Naskah Khutbah Jumat, 15 Desember 2023: Belajar Mengenal Diri, sebab Itu adalah Kunci untuk Mengenal Allah SWT

- 15 Desember 2023, 08:55 WIB
Ilustrasi khutbah Jum'at, 15 Desember 2023
Ilustrasi khutbah Jum'at, 15 Desember 2023 /Freepik

ZONABANTEN.com - Pada seri khutbah Jumat, 15 Desember 2023 ini, penulis akan memberikan contoh naskah khutbah dengan tema “Belajarlah Mengenal Diri, karena Itu adalah Kunci untuk Mengenal Allah SWT”, berikut di bawah ini:

Khutbah Pertama

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا, مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اما بعـد. فَيَاعِبَادَ الله اُوْصِيْكُمْ وَنَفِى بِتَقْوَى اللهَ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالىَ: أعوذ بالله من الشيطان الرَّ جيم بِسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَوَقَالَ أَيْضًا: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah.

Puji dan syukur pada Allah SWT, yang telah memberikan kita kesempatan dan kesehatan sehingga bisa melaksanakan shalat Jumat berjamaah.

Shalawat dan salam pada Rasulullah SAW, yang akan mengantarkan kita pada syafaatnya kelak.

Selanjutnya, khatib berwasiat khususnya pada diri sendiri dan jamaah sekalian untuk bertakwa kepada Allah SWT, karena sesungguhnya, hanya ketakwaan dan keimananlah yang akan menjadi penolong manusia baik di dunia maupun di akhirat nanti.

Menjelang akhir tahun 2023 ini, khotib mengajak kita semua untuk belajar mengenal diri (ma’rifatun nafs), karena dengan mengenal diri kita bisa mengenal Allah SWT, juga menginstrokpesi diri untuk menyambut tahun baru dengan lebih baik dan lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Baca Juga: Naskah Khutbah Jum’at 8 Desember 2023: Manfaat Introspeksi Diri di Akhir Tahun

Ma'asyiral jamaati fii shalatil Jum'ah rahimakumullah.

Abu Hamid Muhammad bin Muhammad bin Muhamad al-Ghazali dalam kitabnya Kimiyatus Sa’adah mengatakan, bahwa mengenal diri (ma’rifatun nafs) adalah kunci untuk mengenal Allah SWT.

Logikanya sederhana: diri sendiri adalah hal yang paling dekat dengan kita; bila kita tidak mengenal diri sendiri, lantas bagaimana mungkin kita bisa mengenali Allah SWT?

Sebagaimana postulat ulama “man ‘arafa nafsah faqad ‘arafa rabbah” (siapa yang mengenal dirinya, ia mengenal Tuhannya). Dalam Surat Fusshilat ayat 53 juga ditegaskan:

سَنُرِيهِمْ ءَايَٰتِنَا فِى ٱلْءَافَاقِ وَفِىٓ أَنفُسِهِمْ حَتَّىٰ يَتَبَيَّنَ لَهُمْ أَنَّهُ ٱلْحَقُّ

Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al Quran itu adalah benar.”

Tentu saja yang dimaksudkan Imam al-Ghazali di sini lebih dari sekadar pengenalan diri secara lahiriah: seberapa besar diri kita, bagiamana anatomi tubuh kita, seperti apa wajah kita, atau sejenisnya.

Bukan pula atribut-atribut yang sedang kita sandang, seperti jabatan, status sosial, tingkat ekonomi, prestasi, dan lain-lain.

Baca Juga: Naskah Khutbah Jumat Bahasa Jawa: Menjaga Kerukunan di Masyarakat

Lebih dalam dari itu semua, yang dimaksud dengan “mengenal diri” adalah berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan mendasar: Siapa aku dan dari mana aku datang?

Ke mana aku akan pergi, apa tujuan kedatangan dan persinggahanku di dunia ini, dan di manakah kebahagiaan sejati dapat ditemukan?

Di sini kita diantarkan untuk memilah, mana yang bersifat hakiki dalam diri kita dan mana yang tidak.

Serentetan pertanyaan sederhana namun sangat kompleks. Butuh perenungan diri untuk menjawab satu persatu pertanyaan tersebut.

Jawabannya mungkin sudah sangat kita hafal, tapi belum tentu mampu kita resapi sehingga menjiwai keseluruhan aktivitas kita.

Ma'asyiral jamaati fii shalatil Jum'ah rahimakumullah.

Untuk mengenali diri sendiri, Imam al-Ghazali mengawali penjelasan dengan menyebut bahwa dalam diri manusia ada tiga jenis sifat: (1) sifat-sifat binatang (shifatul baha‘im), (2) sifat-sifat setan (shifatusy syayathin), (3) sifat-sifat malaikat (shifatul malaikah)

Pertama, apa itu sifat-sifat binatang? Seperti banyak kita jumpai, binatang adalah makhluk hidup dengan rutinitas kebutuhan bilogis yang sama persis dengan manusia.

Baca Juga: Naskah Khutbah Jumat Bahasa Sunda: Menjaga Kerukunan Dalam Masyarakat

Mereka tidur, makan, minum, kawin, berkelahi, dan sejenisnya. Manusia pun menyimpan kecenderungan-kecenderugan ini, dan bahkan memiliki ketergantungan yang nyaris tak bisa dipisahkan.

Watak-watak tersebut bersifat alamiah dan dalam konteks tertentu dibutuhkan untuk mempertahankan hidup.

Kedua, sifat-sifat setan. Setan adalah representasi keburukan. Ia digambarkan selalu mengobarkan kejahatan, tipu daya, dan dusta. Demikian pula orang-orang yang memiliki sifat setan.

Ketiga, sifat-sifat malaikat berarti sifat-sifat yang senantiasa menerungi keindahan Allah SWT, memuji-Nya, dan mentaati-Nya secara total.

Ringkas kata, kebahagiaan hewani adalah ketika ia kenyang, mampu memuaskan hasrat dirinya, atau sanggup mengalahkan lawan untuk memenuhi kepentingan dirinya sendiri atau paling banter untuk keluarganya.

Sedangkan kebahagiaan setan adalah tatkala berhasil mengelabuhi yang lain atau memproduksi keburukan.

Sementara kebahagiaan malaikat ialah saat diri kian mendekat kepada Allah SWT dan semua aktivitas merupakan cerminan dari kedekatan itu.

Jama’ah shalat jum’at rahimakumullah,

Baca Juga: Naskah Khutbah Jumat: Menjaga Kerukunan dalam Masyarakat

Imam al-Ghazali mengatakan bahwa diri manusia layaknya sebuah kerajaan yang terbagi dalam empat struktur pokok: jiwa sebagai raja, akal sebagai perdana menteri, syahwat sebagai pengumpul pajak, dan amarah sebagai polisi.

Syahwat memiliki karakter untuk menarik manfaat, kenikmatan, dan keuntungan sebanyak-banyaknya.

Ia befungsi untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan individu. Sementara amarah berfungsi melindungi dari berbagai ancaman atau mudarat, karenanya ia identik dengan karakter berani, cenderung kasar dan keras.

Keduanya penting untuk kehidupan manusia. Dengan syahwat manusia tahu akan kebutuhan makan, misalnya; dengan amarah, ia mengerti akan perlunya membela diri ketika serangan mengancam.

Namun, syahwat dan amarah harus didudukkan di bawah kendali akal dan tentu saja di bawah raja.

Apabila syahwat dan amarah menguasai akal atau nalar maka kerajaan terancam runtuh. Sebab susunan “kekuasaan” tak terjalan menurut kontrol seharusnya.

Syahwat yang di luar kendali akal dan jiwa akan memunculkan sifat-sifat buruk seperti rakus atau tamak.

Sementara amarah yang tak terkendali akan menimbulkan kebencian dan kecurigaan berlebihan sehingga muncul sikap-sikap membabi buta dan semena-mena.

Baca Juga: Naskah Khutbah Jumat Bahasa Sunda Terbaru Spesial Pemilu: Tiga Kriteria Pemilih yang Baik dalam Islam

Akal pun mesti berada di bawah kendali jiwa atau hati (qalb). Akal memang memiliki potensi yang istimewa: berpikir, berimajinasi, menghafal, dan lain-lain.

Bila ia bertindak liar maka potensi akal untuk menjadikan manusia sebagai tukang tipu daya atau semacamnya sangat mungkin.

Kalau kita pernah mendengar kalimat “orang pintar yang gemar minterin (memperdaya) orang lain, maka itu tak lain akibat akal bertolak belakang dengan nurani alias tak berada dalam naungan jiwa yang bersih.

Untuk mencapai jiwa yang berkuasa utuh, Imam al-Ghazali menekankan adanya perjuangan keras dalam olah rohani (mujahadah) demi proses pembersihan jiwa atau tazkiyatun nafs.

Jiwa yang jernih akan memicu munculnya cahaya ilahi yang member petunjuk manusia akan jalan terbaik bagi langkah-langkahnya. Fiman Allah SWT dalam surah Al-Ankabut ayat 69:

وَٱلَّذِينَ جَٰهَدُوا۟ فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا

“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami.”

Semoga kita termasuk orang-orang yang lebih banyak belajar mengenali diri sendiri, ketimbang menilai orang lain, untuk menggapai kebahagiaan hakiki.

Baca Juga: Naskah Khutbah Jumat Spesial Pemilu: Kriteria Pemilih yang Baik dalam Islam

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْم إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Khutbah Kedua

اَلْحَمْدُ لله حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا اَمَرَ, أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. امّا بعـد. فَيَاعِبَادَ الله، اُوْصِيْكُمْ وَنَفِى بِتَقْوَى اللهَ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْن.

قَالَ اللهُ تَعَالى, إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.  

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنا إِبْرَاهِيْمَ، وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنا إِبْرَاهِيْمَ، فِي العَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ، اَللّهُمَّ اغْفِرْلِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلاَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ, رَبَّنَا ظَلَمْنَآ اَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخٰسِرِينَ,رَبَّنَااَتِنَافِي الدُّنيْاَحَسَنَةَ وَفِي الْأَجِرَةِحَسَنَةَوَقِناَعَذَابَ النَّارِ.

عِبَادَ اللهِ.. إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ.  وَلَذِكْرُاللَّهِ اَكْبَرُ... أقِم الصَّلَه

Demikianlah Naskah Khutbah dengan tema “Belajarlah Mengenal Diri, karena Itu adalah Kunci untuk Mengenal Allah SWT”.

Semoga bisa memberikan manfaat dan membawa barakah untuk kita semua, aamiin ya rabbal ‘alamin.***

Editor: Dinda Indah Puspa Rini

Sumber: uinsgd.ac.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x