Rumah Sakit di Singapura Kembali Penuh Akibat Peningkatan Kasus Covid-19 Jenis Terbaru

- 27 Mei 2024, 11:30 WIB
Melansir dari  Strait Times, Kementerian kesehatan Singapura menjelaskan bahwa kasus infeksi Covid-19 di Singapura mengalami lonjakan
Melansir dari Strait Times, Kementerian kesehatan Singapura menjelaskan bahwa kasus infeksi Covid-19 di Singapura mengalami lonjakan /Drazen Zigic/Freepik

Namun, menurut Kementerian Kesehatan (MOH), belum ada indikasi, baik secara global maupun lokal, bahwa sub-varian ini lebih menular atau menyebabkan penyakit yang lebih parah dibandingkan dengan varian lainnya yang juga beredar.

MOH terus memantau situasi ini dengan cermat dan memastikan bahwa langkah-langkah pencegahan yang diperlukan tetap diterapkan untuk melindungi kesehatan masyarakat.

“Meskipun jumlah ini lebih dari 3,5 kali lipat dari jumlah orang yang menerima dosis vaksin Covid-19 yang diperbarui antara tanggal 13 hingga 16 Mei 2024, sebagian besar warga Singapura yang rentan kini tidak lagi memiliki status vaksinasi Covid-19 yang terbaru,” kata juru bicara MOH.

“Dengan setiap gelombang baru, ada risiko mereka untuk jatuh sakit parah jika terinfeksi semakin tinggi,” ungkapnya menambahkan, agar warganya untuk mewaspadai serangan covid ini.

Sementara menurut Profesor Paul Tambyah yang merujuk pada Infectious Diseases Society of America, mengatakan bahwa penyakit yang disebabkan oleh sub-varian KP.2 dan KP.1 tidak seberat varian asalnya, yaitu JN.1.

Baca Juga: Waspada! Kasus Covid-19 di Singapura Melonjak Capai 25.900 Pasien

Namun, Profesor Tambyah menunjukkan bahwa KP.2 dan KP.1 mungkin memiliki kemampuan penularan yang lebih tinggi.

“Perilaku mereka mengikuti perilaku semua virus, yang pada akhirnya berevolusi menjadi lebih mudah menular dan kurang ganas,” ujar Profesor Paul.

“Bahkan virus pandemi influenza tahun 1918 yang mematikan, yang menewaskan satu dari 50 orang di seluruh dunia, berevolusi menjadi jenis influenza musiman yang dominan pada tahun 1920 hingga 1957”, sambungnya.

Seperti halnya dengan varian JN.1 dan varian Omicron sebelumnya, bisa saja memerlukan waktu lima hari atau lebih sebelum seseorang menunjukkan gejala setelah terpapar virus, walaupun beberapa gejala bisa muncul lebih awal.

Halaman:

Editor: Dinda Indah Puspa Rini

Sumber: Strait Times


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah