Kok Bisa? Kata Gus Baha Mukjizat Itu Tidak Penting, Salah Satu Alasannya Karena Hijab

- 18 Juli 2022, 15:34 WIB
Gus Baha sebut mukjizat itu tidak penting
Gus Baha sebut mukjizat itu tidak penting /Tangkap Layar YouTube/Universitas Islam Indonesia/

ZONABANTEN.com - Umat Muslim pasti sedikit banyak pernah mendengar mengenai mukjizat-mukjizat yang dikaruniakan kepada para Rasul Allah. Namun, ternyata Gus Baha mengatakan bahwa mukjizat itu sama sekali tidak penting.

Untuk mengetahui alasannya, simak artikel ini yang Zona Banten lansir dari video ceramah Gus Baha yang diunggah oleh kanal YouTube Santri Gayeng pada 18 Juli 2022.

Ada tiga poin utama yang menjadi alasan mengapa mukjizat bukanlah sesuatu yang penting, berikut penjabarannya.

Baca Juga: Kisah Nabi Soleh Mengeluarkan Unta dari Batu, Gus Baha: Apanya yang Spesial?

1. Pemahaman Mukjizat yang Salah Kaprah oleh Manusia

Sejauh ini, mukjizat selalu dikonotasikan sebagai hal-hal luar biasa yang terkesan mustahil yang dapat dilakukan oleh para Rasul sebagai bukti kebesaran kuasa Allah.

Contohnya ada mukjizat Nabi Musa yang dapat membelah laut dengan tongkatnya, juga Nabi Soleh yang dapat mengeluarkan seekor unta dari bongkahan batu.

Namun definisi itu menurut Gus Baha tidak terlalu tepat. Ia bertanya, mengapa mukjizat harus selalu berupa hal-hal mustahil, padahal batasan mustahil ini sendiri ditetapkan oleh manusia.

“Sekarang, mukjizat kok menunggu unta keluar dari batu, lautan merah dipukul dengan tongkat Nabi Musa hingga terbelah. Itu katanya mukjizat.

Kalau itu makna dari mukjizat, karena manusia tidak mampu, apa manusia mampu membuat lautan? Kan tidak mampu juga Kenapa itu tidak disebut mukjizat? Lagi-lagi karena sudah terkena muslihat tipu daya dunia,” kata Gus Baha.

Gus Baha menegaskan bahwa hampir segala hal di dunia ini sebetulnya telah menunjukkan kuasa Allah, dan jika mau dapat disebut sebagai mukjizat juga, hanya saja manusia sudah telanjur memiliki pemahaman yang keliru akan hal itu.

Baca Juga: Resmi Datangkan Lewandowski, Barcelona Masuk Peringkat 3 Besar Klub Paling Boros

2. Manusia Sudah Tertutup Hijab Hingga Sulit Melihat Kuasa Allah

Selanjutnya, Gus Baha juga menjelaskan alasan manusia bisa memiliki pemahaman yang salah tentang mukjizat, tidak lain karena dirinya telah tertutup hijab atau penghalang.

Berbeda dengan nabi dan rasul, manusia tidak lagi mampu melihat hal-hal sebagaimana adanya. Manusia sudah telanjur mengkotak-kotakkan sesuatu ke dalam label ‘mungkin’ dan mustahil’.

“Kalau telur menjadi ayam mungkin. Sapi keluar dari indukannya mungkin. Biji padi menjadi padi besar mungkin. Tapi kalau batu menjadi biji padi itu mustahil.

Padahal saat yang dikatakan mungkin mungkin itu apakah manusia ikut memberikan kontribusi? Ikut menciptakan? Kan tidak,” ucap Gus Baha menerangkan.

Sebagai tambahan, Gus Baha juga mengaskan agar manusia tidak seenaknya melabeli mana yang mungkin dan tidak mungkin, padahal dirinya tidak memiliki kuasa untuk itu.

Sebaiknya, manusia menerima saja adanya kekuatan X yang dapat menciptakan hal-hal itu, dan semuanya tidak mustahil bila memang Ia telah berkehendak.

Baca Juga: Sedang Dalam Kondisi Sakit Hati? Baca Doa Ini, Syekh Ali Jaber: Bisa Menenangkan Jiwa

3. Mukjizat Tidak Diperlukan untuk Iman

Terakhir, Gus Baha menyebutkan bahwa mukjizat itu sejatinya tidak diperlukan untuk iman.

“Sebetulnya mukjizat itu tidak penting. Maksudnya tidak penting itu tadi, untuk iman sebetulnya tidak perlu mukjizat. Makanya ketika Rasulullah ingin menuruti mukjizat yang diminta orang kafir, Allah justru mengingatkan: ‘Sebenarnya adanya langit, bumi, dan seagainya itu sudah bukti kuasa Allah,’” pungkas Gus Baha.

Jadi, itu dia alasan mengapa mukjizat disebut tidak penting, yaitu bahwa semua yang tercipta di dunia sudah merupakan bukti kuasa Allah.***

Editor: Yuliansyah

Sumber: YouTube SANTRI GAYENG


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x