Network
ZONABANTEN.com - Update harga minyak goreng hari ini, Kamis 17 Maret 2022 setelah subsidi resmi dicabut dan kembali ke harga pasar.
Harga minyak goreng kemasan saat ini sudah kembali normal, setelah pemerintah akhirnya memutuskan mencabut subsidi yang sebelumnya diberlakukan.
Harga minyak goreng kemasan kini telah kembali sesuai dengan harga pasar, tidak lagi berdasarkan Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp14.000 per liter.
Pencabutan kebijakan ini dilakukan oleh pemerintah seiring dengan ketidakpastian pasokan energi dan pangan yang sedang mengalami kelangkaan.
Permasalahan ini menjadi kondisi global saat ini, dimana ketersediaan bahan baku minyak goreng, Crude Palm Oil (CPO) menjadi sangat langka.
Pencabutan subsidi ini pun membuat harga minyak goreng kemasan bermerek di seluruh wilayah Indonesia sekarang mengalami kenaikan signifikan.
ZONABANTEN.com mengecek harga minyak goreng berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional yang dilansir situs hargapangan.id.
Diketahui bahwa harga minyak goreng kemasan bermerek 1 pada hari ini, Kamis 17 Maret 2022, menyentuh angka rata-rata Rp20.700 per liter.
Baca Juga: 10 Link Twibbon untuk Sambut Malam Nisfu Syaban 1443 H, Cocok untuk Dibagikan di Media Sosial
Harganya itu mengalami kenaikan dari rata-rata Rp20.650 per liter pada hari sebelumnya. Harga rata-ratanya belakangan ini memang jauh di atas HET.
Meski begitu, harga minyak goreng kemasan bermerek 1 di wilayah Provinsi Banten rata-rata hanya Rp17.150 per liter pada hari ini, Kamis 17 Maret 2022.
Bahkan, harga rata-rata minyak goreng kemasan bermerek 1 di Kota Serang hanya Rp16.500 pr liter, sedangkan di Kota Tangerang Rp17.000 per liter.
Sementara, harga rata-rata minyak goreng curah di Indonesia mencapai Rp16.650 per liter, meskipun pemerintah telah menetapkan HET Rp14.000 per liter.
Bank Indonesia (BI) memperkirakan harga minyak goreng akan kembali normal menjelang bulan puasa Ramadhan yang akan dimulai pada awal April 2022.
Hal ini menyusul semakin tingginya suplai minyak goreng di pasaran, setelah eksportir diwajibkan untuk ikut memenuhi kebutuhan pasar domestik.***
