ZONABANTEN.com - Fenomena angin kencang diikuti hujan lebat telah terjadi di beberapa wilayah di Tangerang Selatan, Bekasi pada Sabtu 5 Maret 2022 sore.
Menanggapi fenomena cuaca ini, Pengamat cuaca Paulus Agus Winarso menjelaskan kejadian angin kencang ini bukan bersifat lokal namun bersifat areal.
Menurutnya, situasi dan untuk cuaca dan iklim pada bulan Maret normalnya akan memasuki masa peralihan musim.
"Yang seharusnya angin barat akan berubah ke angin timur dengan frekuensi kegiatan awan badai yang akibatkan angin badai sesaat bersifat lokal," ujar Paulus yang telah menjadi analis dan prakirawan cuaca dan iklim di BMKG periode 1973 – 2019.
Menggunakan data dari Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) , diperkirakan oleh Paulus, pola tiupan aliran udara serupa juga akan terjadi pada Minggu 6 Maret 2022 sekitar pukul 07.00 WIB.
Baca Juga: Netflix Minta Pengadilan Federal untuk Blokir Kasus ‘Cuties’
Paulus memperkirakan aliran angin bergerak dari arah Barat – Barat Daya dengan kecepatan 17 – 24 kt atau knots setara dengan 30 – 50 km/jam.
Paulus menambahkan, informasi dari Badan Cuaca Dunia WMO menyatakan bahwa saat ini merupakan puncak kegiatan La Nina yang terjadi bersamaan dengan perpanjangan musim angin barat di atas Pulau Jawa.
Angin barat yang bersifat areal atau kawasan yang meluas yang diikuti dengan badai petir dan hujan lebat seperti di Madiun tadi sore merupakan konsekuensi dari perkembangan kondisi puncak musim hujan yang berkepanjangan akibat gejala alam global La Nina yang memuncak.
Paulus menjelaskan, angin kencang yang terjadi pada Sabtu sore di Tangerang Selatan, Bekasi dan kota Madiun selain dari pola angin regional musiman yaitu angin barat juga didukung dengan munculnya awan badai yang juga mengeluarkan angin badainya yang umumnya bersifat lokal.
Baca Juga: Fantastic Beasts 3 Tunjukkan Karakter Muggle yang Pegang Tongkat Sihir, Buat Penasaran Penggemar
"Situasi dan kondisi ini sepertinya masih akan berlangsung dalam beberapa hari ini kedepan seiring munculnya bibit badai tropis yang berupa pusat tekanan rendah atau badai tropis," pungkas Paulus.
***