pesawat F-VII terkena serangan hingga beberapa pesawat KNILM terpaksa diasingkan ke Australia.
Saat masa kekuasaan Jepang (1942-1945), pesawat-pesawat buatan Jepang mengisi Kemayoran. Pesawat yang pertama mendarat adalah pesawat tempur Mitsubishi A6M2 Zeke, atau yang dikenal dengan nama Navy-0 atau Zero.
Setelah Jepang menyerah, giliran pesawat-pesawat Sekutu yang memenuhi Kemayoran. Seperti Supermarine Spitfire, B-25 Mitchell, dan p-51 Mustang.
Baca Juga: Sejarah Hari Merah Muda Internasional, Digagas oleh Dua Orang Siswa Asal Kanada
Saat masa perjuangan kemerdekaan Indonesia, dibuatlah Garuda Indonesia Airways, yang membuat pesawat-pesawat modern saat itu hadir di Kemayoran.
Era penerbangan sipil modern pada tahun 1950-an ditandai dengan beroperasinya pesawat bermesin jet.
Kala itu, pesawat-pesawat turboprop berdatangan ke Kemayoran, seperti Saab 91 Safir, Grumman Albatros, Ilyushin II-14, Cessna, dan pesawat-pesawat buatan Nurtanio seperti NU-200 Sikumbang, Belalang, dan Kunang.
Bahkan, berbagai kepala negara dunia juga pernah menginjakkan kakinya di Bandara Kemayoran dengan diselenggarakannya acara tingkat internasional, seperti Konferensi Asia Afrika pada era Soekarno.
Militer Indonesia, AURI (sekarang TNI AU) juga memanfaatkan Bandara Kemayoran pada tahun 1950-an sampai awal 1960-an.