Kadang-kadang, mereka harus menerjang lumpur setinggi pinggang mereka.
Sementara itu, pada Sabtu dan Minggu, suhu mencapai 30 derajat Celcius menjadi halangan lain.
“Aku masih tidak percaya, tapi inilah kenyataannya.” ujar Araki Michio, seorang penduduk setempat yang selamat, kepada NHK.
“Saya hanya ingin semua orang yang hilang segera ditemukan,” ujar Araki yang menyaksikan tim penyelamat membersihkan lumpur dan puing-puing.
Araki menggambarkan kepedihan melihat kampung halamannya dilanda bencana.
Dia mengungkapkan bahwa meskipun anggota keluarganya aman dan rumahnya selamat, beberapa temannya hilang.
Baca Juga: Putra Presiden Jokowi Gibran Rakabuming Raka Positif Covid-19, Ternyata Ini Penyebabnya
Sebagian Atami masih belum memiliki pasokan air, dan beberapa jalan masih terhalang.
Bagi warga yang terkena dampak, itu berarti pendakian yang curam menanjak untuk mencapai stasiun air.
Pada hari Senin, pihak berwenang setempat mulai membawa kantong air untuk orang-orang yang membutuhkannya.