Sandiaga Uno Gelar Acara Heritage of Toba, Buat Danau Toba Sebagai Wilayah Pariwisata Bertaraf Internasional

15 Oktober 2021, 07:41 WIB
Menparekraf Sandiaga Uno /Tangkapan layar instagram @sandiuno

ZONA‌‌‌‌BANTEN‌‌.com—‌‌‌‌ Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menggelar International Conference Heritage of Toba: Natural & Cultural Diversity, yang dilangsungkan secara hybrid di TB Silalahi Center, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara.

“Untuk menjaga keberlanjutannya dan melestarikan aset dunia, Toba perlu menyatukan visi, berkolaborasi dengan para pemangku kepentingan, sehingga dapat memberikan dampak positif ekonomi, lingkungan, dan kesejahteraan bagi masyarakat dengan program yang tepat manfaat, tepat sasaran, dan tepat waktu,” ujar Sandiaga Salahuddin Uno, selaku Menteri Parekraf,  saat membuka konferensi internasional Heritage of Toba, secara daring, pada Rabu 13 Oktober 2021.

Baca Juga: Kakek Suhud dan Baim Wong Saling Meminta Maaf, Pertemuan Haru dan Bahagia

Konferensi internasional Heritage of Toba ini menghadirkan berbagai pembicara yang terbagi ke dalam dua sesi.

Pada sesi pertama diisi oleh Ahli Geologi ITB, Indyo Pratomo; Ahli Ekowisata, Prof. Harini Muntasib; dan Aktivis Lingkungan, dan Annette Horschmann.

Sementara pada sesi kedua diisi oleh Fashion Desainer, Athan Siahaan; Praktisi Kuliner Indonesia, Santhi Seraf; Ahli Budaya Batak Universitas Hawaii AS, Prof. Uli Kozok; dan Musisi, Viky Sianipar.

Baca Juga: Kabar Gembira! Prediksi Kartu Prakerja Gelombang 22 Menurut PMO Louisa Tuhatu

“Besar harapan saya kegiatan ini dapat menciptakan inovasi dan terobosan baru dalam pengembangan destinasi super prioritas Danau Toba sebagai destinasi pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan lingkungan.” ujar Sandiaga Uno.

“Untuk itu, kita harus ‘gercep’ gerak cepat, ‘geber’ gerak bersama, dan ‘gaspol’ garap semua potensi agar lapangan kerja terbuka seluas-luasnya,” ujar Sandiaga Uno menegaskan.

Rizki Handayani, selaku Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggaraan Kegiatan (Events) Kemenparekraf, menjelaskan konferensi internasional ini dilakukan untuk mendiskusikan dan mencari berbagai solusi bagaimana kedepannya untuk mempertahankan dan menguatkan produk wisata yang ada di Toba.

Baca Juga: Honkai: Star Rail Rilis Video Gameplay Sekaligus Ungkap Jajaran Karakter dan Pengisi Suaranya

Tentunya dengan mengedepankan kearifan lokal dan pelestarian lingkungan.

“Kami di Kemenparekraf juga sudah membuat travel pattern atau jalur wisata tematik, supaya segmentasinya lebih jelas.” ujar Handayani.

“Mungkin ada yang datang ke sini karena hanya ingin melihat Danau Toba saja, dan length of stay-nya hanya sehari atau dua hari. Tapi ketika kita membuat ini menjadi tematik, lebih bisa menarik minat masyarakat sehingga length of staynya juga akan jauh lebih lama,” ujar Handayani menjelaskan.

Jalur wisata tematik atau travel pattern Kaldera Toba sendiri telah dirampungkan pada tahun 2020 dengan mengusung tiga tema yaitu eco culture, eco nature, dan eco science.

Baca Juga: SEDANG BERLANGSUNG! Link Live Streaming Kualifikasi Piala Dunia, Argentina vs Peru

Jalur eco nature melingkupi Air Terjun Sipiso Piso, Lisa Andi Leo’s Organic Coffee, Pusuk Buhit Mountain, Taman Wisata Kera Sibaganding, dan Taman Eden 100 Tobasa.

Sementara untuk jalur eco culture meliputi Lumban Suhi Suhi Toruan, Istana Makam Raja Sisingamangaraja, Sentra Ulos Desa Meat, Museum Batak TB Silalahi, Makam Tua Raja Sidabutar, dan Museum Huta Bolon Simanindo.

Untuk jalur eco science terbagi empat subjalur yang masing-masing memiliki jalurnya sendiri. Subjalur itu adalah Kaldera Porsea, Kaldera Haranggaol, Kaldera Sibandang, dan Pulau Samosir.

Baca Juga: Jadwal Trans TV Hari Ini Jumat 15 Oktober 2021: A Simple Favor dan Under Siege 2: Dark Territory

Pada 2022 akan dilanjutkan dengan pembuatan storytelling, interpretasi, serta pelaksanaan uji trail pada tiga tema tersebut.

“Wisatawan saat ini membutuhkan experience ketika berkunjung. Untuk itu, diharapkan biro perjalanan juga dapat membuat paket-paket wisata tematik ini,” ujar Handayani.

Salah seorang pembicara, yaitu Aktivis Lingkungan, Annette Horschmann menyampaikan masukannya untuk penguatan pengembangan produk pariwisata di Danau Toba. Annete menilai bahwa diperlukan cable car atau kereta gantung untuk menambah atraksi wisata.

“Cable car ini sangat ramah energi, ramah lingkungan. Kereta gantung bisa mengangkat banyak orang ke gunung tanpa menggunakan banyak listrik, karena kerjanya dengan gravitasi. Jadi, kalau kita bisa buat network of cable cars dari Tomok sampai ke Tele sangat luar biasa,” ujar Annette.

Baca Juga: Tak Kunjung dapat Pelatih Baru, Pemilik Newcastle United ‘Bingung’ dengan Masa Depan Steve Bruce

Pada konferensi ini juga terdapat pameran usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) produk kreatif Toba mulai dari kuliner ada Coffe Toba Habinsaran, Dear Kopi Siantar, Kopi Sinerfy, Teh Serai, Mauas Madu, Blessing Cake Tarutung, Brams Tambunan Kuliner, dan Sambal Andalima. Lalu fesyen dan kuliner ada sabina.collection, Rehani Tenun Batun Official, Oliviahandmade, Batikra Batak, Dame Ulos, dan Fashion Shoes Handycraft.

Konferensi Internasional Heritage of Toba ini juga dilaksanakan dengan penerapan Cleanliness, Health, Safety and Environmental sustainability dalam penyelenggaraan kegiatan Meeting, Incentive, Convention, Exhibition (CHSE MICE) yang ketat agar dapat memberikan keamanan dan kenyamanan melakukan kegiatan pada masa pandemi.***

Editor: Bunga Angeli

Sumber: Kemenparekraf

Tags

Terkini

Terpopuler