Jokowi Minta Libur Akhir Tahun Dikurangi, Pengamat Publik: Ini Buruk bagi Daerah Tujuan Wisata

- 30 November 2020, 12:10 WIB
ilustrasi liburan
ilustrasi liburan /ZyrexPl/pixabay/ZyrexPl

Pasalnya, di masa libur banyak masyarakat dari kota besar yang berbondong-bondong ke daerah tujuan wisata, yang membuat geliat pariwisata dan ekonomi di daerah tersebut tumbuh.

Dia mencontohkan saat libur panjang Maulid Nabi Muhammad akhir Oktober lalu. Menurutnya, pada saat libur panjang tersebut, okupansi hotel naik 40%.

Baca Juga: Wah, Para Lelaki dalam Bahaya! Bila Melihat Ramalan dan Prediksi di Tahun 2021 

Selain hotel, UMKM juga dapat hidup dengan adanya libur, karena banyak wisatawan yang membeli buah tangan produk UMKM.

Dengan adanya libur panjang, pendapatan asli daerah (PAD) juga mengalami kenaikan.

"Di libur Maulid Nabi kemarin, ada kenaikan 40% pada hunian hotel, secara langsung mempertahankan kapasitas hotel agar tetap survive," katanya.

Baca Juga: Geger! Ribuan Foto Syur Milik Permaisuri Raja Thailand Bocor ke Publik, Salah Kirim ? 

Namun demikian, ia juga menilai bahwa pertimbangan pemerintah untuk memangkas libur akhir tahun adalah hal tepat. Dalam artian, pemerintah fokus mengutamakan keselamatan rakyat.

"Tapi saya lihat pemerintah sekarang ada perhatian terhadap penanganan Covid, jadi seperti berat ke soal Covid. Karena kalau tidak ditangani secara benar, dari ke hari yang ada korban banyak berjatuhan," katanya.

Sebelumnya, menurut SKB 3 Menteri, jumlah libur akhir tahun total ada 11 hari dengan rincian sebagai berikut;

Halaman:

Editor: Julian

Sumber: Prfmnews


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x