Tanaman Kratom, Isu Narkotika Golongan 1 Dibutuhkan 16 Juta Warga AS untuk Kesehatan

11 Agustus 2022, 10:12 WIB
tanaman daun kratom./ Instagram/borneobotanicaltradingcompany_ /

ZONABANTEN.com - Kratom menjadi tanaman yang kini ramai diperbincangkan, terlepas isu dari Narkotika golongan 1, namun diketahui kratom dibutuhkan jutaan warga Amerika Serikat (AS) untuk kesehatan.

Menteri Koperasi dan UKM (MenkopUKM) Teten Masduki menyatakan komoditas kratom memiliki potensi ekonomi yang luar biasa bagi para petani dan masyarakat Indonesia.

“Memang Kratom masih menjadi perdebatan dan masih banyak orang yang khawatir terhadap kratom. Tapi hari ini saya terima kasih mendapatkan input bahwa ternyata kratom aman bagi kesehatan dan ini didukung dengan riset saintifik dan punya nilai ekonomi yang cukup tinggi,” ujar Teten Masduki dalam diskusi dengan Kamar Dagang, Asosiasi Kratom Amerika, Ahli Riset, Senator dan Representative (DPR) USA dengan tema 'Urgensi Keberlangsungan Perdagangan Kratom' di Jakarta, Rabu, 10 Agustus 2022.

Baca Juga: Tokyo Verdy vs Mito Hollyhock, Data, Fakta dan Statistik, Membaca Peluang Pratama Arhan Bermain Lagi

Di Amerika Serikat, lanjutnya, terdapat 16 juta orang yang membutuhkan kratom untuk menyelesaikan masalah kesehatan.

Menurut dia, fakta tersebut berpeluang dimanfaatkan oleh Indonesia untuk mengekspor kratom sehingga para petani kecil yang membudidayakan komoditas itu dapat kian sejahtera.

Terkait adanya isu terkait kratom yang akan dikategorikan dalam golongan 1 Narkotika, Teten Masduki mengatakan akan membicarakan persoalan tersebut dengan Kementerian Perdagangan, Kementerian Kesehatan, dan Badan Narkotika Nasional (BNN) untuk memastikan keberlanjutan produk kratom, sehingga pemerintah tak ragu-ragu menempatkan kratom sebagai produk unggulan Indonesia untuk ekspor.

"Saya optimis Indonesia bisa terus memproduksi kratom dan bisa terus melanjutkan perdagangan dengan Amerika Serikat,” ucap Teten Masduki pada diskusi yang diselenggarakan Koperasi Produsen Anugerah Bumi Hijau (Koprabuh) itu.

Baca Juga: Timnas Indonesia Lolos ke Final Piala AFF U-16 2022, Ini Jadwal Lengkap Siaran Langsung dan Calon Lawannya

Saat ini ada 200 ribu petani Kalimantan Barat (Kalbar) telah memproduksi kratom yang diekspor melalui Koprabuh dalam bentuk bubuk.

Ketua Kelompok Masyarakat Pengelola Hasil Alam Borneo (Kompar) Agus Widyanto menyampaikan kratom memiliki tiga manfaat yakni nilai ekonomi, nilai ekologi, dan nilai kesehatan.

Di Kalbar sebagai wilayah pusat pertumbuhan kratom, para petani sangat mengandalkan tumbuhan itu untuk memperoleh penghasilan.

Dari segi ekologi, sebagian kratom tumbuh di lingkungan-lingkungan kritis tepi sungai yakni di kawasan hutan tropis.

Adapun dari sisi kesehatan, kini sebagian besar produksi kratom diekspor ke AS dengan total 95 persen dari seluruh hasil produksi di Kalbar hingga mencapai ribuan ton per tahun.

“Kalau memang barang ini berbahaya, secara logika maka banyak yang menjadi korban karena sekian banyaknya yang diekspor ke AS,” kata Agus.

Baca Juga: Ustadz Khalid Basalamah Terangkan Indigo Itu Penyakit, Kok Bisa? Ini Penjelasan Lengkapnya

Sebelumnya, MenkopUKM, Teten Masduki menginginkan dukungan regulasi yang kuat untuk keberlangsungan bisnis kratom di Indonesia, menimbang permintaan pasar terhadap komoditas tersebut sangat besar.

Kini kratom belum banyak dimanfaatkan untuk industri farmasi atau keperluan lainnya, sehingga pemerintah merencanakan pengembangan kratom di Tanah Air.

“Dalam regulasi, saat ini kratom bukan produk yang dilarang, jadi bisa dibudidaya dan diperdagangkan. Dan juga tidak dilarang untuk ekspor baik dalam bentuk kratom powder atau kratom ekstrak,” ujar Teten Masduki pada diskusi Kamar Dagang, Asosiasi Kratom Amerika, Ahli Riset, Senator dan Representative (DPR) USA dengan tema 'Urgensi Keberlangsungan Perdagangan Kratom' yang diadakan oleh Koperasi Produsen Anugerah Bumi Hijau (Koprabuh) di Jakarta, Rabu.

Meski belum dimanfaatkan secara maksimal, Indonesia termasuk salah satu produsen kraton terbesar dengan mengekspor ke berbagai belahan dunia, terutama Amerika Serikat.

Baca Juga: Liam Gallagher Liburan Ke Bali, Sandiaga Uno Bagikan Kedatangan Eks Oasis

Teten Masduki melihat potensi ekonomi kratom yang sangat besar karena tumbuhan itu menyebar luas di beberapa pulau seperti di Sumatera, Sulawesi, Kalimantan, dan Papua.

Dalam kesempatan tersebut, ia menghadirkan perwakilan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) guna membicarakan regulasi pengembangan kratom ke depan.

Lebih lanjut BPOM disebut siap mengawal penelitian yang bakal dilakukan dalam pengembangan kratom.***

Editor: IDHY ADHYANINDA SUGENG MULYANDINI

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler