Seorang Tante Tega Hilangkan Nyawa Keponakan Sendiri, Kepolisian Masih Selidiki Motif Kejahatannya

20 Januari 2024, 17:51 WIB
Ilustrasi - Seorang Tante Tega Hilangkan Nyawa Keponakan Sendiri, Kepolisian Masih Selidiki Motif Kejahatannya /Pixabay/PublicDomainPictures

ZONABANTEN.com - Beberapa waktu kebelakang, masyarakat Indonesia tengah dihebohkan dengan kasus pembunuhan tragis bocah SD asal Bolaang Mongondow Timur oleh tantenya sendiri.

Pada Kamis, 18 Januari 2024, Sulawesi Utara dihebohkan dengan peristiwa mengerikan pembunuhan seorang bocah perempuan.

Sebelum ditemukan meninggal dunia, korban sempat dilaporkan hilang, korban akhirnya ditemukan dalam keadaan tragis di perkebunan kelapa, sekitar 300 meter dari pemukiman penduduk. 

Baca Juga: LPP DPW PKB Banten: Caleg yang Berpaling Imbas Politik Bunyi-Bunyian Pembina Santri Milenial Banten

Kapolres Boltim AKBP Sugeng Setyo Budhi, mengonfirmasi kebenaran kasus pembunuhan bocah SD asal Boltim tersebut, kejadian ini pun mengguncang warga setempat dan dunia maya.

Lebih menggemparkan, pelaku pembunuhan tersebut adalah sang tantenya sendiri, AM alias A (19).

Menurut konferensi pers yang digelar polisi, pelaku awalnya membujuk korban untuk memetik sayur sebelum melakukan aksi keji tersebut. 

Setelah dilakukan autopsi oleh pihak kepolisian di RS Bhayangkara Manado pada Jumat, 19 Januari 2024, jenazah bocah SD berusia 8 tahun, TAM, kini telah dikebumikan.

Namun motif dari kejadian mengerikan ini pun masih banyak dipertanyakan masyarakat, lalu apa sebenarnya yang menjadi alasan AM dengan tega menghilangkan nyawa keponakannya sendiri?

Baca Juga: 6 Makanan yang Wajib Ada saat Imlek, Tampilannya Menarik dan Sarat Makna

Motif Pembunuhan Bocah SD oleh Tantenya Sendiri 

Kisah tragis pembunuhan seorang bocah SD berusia 8 tahun, TAM, di Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim), Sulawesi Utara, menjadi sorotan publik setelah terkuak bahwa pelakunya adalah tantenya sendiri, AM (19). 

Seiring berjalannya penyelidikan, motif mengerikan di balik perbuatan keji ini mulai terkuak.

Kapolres Boltim, AKBP Sugeng Setyo Budhi, mengungkapkan bahwa hubungan antara pelaku dan korban adalah hubungan keluarga sebagai tante dan keponakan. 

Namun, apa yang mendasari AM untuk melakukan pembunuhan sedemikian sadis terhadap keponakannya masih menjadi tanda tanya besar.

Berbagai lapisan kehidupan AM pun menjadi fokus penyelidikan.

Saat ini, pihak kepolisian tengah mendalami kemungkinan motif di balik pembunuhan mengerikan ini. 

Beberapa skenario dan spekulasi muncul dari wawancara dan pengungkapan yang telah dilakukan oleh penyidik.

Salah satu kemungkinan adalah adanya konflik atau ketegangan dalam hubungan keluarga yang tidak terlihat secara langsung oleh masyarakat sekitar. 

Baca Juga: Debat Cawapres Berikutnya akan Digelar di JCC, Ini Link Nonton, Tema, Jadwal, dan Panelis yang Hadir

Faktor-faktor psikologis dan emosional yang mungkin memengaruhi AM hingga melakukan tindakan sekejam ini menjadi perhatian serius penyelidikan.

Selain itu, muncul spekulasi tentang motif finansial, di mana perbuatan ini dilakukan untuk mendapatkan perhiasan milik korban. 

Pelaku AM (19), yang merupakan tantenya sendiri kini sudah berada di tahanan kepolisian. 

Dengan bukti yang kuat, pihak kepolisian mengenakan tuduhan tindak pidana pembunuhan berencana dan pencurian dengan pemberatan terhadap AM.

Sesuai dengan hukum yang berlaku, AM terancam hukuman mati atau paling ringan 12 tahun penjara atas perbuatannya yang kejam dan tanpa belas kasihan terhadap keponakannya.

Tragedi ini bukan hanya menyisakan duka mendalam di kalangan keluarga korban, tetapi juga meninggalkan pertanyaan besar tentang kemanusiaan dan keamanan di tengah-tengah masyarakat. 

Pihak berwenang diharapkan terus mengusut tuntas kasus ini untuk memberikan keadilan kepada korban dan keluarganya. 

Sementara itu, masyarakat diharapkan dapat bersatu untuk memastikan bahwa kejadian tragis seperti ini tidak terulang di masa depan, dan keamanan dalam keluarga serta masyarakat menjadi prioritas utama.

Kejadian pembunuhan bocah SD  ini menciptakan kegentingan moral dan emosional di masyarakat Boltim, dan mendorong kebutuhan akan keadilan bagi korban yang kehilangan nyawanya secara tragis. ***

Editor: Rahman Wahid

Tags

Terkini

Terpopuler