Itikaf Dimulai Jam Berapa? Berikut Ketentuan dan Waktu Pelaksanaannya yang Dianjurkan Ulama

- 30 Maret 2024, 09:45 WIB
Waktu pellaksanaan Itikaf yang dianjurkan ulama
Waktu pellaksanaan Itikaf yang dianjurkan ulama /Pixabay/@Mohammed_hassan
 
ZONABANTEN.com- Di bulan Ramadhan umat Islam akan menyambut kedatangan Lailatul Qadar malam yang disebut lebih baik daripada seribu bulan. Untuk memanfaatkan momen berharga ini dengan sebaik-baiknya, banyak muslim memilih untuk melakukan Itikaf.

Itikaf adalah sebuah ibadah di mana seorang Muslim menahan diri di masjid atau tempat ibadah lainnya untuk tujuan ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Itikaf pada malam Lailatul Qadar akan memberikan kesempatan luar biasa untuk mendapatkan ampunan, memperbaiki hubungan dengan Allah SWT, dan memperoleh pahala yang besar.

Asal Usul Itikaf

Praktik itikaf memiliki akar dalam kehidupan Nabi Muhammad SAW.

Beliau secara rutin melakukan itikaf pada sepuluh hari terakhir Ramadhan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Tradisi ini kemudian diikuti oleh para sahabat dan umat Islam selanjutnya sebagai bentuk pengabdian dan kesempatan untuk meningkatkan keimanan.

Waktu Pelaksanaan Itikaf

Itikaf merupakan praktik spiritual yang dilakukan dengan mengisolasi diri di masjid dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah SWT, telah menjadi bagian penting dalam tradisi keagamaan Islam.

Baca Juga: Selain Mencari Malam Lailatul Qadar, Ini 10 Tujuan I’tikaf Lainnya

Namun, munculnya perbedaan pendapat di kalangan ulama tentang waktu yang tepat untuk memulai itikaf menimbulkan keraguan di kalangan umat.

Sebagian besar dari kita mungkin bertanya-tanya, kapan sebenarnya waktu yang tepat untuk memulai itikaf? Apakah itu sejak fajar atau malam hari?

Melansir dari laman resmi Islamqa.info, menggali ke dalam hadis dan tafsir ulama, kita menemukan variasi dalam penafsiran dan pandangan.

Salah satu pendapat, yang dikemukakan oleh An-Nawawi rahimahullah, menyatakan bahwa Nabi Muhammad SAW biasanya memulai itikaf setelah shalat Subuh, meskipun masuk ke tempat khusus itikaf hanya setelah shalat Fajar.

Pendapat ini didukung oleh beberapa ulama terkemuka seperti Auza’i, Tsauri, dan Laits dalam salah satu pendapatnya.

Namun, menurut mayoritas ulama, termasuk empat imam besar Abu Hanifah, Malik, Syafi'i, dan Ahmad rahimahumullah, sepakat bahwa bagi orang yang ingin melakukan Itikaf pada sepuluh malam terakhir Ramadhan, hendaknya memasuki masjid sebelum matahari terbenam di malam kedua puluh satu.

Hal ini didasarkan pada Surat Al-Fajr ayat 2 yang memiliki arti: "Dan demi malam sepuluh."

Menurut para ulama, Nabi Muhammad SAW melakukan Itikaf pada sepuluh malam terakhir Ramadhan.

Hal ini menunjukkan bahwa beliau melakukan ibadah ini pada malam, bukan pada siang hari.

Salah satu maksud utama dari ibadah ini adalah untuk mencapai malam Lailatul Qadar, dan malam kedua puluh satu termasuk malam ganjil dalam sepuluh malam terakhir.

Baca Juga: Agar I’tikaf Lebih Optimal, Lakukan Hal-Hal Berikut Ini

Oleh karena itu, ada kemungkinan bahwa malam tersebut adalah Lailatul Qadar.

Sehingga, sebaiknya seseorang dalam keadaan i'tikaf pada malam tersebut.

Hal ini dijelaskan oleh sebagian ulama, seperti As-Sindy dalam Hasyiyah An-Nasa’i.

Menyelami pandangan ulama yang beragam, kita menemukan bahwa mayoritas ahli ilmu berpendapat bahwa itikaf dimulai pada malam kedua puluh satu Ramadhan, bukan sejak fajar hari tersebut.

Mereka mengacu pada hadis Aisyah radhiallahu’anha di Bukhari yang mencatat bahwa Nabi SAW memasuki tempat Itikaf setelah shalat Subuh.

Namun, penafsiran ini juga menyoroti bahwa saat Rasulullah SAW menyendiri dari orang-orang adalah sejak pagi, sementara niat Itikafnya dimulai dari awal malam.

Tata Cara Itikaf 

1. Pemilihan Tempat

Itikaf dilakukan di dalam masjid, baik itu masjid besar atau kecil, dengan niat yang tulus untuk beribadah.

Baca Juga: Lakukan I’tikaf untuk berburu Lailatur Qadar, Simak Penjelasannya Dulu

2. Niat yang Jelas

Sebelum memulai, seseorang harus membuat niat yang jelas untuk menahan diri di masjid dengan tujuan ibadah semata.

3. Menahan Diri

Selama itikaf, seseorang harus tinggal di dalam masjid sepanjang waktu, kecuali untuk keperluan dasar seperti makan, minum, dan kebersihan.

4. Ibadah yang Diperbanyak

Selama itikaf, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak ibadah seperti shalat, membaca Al-Quran, dzikir, dan doa.

Amalan Selama Itikaf Lailatul Qadar

Selama Itikaf Lailatul Qadar, ada beberapa amalan yang dianjurkan untuk dilakukan:

1. Dzikir dan Doa

Menghabiskan waktu dengan banyak dzikir, doa, dan memohon ampunan kepada Allah SWT.

Baca Juga: Selain Mencari Malam Lailatul Qadar, Ini 10 Tujuan I’tikaf Lainnya

2. Membaca Al-Quran

Menghabiskan waktu untuk membaca, memahami, dan merenungkan ayat-ayat Al-Quran.

3. Refleksi Spiritual

Merenungkan tentang kehidupan, tujuan hidup, dan cara untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

4. Bersedekah

Memberikan sedekah kepada yang membutuhkan untuk memperoleh keberkahan dan ampunan.

5. Menjaga Puasa

Memastikan untuk menjaga puasa dengan penuh keikhlasan dan keteguhan hati.

Itikaf Lailatul Qadar adalah kesempatan luar biasa bagi umat Muslim untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, memperbaiki hubungan spiritual, dan memperoleh keberkahan serta ampunan.

Dengan meluangkan waktu dalam Itikaf, umat Muslim dapat memperoleh manfaat spiritual yang besar dan merasakan kedekatan yang lebih dalam dengan Sang Pencipta.***

Editor: Dinda Indah Puspa Rini

Sumber: islamqa.info


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah