Naskah Khutbah Jum’at Singkat 7 Juni 2024: Mengatasi Tekanan Jiwa

- 7 Juni 2024, 12:31 WIB
Berikut naskah khutbah Jum’at singkat pada tanggal 7 Juni 2024: mengatasi tekanan jiwa
Berikut naskah khutbah Jum’at singkat pada tanggal 7 Juni 2024: mengatasi tekanan jiwa /Admin/yppmalfalahjatirokeh

ZONABANTEN.com - Khutbah Jumat memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan umat Islam. Selain sebagai sarana ibadah, khutbah Jumat juga berfungsi sebagai media edukasi dan motivasi. Para khatib seringkali memberikan nasihat berdasarkan ajaran Al-Quran dan Hadis Nabi Muhammad SAW yang dapat membantu jamaah mengelola dan mengatasi tekanan jiwa. Di era modern ini, tekanan jiwa semakin sering dirasakan oleh banyak orang akibat berbagai faktor seperti pekerjaan, masalah keluarga, dan tuntutan sosial. Oleh karena itu, pada seri khutbah Jum’at, 24 Mei 2024 ini, penulis akan memberikan contoh Naskah Khutbah dengan tema “Mengatasi Tekanan Jiwa”, berikut di bawah ini:

Khutbah Pertama

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا, مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اما بعـد. فَيَاعِبَادَ الله اُوْصِيْكُمْ وَنَفِى بِتَقْوَى اللهَ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالىَ: أعوذ بالله من الشيطان الرَّ جيم بِسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ هُوَ ٱلَّذِىٓ أَنزَلَ ٱلسَّكِينَةَ فِى قُلُوبِ ٱلْمُؤْمِنِينَ لِيَزْدَادُوٓا۟ إِيمَٰنًا مَّعَ إِيمَٰنِهِمْ ۗ وَلِلَّهِ جُنُودُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ ۚ وَكَانَ ٱللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمًا.

Alhamdulillah, kembali kita bersyukur kehadirat Allah SWT, yang mana dengan izin-Nya jualah sehingga kita dapat berkumpul kembali siang ini untuk melaksanakan kewajiban shalat Jumat sebagai bentuk ketaqwaan kita kepada Allah SWT.

Selain itu, momen ini juga menjadi kesempatan yang baik untuk mempererat ukhuwah Islamiyah di antara kita.

Ma'asyiral jamaati fii shalatil Jum'ah rahimakumullah

Suatu ketika Rasulullah SAW memasuki sebuah masjid dan melihat seorang lelaki sedang duduk termenung.

Wajahnya tampak muram, menunjukkan betapa dalam kesedihan dan dukacitanya. Saat itu udara cukup panas meskipun hari masih pagi.

Seharusnya, pada jam-jam pagi seperti itu tidak ada orang di masjid kecuali untuk beribadah seperti dzikir, membaca Qur’an, atau shalat sunnah.

Terlebih lagi, sebagai seorang lelaki, seharusnya pada jam-jam tersebut dia sedang sibuk bekerja mencari nafkah.

Begitu melihat lelaki tersebut, Rasulullah kemudian menghampirinya seraya bertanya kepadanya: “Hai Abu Usamah, mengapa engkau duduk termenung seperti itu?. Mengapa engkau masih berada di sini?. Saat ini kan bukan waktu shalat?” Abu Usamah menjawab: “Kesusahan sedang menimpa diriku yaa Rasulullah, sehingga aku berbuat begini”.

Ma'asyiral jamaati fii shalatil Jum'ah rahimakumullah

Memang, sepanjang hidupnya, manusia selalu berhadapan dengan berbagai kesulitan dan kesusahan.

Sejak lahir hingga akhir hayat, kesulitan dan kesusahan akan selalu ada dan menimpa manusia secara bergantian.

Ini adalah bagian dari kodrat manusia yang telah ditakdirkan oleh Allah SWT. Sebagaimana firman-Nya:

لَقَدْ خَلَقْنَا ٱلْإِنسَٰنَ فِى كَبَدٍ

Sesungguhnya telah Kami ciptakan manusia itu, berada dalam susah payah”(QS. Al-Balad ayat 4).

Kemudian dalam ayat lain Allah SWT mengatakan:

إِنَّ ٱلْإِنسَٰنَ خُلِقَ هَلُوعًا. إِذَا مَسَّهُ ٱلشَّرُّ جَزُوعًا

Baca Juga: Naskah Khutbah Jumat Bahasa Sunda, 7 Juni 2024: Perjuangan Menjadi Haji Mabrur

Sesungguhnya manusia itu diciptakan dengan sifat yang berkeluh kesah. Apabila ditimpa kesusahan ia sangat gelisah”(QS. Al-Ma’arij ayat 19 dan 20).

Kaum Muslimin yang dirahmati Allah SWT

Selama kita masih bernafas, kesulitan dan kesusahan hidup akan selalu ada. Hanya saja, mungkin tingkatannya yang bervariasi.

Kadang-kadang, kesulitan dan kesusahan itu ringan, namun terkadang kadarnya cukup tinggi, bahkan mungkin sangat tinggi.

Selain itu, kesulitan dan kesusahan sering datang tiba-tiba dan tidak menentu serta sulit dideteksi.

Kadang-kadang kita mengalaminya sering, sementara di lain waktu hanya sesekali. Jika kesulitan dan kesusahan hanya sesekali menimpa kita, mungkin masih bisa kita tolerir.

Namun, apabila kesulitan dan kesusahan datang secara bertubi-tubi dan terus menerus, seakan-akan tiada akhirnya dan tanpa jalan keluar, tentu keadaan seperti ini membuat orang yang mengalaminya menjadi kalut, resah, dan gelisah.

Dadanya terasa sesak, pikirannya menjadi kosong, dan jiwanya menjadi hampa. Persoalan hidup datang bertubi-tubi, menumpuk satu sama lain. Semua jalan keluar terasa buntu.

Jika sudah demikian, tidak mustahil seseorang akan menjadi nekad melakukan hal-hal yang tidak diinginkan, seperti bunuh diri, atau setidaknya mengalami tekanan jiwa dan pikiran sehingga timbul penyakit modern yang kita kenal dengan stres.

Ma'asyiral jamaati fii shalatil Jum'ah rahimakumullah

Menurut Dr. Dadang Hawari, seorang psikiater dan Lektor Kepala Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, stres dibedakan ke dalam enam tingkat.

Tingkat I dan II merupakan stres ringan, di mana penderita mengalami ketegangan jiwa yang umumnya dapat diatasi sendiri.

Pada tingkat ini, ditandai dengan gangguan seperti susah tidur, badan terasa lesu, tidak bersemangat, tidak bisa tenang, gelisah, dan sebagainya.

Jika keadaan semakin parah, dengan tingkat keletihan yang meningkat dan penderita mulai sulit mengatasinya, berarti stres sudah memasuki tingkat III.

Selanjutnya, stres pada tingkat IV merupakan stres yang cukup serius, di mana penderita mulai kehilangan kemampuan untuk merespons keadaan dan situasi, tidur semakin sulit, dan kemampuan berkonsentrasi menurun tajam.

Jika keadaan ini tidak cepat diatasi, akan semakin parah hingga masuk ke stres tingkat V dan kemudian tingkat VI.

Pada tingkat VI, penderita sudah kehilangan keseimbangan, yang pada akhirnya dapat menyebabkan pingsan dan kemungkinan mengalami gangguan jiwa serius.

Ma’asyiral Muslimin Sidang Jum’at Rahimakumullah

Seseorang yang mengalami tekanan jiwa dapat dilihat dari ciri-ciri berikut:

- Orang yang mengalami tekanan jiwa biasanya sukar untuk berpikir normal dan rasional.

- Ia cepat berprasangka buruk dan berpandangan negatif serta sukar sekali untuk diluruskan.

- Orang yang mengalami tekanan jiwa biasanya mudah sekali tersinggung. Ia sangat perasa (emosional) dan sering marah-marah yang tak beralasan secara logis.

Baca Juga: 3 Tokoh Ini Direkomendasikan DPP PAN untuk Ikut Pilkada Banten 2024, Ada Airin Rachmi Diany

- Setiap ada masalah, ia nampak gegabah, salah tingkah, tegang dan tidak bisa santai.

- Bagi perokok, biasanya ia suka merokok secara berlebihan.

- Dalam kesehariannya, ia lebih suka menyediri.

- Makan dan minumnya sering tidak teratur.

- Daya konsentrasinya menurun. Mudah lupa, malas dan lamban dalam berpikir.

- Ada kecenderungan ingin berontak, namun enggan untuk berbuat.

Demikianlah sembilan ciri orang yang mengalami tekanan jiwa menurut beberapa para ahli ilmu jiwa.

Ma’asyiral Muslimin Sidang Jum’at Rahimakumullah

Selanjutnya, untuk terhindar dan terbebas dari bahaya stres, tidak ada resep yang paling mujarab selain dengan iman dan taqwa kepada Allah SWT serta mensyukuri segala nikmat-Nya secara apa adanya (qanaáh).

Ma’asyiral Muslimin Sidang Jum’at Rahimakumullah

Sebagai wujud nyata dari iman dan taqwa, yang sangat penting adalah dengan mendirikan shalat dan menyempurnakannya, serta memperkuat kesabaran dan meningkatkan ibadah-ibadah lainnya. Firman Allah dalam Al-Qur'an:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱسْتَعِينُوا۟ بِٱلصَّبْرِ وَٱلصَّلَوٰةِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلصَّٰبِرِينَ

Hai orang-orang yang beriman, jadikan lah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar”(QS. Al-Baqarah ayat 153).

Ma'asyiral jamaati fii shalatil Jum'ah rahimakumullah

Shalat merupakan media komunikasi yang paling efektif antara manusia dengan Allah dalam segala situasi dan kondisi, baik di waktu senang maupun di waktu susah.

Seseorang yang secara tertib dan disiplin menjalankan shalat, pasti akan ia temukan ketenteraman jiwa, karena di dalam ibadah shalat tertanam kebulatan tekad bahwa hanya Allah lah penguasa tunggal yang tak ada tolok bandingnya.

Bahwa hanya Allah SWT lah satu-satunya penolong manusia dan tempat berserah diri manakala ditimpa kemalangan dan penderitaan.

Di dalam ibadah shalat tertanam kesadaran yang kuat dimana seorang hamba yang sedang bersujud di hadapan Allah SWT menyadari sepenuhnya akan kelemahan diri, ketidakberdayaan di hadapan Allah yang Maha Perkasa.

Dengan kalimat “Allahu Akbar” Allah Maha besar, kalimat ini dapat menekan si hamba yang te ngah bersujud ke posisi yang sekecil-ke cilnya dan menempatkan al-khaliq ke posisi yang setinggi-tingginya.

Ke-Maha besaran Allah SWT bukan untuk menakut-nakuti manusia, bukan untuk menindas manusia, tetapi untuk melindungi, mengayomi dan mengasihi manusia dengan sifat rahman dan rahim-Nya.

Oleh karena itu, kita tak perlu takut, tidak perlu gentar, dan jangan bersusah hati. Tidak perlu dirisaukan oleh segala kesusahan yang sedang menimpa kita.

Serahkanlah semuanya dengan tulus kepada Allah SWT dan mohonlah pertolongan-Nya sambil kita berusaha dan berikhtiar semampu mampunya untuk mengatasi segala kesusahan yang kita alami.

Baca Juga: Terbaru! Naskah Khutbah Jumat Bahasa Sunda Tentang Haji, Makna Ibadah Haji Dalam Kehidupan Sosial

Marilah kita memanfaatkan shalat kita bukan hanya sebagai kewajiban rutin, tetapi sebagai sumber energi dan penolong dalam kehidupan kita, baik di dunia ini maupun di akhirat kelak. Rasulullah SAW mengatakan, “Dan aku jadikan shalat sebagai penyejuk hatiku”.

Melalui shalat, kita dapat memohon pertolongan kepada Allah SWT dari ujian zaman, tekanan dari orang lain, dan kekejaman para durjana.

Rasulullah SAW selalu berlindung melalui shalat ketika menghadapi persoalan genting. Ruku' dan sujud dalam shalat dapat membawa kita merasa lebih dekat kepada Allah SWT, sehingga rasa percaya diri, keyakinan, damai, dan ketenteraman semakin dapat kita rasakan.

Ma'asyiral jamaati fii shalatil Jum'ah rahimakumullah

Selain shalat, “sabar” juga merupakan alat bantu yang bisa kita gunakan dalam kehidupan untuk mengatasi tekanan jiwa.

Allah SWT menetapkan kehidupan di dunia ini atas kodrat yang dinamis, dengan segala perubahan dan pergantian yang terjadi.

Di dalamnya, kita akan mengalami berbagai macam perasaan, seperti sedih dan senang, cinta dan benci, pertemuan dan perpisahan, kesehatan dan sakit, serta hal-hal lainnya.

Mungkin ada manusia yang ditakdirkan Allah SWT untuk menanggung berbagai macam cobaan.

Oleh karena itu, satu-satunya jalan yang dapat ditempuh adalah dengan bersabar dan pasrah menerima takdir Allah SWT.

Inilah cara yang tepat untuk melewati ujian dan cobaan yang diberikan oleh-Nya.

Dengan melaksanakan shalat, bersabar, dan menjalankan ibadah-ibadah lainnya, insyaAllah kita akan menemukan ketenangan, ketenteraman, dan kedamaian.

Dengan demikian, kita dapat mengatasi dengan baik segala persoalan hidup yang cenderung menyebabkan stres. Rasulullah SAW. pernah menyampaikan dalam hadits qudsi:

Hai Bani Adam, sempatkanlah dirimu untuk beribadah kepada-Ku, maka akan Aku penuhi dadamu dengan ketenteraman jiwa”.

Akhirnya, marilah kita tingkatkan amal ibadah kita, terutama ibadah shalat. Dengan kedisiplinan dan ketaatan dalam menjalankan shalat, semoga kita dapat memperkuat mentalitas kita, sehingga menjadi individu yang kuat dan militan.

Selain itu, janganlah kita lupa untuk selalu melatih kesabaran. Dengan dua kekuatan ini, diharapkan kita dapat mengatasi segala persoalan hidup yang kita hadapi, dan insyaAllah terhindar dari penyakit stres.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْم إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Khutbah Kedua

اَلْحَمْدُ لله حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا اَمَرَ, أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. امّا بعـد. فَيَاعِبَادَ الله، اُوْصِيْكُمْ وَنَفِى بِتَقْوَى اللهَ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْن.

قَالَ اللهُ تَعَالى, إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.  

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنا إِبْرَاهِيْمَ، وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنا إِبْرَاهِيْمَ، فِي العَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ، اَللّهُمَّ اغْفِرْلِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلاَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ, رَبَّنَا ظَلَمْنَآ اَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخٰسِرِينَ,رَبَّنَااَتِنَافِي الدُّنيْاَحَسَنَةَ وَفِي الْأَجِرَةِحَسَنَةَوَقِناَعَذَابَ النَّارِ.

عِبَادَ اللهِ.. إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ.  وَلَذِكْرُاللَّهِ اَكْبَرُ... أقِمُ الصَّلَه

Demikianlah Naskah Khutbah singkat dengan tema “Mengatasi Tekanan Jiwa”, disarikan dari buku kumpulan khutbah Jum’at Pilihan karya Aserani Kurdi. Semoga bisa memberikan manfaat untuk kita semua.***

Editor: Dinda Indah Puspa Rini

Sumber: Aserani Kurdi, Kumpulan Khutbah Jum’at Pilihan, (Kalimantan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah