Gagas Silicon Valley Berbasis Pedesaan, Budiman Sudjatmiko Dorong Presiden Jokowi Bentuk Komite Sains

9 Maret 2021, 18:42 WIB
Gagas Silicon Valley Berbasis Pedesaan, Budiman Sudjatmiko Dorong Presiden Jokowi Bentuk Komite Sains /instagram @budimaninovator/


ZONA BANTEN - Aktivis 98 Budiman Sudjatmiko mendorong gagasan silicon valley atau perusahaan perusahaan berbasis teknologi komputer dan semikonduktor di pedesaan pedesaan. Hal itu, diungkapnya guna mendorong kemajuan investasi di bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan inovasi.

"Saya berharap, tak lama lagi akan bermunculan desa dengan konsep silicon villages alias desa berbasis teknologi dan inovasi revolusi industri 4.0, di banyak tempat di Indonesia. Apalagi dalam situasi pandemi Covid-19 saat ini yang menuntut orang lebih banyak bekerja dari rumah (work from home)," kata Budiman Sudjatmiko dalam rilis yang diterima Zonabanten (Pikiran Rakyat Media Network), Selasa 9 Maret 2021.

"Selain suara rakyat, kami sepakat suara sains juga diperlukan. Pandemi, ketidakpastian dan keberlimpahan sebagai akibat revolusi 4.0 menuntut kecepatan plus ketepatan kebijakan publik. Karena itu sekali lagi, menurut saya presiden butuh komite sains kepresidenan," tambah Budiman.

Baca Juga: Riset Mitigasi dan Penanganan Bencana dari LIPI dan Beberapa Alat Temuan LIPI yang Membantu Saat Bencana

Budiman menyatakan, jika dikaitkan dengan adanya dana desa, program yang digagasnya bisa mengoptimalkan penggunaan dana yang ada. Sehingga, imbuh Budiman, dana desa tidak hanya dipakai untuk sekadar mengaspal jalan atau membuat gapura misalnya, melainkan juga untuk hal-hal yang dampaknya lebih besar bagi kesejahteraan masyarakat, utamanya peningkatan ekonomi desa melalui UMKM dan koperasi.

“Salah satunya bisa dari badan usaha milik desa (BUMDes). BUMDes bisa jadi penyedia jasa Internet Service Provider (ISP) sendiri. Mereka bisa kerja sama dengan perusahaan penyedia jaringan internet swasta dan bagi hasil. Lebih jauh untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa, gerakan Inovator 4.0 disebutnya bisa menjadi solusi kongkret dalam menjawab tantangan zaman yang berubah sangat cepat dan makin dinamis," tuturnya.

Baca Juga: Kasus Baru Mendatar, Kasus Sembuh Meningkat, Update Covid-19 Indonesia 9 Maret 2021

“Bagaimana dana desa Rp.1 milyar, Rp.1,5 milyar atau Rp.2 milyar pertahun dipakai untuk investasi sumber daya manusia desa kemudian dipakai untuk investasi di dalam perusahaan teknologi dan menjadikan badan BUMDes sebagai perusahaan teknologi bukan mustahil, itu harus dilakukan. Dan tidak ada pilihan lain, harus ke sana melakukannya," ucap Budiman dalam seminar virtual Industri 4.0 dan Konsep Sillicon Valley Indonesia.

Sejalan dengan usulan Budiman, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sendiri saat membuka Rakernas Penguatan Ekosistem Inovasi Teknologi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) tahun 2021 di Istana Negara, Jakarta, Senin 8 Maret 2021 kemarin.

Baca Juga: Ini Tanda Kalau Kamu dan Pasangan Punya Chemistry, Salah Satunya Mudah Kangen

Presiden menyebut bahwa dunia tengah memasuki masa perang artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan, sehingga negara-negara di dunia termasuk Indonesia berlomba-lomba untuk dapat menguasai AI.

"Persaingan dalam menguasai AI sudah sama dengan kayak space war di era perang dingin. Siapa yang menguasai AI dia yang akan berpotensi menguasai dunia. Ini kita kejar-kejaran," ungkap Presiden.

Karenanya Presiden menginstruksikan agar BPPT bersinergi dengan berbagai pihak mulai dari talenta-talenta diaspora, para peneliti di universitas, 
startup teknologi hingga anak-anak muda yang sangat militan.

Baca Juga: Akui Tak Sengaja Lempar Sampah Plastik ke Mulut Kuda Nil, Pengunjung Taman Safari Ini Minta Maaf

Presiden mengungkap ada beberapa hal penting yang harus dilakukan BPPT agar bisa menjadi otak pemulihan ekonomi secara extraordinary. Langkah pertama, aktif berburu inovasi dan teknologi untuk dikembangkan lebih lanjut dan diterapkan.

Kedua, BPPT harus mampu memiliki jejaring luas dan menjadi lembaga akuisisi teknologi maju dari manapun. Serta ketiga, BPPT juga harus turut ambil bagian dalam pengembangan kecerdasan buatan dan menjadi pusat kecerdasan teknologi Indonesia. Di era informasi saat ini, penguasaan terhadap teknologi kecerdasan buatan menjadi hal yang amat krusial untuk memenangkan persaingan.

“Saya berharap agar BPPT bisa menjadi lembaga yang extraordinary, terus menemukan cara-cara baru, cara-cara inovatif dan kreatif, serta menghasilkan karya nyata yang kontributif untuk kemajuan bangsa,” tandas Presiden.

***

Editor: Ari Kristianto

Tags

Terkini

Terpopuler