Mengenal 5 Tokoh yang Akan Diberi Gelar Pahlawan Nasional Tahun Ini, Berikut Profil Singkatnya

9 November 2022, 14:00 WIB
5 tokoh Indonesia yang akan diberi gelar Pahlawan Nasional di tahun 2022 ini /@mohmahfudmd/Twitter

ZONABANTEN.com – Mengenal 5 tokoh yang akan diberi gelar Pahlawan Nasional Tahun Ini, berikut profil singkatnya.

Pada 10 November mendatang, Indonesia akan memperingati Hari Pahlawan.

Di tahun 2022 ini, Presiden Joko Widodo akan menganugerahkan gelar pahlawan pada 5 tokoh penting yang ikut merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Kelima tokoh ini diusulkan dari berbagai daerah, telah diteliti jejak dan peran juangnya, diseminar ilmiahkan posisi sejarahnya, dan ditetapkan sebagai pahlawan.

Dikutip dari akun Twitter resmi Mahfud MD, @mohmahfudmd, berikut 5 tokoh Indonesia yang akan diberi gelar Pahlawan Nasional:

Baca Juga: 5 Tokoh Ini Bakal Diberi Gelar Pahlawan Nasional oleh Presiden Joko Widodo, Berikut Profil Singkatnya

1. Dr. dr. H. R. Soeharto

Dr. dr. H. R. Soeharto telah berpartisipasi dalam menyelamatkan Bendera Pusaka Merah Putih, pendirian organisasi Ikatan Dokter Indonesia, pendidikan organisasi Perkumpulan Keluarga Berencana (PKB), pembangunan proyek mercusuar dan objek vital masa Presiden Soekarno, seperti Sarinah, Monumen Nasional, dan Masjid Istiqlal.

Selain itu, ia juga terlibat dalam pendirian Rumah Sakit Jakarta dan Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia (PDKI).

Namanya diabadikan sebagai gedung di Kantor PKB, salah satu jalan di Kabupaten Klaten, dan memiliki ruang koleksi khusus memorabilia di Museum Joang 45.

Baca Juga: Jelang Hari Pahlawan 10 November, Presiden Joko Widodo Bakal Beri Gelar Pahlawan Nasional pada 5 Tokoh Ini

2. KGPAA Paku Alam VIII

Paku Alam VIII adalah raja dari Kadipaten Pakualaman (1937-1989). Sebagai raja, perjalanan hidup Paku Alam VIII penuh dengan kegiatan politik, pemerintahan, dan olahraga.

Keputusan strategis Paku Alam VIII adalah ketika ia menyatakan bersekutu dengan Sultan Hamengkubuwono IX.

Peristiwa yang terjadi masih dalam masa penjajahan Belanda, yang mempunyai makna sangat strategis dalam perjalanan NKRI.

Baca Juga: 10 November Hari Pahlawan, Berikut 5 Tokoh Indonesia yang Akan Diberi Gelar Pahlawan Nasional

3. dr. Raden Rubini Natawisastra

Menjalankan misi kemanusiaan sebagai Dokter Keliling di daerah terpencil dan pedalaman Kalimantan Barat, tugas ini dilakukan oleh Raden Rubini dengan melayani penduduk tanpa membeda-bedakan status.

Memasuki bidang politik sejak masuk sebagai anggota Parindra pada tahun 1950-an, ia terus mengembangkan gagasan dan tindakan melawan penjajah, baik terhadap Belanda maupun Jepang.

Sikap gigih melawan penjajah tersebut tak pernah goyah sampai ajal merenggut nyawanya bersama sang istri, Ny. Amelia Rubini, karena dihukum mati oleh Jepang.

Namanya diabadikan sebagai salah satu jalan dan rumah sakit di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat.

Baca Juga: Biografi Singkat Ismail Marzuki, Komposer Besar yang Menjadi Pahlawan Nasional Melalui Karya Seninya 

4. K.H. Ahmad Sanusi

K.H. Ahmad Sanusi adalah salah seorang tokoh pendidikan yang secara tidak langsung melibatkan dirinya pada politik kebangsaan.

Namanya mulai menjadi perhatian penguasa kolonial ketika ia membela nama baik Sarekat Islam (SI) pada tahun 1915, saat masih berada di Mekkah, melalui tulisannya yaitu Nahratul I dharan.

Ia masuk menjadi salah satu anggota BPUPKI yang memasukkan konsep imamat atau demokrasi sebagai landasan bentuk pemerintahan Indonesia yang dimerdekakan.

Sumbangan penting K.H. Ahmad Sanusi dalam kemerdekaan Indonesia adalah fatwanya yang menyebutkan bahwa DI/TII pimpinan Kartosuwiryo tidak Islami, dan mengajak kaum Islam di Jawa Barat untuk tetap berdiri di belakang NKRI.

Hal tersebut kemudian diikuti sebagian besar kiai dan pengikutnya di wilayah Priangan, termasuk wilayah Garut yang menjadi pusat dari DI/TII.

Baca Juga: Singkatan dari 15 Nama Pahlawan Nasional Ini Jarang Diketahui, Siapa Saja Mereka? 

5. Haji Salahuddin bin Talabuddin

Haji Salahuddin bin Talabuddin telah mengabdi selama 32 tahun (1916-1948) melalui perjuangan organisasi SJII, dengan semboyan perjuangan, “Hidup Islam, Hidup Sarekat Islam, Hidup RI. Allahu Akbar”.

Semboyan tersebut ditebusnya melalui pembuangan ke Sawahlunto tahun 1918-1923, pembuangan Nusa Kambangan pada 1941, dan dipindahkan ke Boven Digul pada 1942.

Namanya diabadikan sebagai nama kelurahan di Kota Ternate, Markas Kompi D Raider 732, salah satu jalan di Kota Weda, dan nama Yayasan Pendidikan Haji di Kecamatan Patani.***

Editor: Dinda Indah Puspa Rini

Sumber: Twitter @mohmahfudmd

Tags

Terkini

Terpopuler