Mengenal Apa Itu Sholat Istisqo: Doa Hujan untuk Kehidupan Berkelimpahan, Serta Cara Melaksanakannya

- 3 November 2023, 08:10 WIB
Ilustrasi :  mengenal Sholat Istisqo beserta tata cara pelaksanaannya dan makna yang terkandung didalamnya
Ilustrasi : mengenal Sholat Istisqo beserta tata cara pelaksanaannya dan makna yang terkandung didalamnya /Instagram/@adamhaikal.q
 
ZONABANTEN.com- Saat ini Indonesia memang sedang dilanda musim kemarau yang berkepanjangan, bahkan suhu udara di hampir seluruh wilayah negeri ini mengalami peningkatan dari tahun-tahun sebelumnya. Bahkan beberapa wilayah pun mengalami kekeringan akibat fenomena tersebut. Banyak masyarakat yang akhirnya melakukan Sholat Istisqo.
 
Namun apa sebenernya Sholat Istisqo tersebut? Dan bagaimana cara melaksanakannya? Dalam artikel ini Tim Zona Banten akan membahas topik tersebut lebih dalam.
 
Sejumlah mesjid atau wilayah Indonesia yang terkena dampak pemanasan suhu udara yang cukup tinggi ini pun berbondong-bondong melaksanakan Sholat Istisqo, hal ini dilakukan sebagai ikhtiar untuk meminta diturunkannya hujan oleh Tuhan.
 
Hujan memang diyakini sebagai pembawa keberkahan dari Tuhan Yang Maha Esa, dari air yang diturunkannya tersebut terkandung berbagai macam manfaat sebagai sumber kehidupan bagi para mahluk di bumi ini. Maka dari itu Sholat Istisqo ini dilakukan semata-mata sebagai upaya seorang hambat meminta keberkahan dari Tuhannya.
 
 
Pengertian Sholat Istisqo 
Sholat Istisqo adalah salah satu ibadah dalam agama Islam yang memiliki tujuan khusus, yaitu memohon kepada Allah SWT agar Dia memberikan hujan. 
 
Ibadah ini menjadi sangat penting dalam konteks daerah-daerah yang mengalami kekeringan atau cuaca yang sangat panas, yang dapat mengancam hasil pertanian, sumber air, dan kehidupan manusia serta makhluk lainnya.
 
 
Sholat Istisqo biasanya dilaksanakan di saat kekeringan menjadi masalah serius di suatu daerah, dan umat Muslim berharap Allah akan mengabulkan permohonan mereka dengan mengirimkan hujan.
 
 
Mengutip dari situs resmi Kemenag, Salat istisqa' telah dipraktikkan di zaman Rasulullah Saw. Dalam hadis yang diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. disebutkan:
 
خرج النبي صلى الله عليه وسلم يوماً يستسقي فصلى بنا ركعتين بلا أذان ولا إقامة ثم خطبنا ودعا الله عز وجل وحول وجهه نحو القبلة رافعاً يديه ثم قلب ردائه فجعل الأيمن الأيسر والأيسر الأيمن
 
Artinya: Nabi Muhammad Saw keluar rumah pada suatu hari untuk memohon diturunkan hujan, lalu beliau salat dua rekaat bersama kita tanpa azdan dan iqamat, kemudian beliau berdiri untuk khutbah dan memanjatkan doa kepada Allah Swt dan seketika itu beliau mengalihkan wajahnya (dari semula menghadap ke arah hadirin) menghadap ke kiblat serta mengangkat kedua tangannya, serta membalikkan selendang sorbannya, dari pundak kanan ke pundak kiri, begitupun ujung sorbannya (HR. Imam Ahmad).
 
Adapun waktu pelaksanaan salat istisqa' adalah di siang hari, sebagaimana hadis yang diriwayatkan dari istri beliau, Aisyah Ra.:
 
خرج رسول الله صلى الله عليه وسلم حين بدا حاجب الشمس
 
Dalam hadits ini Rasulullah Saw mengerjakan salat istisqa' setelah matahari muncul di atas permukaan bumi, seperti waktu dimulainya salat Idul Fitri atau idul Adha. Para ulama berpendapat salat istisqa' dapat dikerjakan hingga sore hari, asalkan tidak pada waktu diharamkan mengerjakan salat, yaitu pas matahari di atas kepala dan pas terbenam matahari.
 
 
Makna dan Pentingnya Sholat Istisqo
Sholat Istisqo berasal dari kata "istisqo" yang berarti memohon hujan. Ini adalah bentuk doa yang dilakukan secara berjamaah, yaitu oleh umat Muslim secara bersama-sama, untuk memohon kepada Allah agar Dia mengirimkan hujan. 
 
Hujan sangat penting bagi kelangsungan kehidupan di bumi, terutama untuk pertanian, perairan, dan menyuburkan tanah. Oleh karena itu, Sholat Istisqo menjadi cara untuk merespons kekeringan dan cuaca panas yang berkepanjangan yang dapat membahayakan kehidupan.
 
Sholat Istisqo merupakan bentuk ibadah yang mencerminkan keyakinan dalam kekuasaan dan kehendak Allah SWT. Dalam ibadah ini, umat Muslim merendahkan diri mereka sendiri dan mengakui bahwa hanya Allah yang memiliki kendali mutlak atas cuaca dan alam semesta. 
 
Ibadah ini juga menunjukkan rasa ketergantungan manusia pada Allah untuk mencukupkan kebutuhan mereka.
 
 
Tata Cara Melaksanakan Sholat Istisqo
1. imam dan makmum berkumpul di tanah lapang untuk mengerjakan salat secara berjamaah.
 
2. imam dan makmum tanpa didahului azdan dan iqamat berniat membaca niat salat istisqa'
 
أصلي سنة الاستسقاء ركعتين مستقبل القبلة اماما/ماموما لله تعالى
 
3. sesudah takbiratul ihram, imam dan makmum melakukan takbir 7 x pada rekaat pertama, dan 5 x takbir pada rekaat kedua.
 
4. pada tiap-tiap rakaatnya imam membaca surat al-fatihah dan satu surat pendek secara jelas yang dapat didengarkan oleh para makmum. Dilanjutkan dengan rujuk, dua sujud dan duduk di antara dua sujud.
 
5. pada rekaat kedua setelah sujud, imam dan makmum melakukan duduk tahiyyat akhir dan membaca bacaan tahiyyat, tasyahhud, dan salawat seperti yang dibaca dalam salat wajib. Diakhiri dengan bacaan salam dengan menolehkan wajah dan kepala ke kanan dan ke kiri.
 
6. imam menyampaikan khutbah dan didengarkan oleh jamaah yang hadir. Khutbah salat istisqa' terdiri dari dua khutbah yang disampaikan khatib dengan cara berdiri dan sekali duduk di antara kedua khutbah. Rukun khutbah dan tatacaranya dalam salat istisqa' sama dengan yang dilakukan khatib sesudah salat Id. Diantaranya membaca takbir 9 x pada khutbah pertama dan takbir 7 x pada khutbah kedua.
 
 
Sholat Istisqo adalah bentuk ibadah yang memadukan doa dan tindakan fisik sebagai bentuk penghormatan dan ketergantungan kepada Allah SWT. 
 
Hal ini adalah cara umat Muslim untuk merespons kekeringan dengan harapan dan keyakinan bahwa Allah mendengarkan doa mereka dan akan memberikan hujan yang dibutuhkan untuk kelangsungan hidup.
 
Dalam situasi cuaca ekstrim, seperti kekeringan, Sholat Istisqo adalah ungkapan kepercayaan dan harapan umat Muslim kepada Allah SWT. 
 
Ibadah Sholat Istisqo ini mengingatkan kita tentang pentingnya menjaga lingkungan dan menghargai karunia Allah yang tak ternilai berupa hujan dan air untuk kehidupan di bumi ini.***
 

Editor: Bondan Kartiko Kurniawan

Sumber: Kemenag


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x