Rapat Sumpah Pemuda 1928 Diadakan di 3 Tempat, Salah Satunya Ada di Komplek Katedral Jakarta

28 Oktober 2020, 12:33 WIB
Diorama Kongres Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 /Lingkar Madiun/Museum Sumpah Pemuda

ZONABANTEN.com Setiap tanggal 28 Oktober diperingati sebagai Hari Sumpah Pemuda.

Peristiwa Sumpah Pemuda pada tahun 1928 cukup penting sebagai tonggak sejarah dari peristiwa pembentukan negara Indonesia.

Kongres Pemuda Kedua tahun 1928 berlangsung di tiga tempat berbeda di Jakarta dan dibagi dalam tiga rapat.

Ketiga tempat itu adalah Pada rapat pertama, Sabtu, 27 Oktober 1928, yang berlangsung di Gedung Katholieke Jongelingen Bond (Gedung Pemuda Katolik) yang kini menjadi aula Gereja Katedral Jakarta.

Pada rapat kedua, Minggu 28 Oktober 1928,yang berlangsung di Gedung Oost-Java Bioscoop yang saat ini berada di sekitar gedung Mahkamah Agung jalan Medan Merdeka Utara di dekat Istana.

Baca Juga: Gunakan Trik Ini supaya Dapat KKS, BLT Bansos Rp500 Ribu per KK Non PKH Bisa Cair

Pada rapat ketiga, Minggu 28 Oktober 1928, yang berlangsung di Gedung Indonesische Clubgebouw (sekarang Museum Sumpah Pemuda) di Jalan Kramat No. 106.

Pada 28 Oktober 1928, Kongres Pemuda Kedua digelar oleh para pemuda Indonesia yang berasal dari beragam daerah. 

Penggagas Kongres Pemuda II adalah Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI)

Untuk memperingatinya, sejak tahun 1959 tanggal 28 Oktober ditetapkan sebagai Hari Sumpah Pemuda.

Keputusan Hari Sumpah Pemuda ini ditetapkan oleh pemerintah Indonesia melalui Keppres No. 316 Tahun 1959 tanggal 16 Desember 1959.

Kongres Pemuda Kedua diadakan pada 27-28 Oktober 1928.

Baca Juga: Cuti Bersama 28 Oktober, Jakarta Siaga Demo Sejumlah Ruas Jalan Ditutup dan Dialihkan

Kongres Pemuda Kedua itu digelar agar hubungan antar perkumpulan daerah dapat lebih erat serta untuk memperjelas visi kebangsaan, seperti diketahui, pada tahun tersebut, Indonesia belumlah merdeka.

Kongres ini merupakan lanjutan dari Kongres Pemuda Pertama yang telah berlansung pada tahun 1926.

Kongres Pemuda Pertama diselenggarakan pada 30 April-2 Mei 1926 di Jakarta dan dihadiri oleh Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Islamieten Bond, Jong Ambon, Sekar Rukun, Jong Minahasa, dan Jong Batak

Pada Kongres kedua ini dihadiri oleh 750 peserta dari berbagai organisasi seperti Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Batak, Pemoeda Indonesia, Jong Islamieten Bond, Jong Celebes, Sekar Rukun, Jong Ambon, dan Pemuda Kaum Betawi.

Baca Juga: Kurs Rupiah terhadap Dolar Amerika Pagi Ini 28 Oktober 2020: Rupiah Perkasa, The Greenback Lunglai

Kongres Pemuda Kedua berlangsung di tiga tempat berbeda dan dibagi dalam tiga rapat

Pada rapat pertama, Sabtu 27 Oktober 1928, yang berlangsung di Gedung Katholieke Jongelingen Bond (Gedung Pemuda Katolik). Lokasi gedung saat ini menjadi bagian komplek Gereja Katedral Jakarta di dekat Lapangan Banteng. 

Di gedung itu, Muhammad Yamin berpidato dengan judul “Persatuan dan Kebangsaan Indonesia”. Menurut Muhammad Yamin, persatuan dan kebangsaan Indonesia merupakan hasil kemauan sejarah panjang Nusantara, yang disebutnya Roh Indonesia.

Pada rapat kedua, Minggu 28 Oktober 1928,yang berlangsung di Gedung Oost-Java Bioscoop.

Topik pembahasan pada rapat kedua ini mengenai pendidikan dan peranannya dalam mewujudkan kebangsaan dengan dua pembicara antara lain Poernamawoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro. 

Baca Juga: Provinsi Banten Masuk dalam 5 Provinsi Kenaikan Kasus Covid-19 Tertinggi dalam Sepekan

Pada rapat ketiga, Minggu 28 Oktober 1928, yang berlangsung di Gedung Indonesische Clubgebouw (sekarang Museum Sumpah Pemuda). Di gedung inilah pertama kali lagu Indonesia Raya gubahan Wage Rudolf Supratman diperdengarkan. 

Setelah itu hasil keputusan Rapat yang dirumuskan oleh Muhammad Yamin yang kemudian dikenal dengan Sumpah Pemuda dibacakan olehKetua Panitia Kongres Pemuda Kedua Soegondo Djojopoespito 

Soempah Pemoeda

Pertama:
Kami poetra dan poetri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia.
Kedoea:
Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.
Ketiga:
Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.

***

 

 

 
Editor: Bondan

Sumber: Kemdikbud

Tags

Terkini

Terpopuler