Kapan Puasa 10 Hari sebelum Idul Adha? Berikut Penjelasan dan Keutamaannya

- 17 Juni 2023, 14:27 WIB
Berikut keutamaan puasa selama sepuluh hari di bulan Dzulhijjah, sebelum Idul Adha.
Berikut keutamaan puasa selama sepuluh hari di bulan Dzulhijjah, sebelum Idul Adha. /Pexels/Thirdman
ZONABANTEN.com - Puasa sepuluh hari sebelum Idul Adha dilaksanakan pada hari-hari awal di bulan Dzulhijjah.
 
Puasa sunnah ini tidak boleh dilakukan pada tanggal 10 Dzulhijjah, di mana pada waktu tersebut Idul Adha dirayakan.
 
Aturan mengenai puasa sunnah ini pernah diriwayatkan oleh Hafshah bin Umar bin Khattab, bahwa amalan tersebut tidak pernah ditinggalkan oleh Rasulullah SAW.
 
عَنْ حَفْصَةَ قَالَتْ أَرْبَعٌ لَمْ يَكُنْ يَدَعُهُنَّ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صِيَامَ عَاشُورَاءَ وَالْعَشْرَ وَثَلاَثَةَ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ وَرَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الْغَدَاةِ
 
"Ada empat hal yang tidak pernah ditinggalkan Rasulullah SAW yaitu puasa Asyura, puasa sepuluh hari di bulan Dzulhijjah, puasa tiga hari setiap bulan, dan dua rakaat sebelum subuh." (HR. Ahmad dan An Nasa'i)
 
Puasa sunnah sepuluh hari di bulan Dzulhijjah merujuk pada anjuran tentang puasa sunnah pada hari-hari pertama di bulan Dzulhijjah.
 
 
Puasa sunnah ini terdiri dari puasa selama delapan hari di awal bulan Dzulhijjah yang dilanjutkan dengan puasa tarwiyah pada 8 Dzulhijjah dan puasa arafah pada 9 Dzulhijjah.
 
Oleh karena itu, secara total ada sepuluh hari waktu yang dimanfaatkan untuk melaksanakan puasa sunnah di awal bulan Dzulhijjah.
 
Rasulullah SAW melarang umatnya untuk berpuasa pada dua hari raya yaitu Idul Fitri dan Idul Adha.
 
Abu Sa'id Al Khudri pernah meriwatyatkannya dalam sebuah hadist:
 
نَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- نَهَى عَنْ صِيَامِ يَوْمَيْنِ يَوْمِ الْفِطْرِ وَيَوْمِ النَّحْرِ.
 
"Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melarang berpuasa pada dua hari yaitu Idul Fitri dan Idul Adha." (HR. Muslim)
 
Berpuasa selama sepuluh hari di bulan Dzulhijjah memiliki keutamaannya sendiri. Umat muslim yang menjalankannya akan diberkahi Allah SWT.
 
 
Allah SWT sangat mencintai amal soleh yang dilakukan pada sepuluh hari pertama di bulan Dzulhijjah.
 
Abu Hurairah pernah meriwayatkannya dalam sebuah hadist:
 
"Tidak ada hari yang amal soleh lebih dicintai oleh Allah daripada hari-hari yang sepuluh ini (sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah). Sesungguhnya berpuasa satu hari di dalamnya membandingi berpuasa satu tahun. Melakukan sholat malam di dalamnya membandingi sholat malam pada malam Lailatul Qadar.
 
Salah seorang sahabat bertanya, 'Apakah lebih baik daripada jihad fii sabiilillaah?' dan Rasulullah bersabda, 'Iya, lebih baik daripada jihad fii sabiilillaah, kecuali seseorang yang ke luar berjihad dengan harta dan jiwa raganya kemudian dia tidak pernah kembali lagi (mati syahid)'." (HR. At-Tirmidzi dan Ibnu Majah)
 
Hadist lain juga menjelaskan keutamaan berpuasa di bulan Dzulhijjah adalah hadist berikut:
 
"Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam biasa berpuasa pada sembilan hari awal Dzulhijah, pada hari Asyura (10 Muharram), berpuasa tiga hari setiap bulannya, awal bulan di hari Senin dan Kamis." (HR. Abu Daud)
 
 
Keutamaan bulan Dzulhijjah dapat dicapai dengan menjalankan amalan yang tepat, salah satunya membaca niat berpuasa sesuai dengan puasa yang dijalankan.
 
Hingga kini, waktu untuk melaksanakan puasa selama sepuluh hari sebelum Idul Adha belum dapat dipastikan apabila melihat penanggalan Masehi.
 
Hal ini karena belum adanya kesepakatan yang dijelaskan oleh pemerintah. Pemerintah baru akan melakukan sidang Isbat pada Minggu, 18 Juni 2023.
 
Namun, bagi Muhammadiyah, waktu pelaksanaan puasa sepuluh hari ini sudah dapat ditentukan.
 
Ibadah tersebut dapat dilakukan mulai Senin, 19 Juni 2023, berdasarkan maklumat yang telah dikeluarkan oleh Muhammadiyah.***

Editor: Rismahani Ulina Lubis


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x