Kematian Alexei Navalny dan Kematian para Penentang Putin, Benarkah Ada Kaitannya?

- 17 Februari 2024, 15:45 WIB
Presiden Rusia, Vladimir Putin.
Presiden Rusia, Vladimir Putin. /Pixabay/Dimitri Sevastopol
ZONABANTEN.com - Kematian aktivis dan pemimpin oposisi presiden Rusia, Alexei Navalny, masih menjadi misteri. Apakah dia dibunuh secara sengaja atau memang tidak ada penanganan medis yang baik selama dia berada di dalam sel tahanan. 
 
Penyebab kematian Navalny sampai saat ini belum diketahui. Banyak yang menduga bahwa dia tewas akibat penyiksaan menggunakan racun dan ini adalah percobaan pembunuhan yang dilakukan sejak tahun 2020 terhadap dirinya.
 
Navalny merupakan ancaman bagi Vladimir Putin dan Kremlin Boris Nemtsov. Sebab, kritikannya terhadap para koruptor di Rusia sangat masif. Kematian Navalny juga mengingatkan masyarakat Rusia terhadap kematian para penentang Putin lainnya yang mencurigakan.
 
Di antaranya jurnalis Anna Politkovskaya, perwira Alexander Litvinenko, pengacara Sergey Magnitsky, ketua oligarki Boris Berezovsky, politisi Boris Nemtsov, dan pemimpin tentara bayaran Wagner Yefgeny Prighozin.
 
 
Navalny menjadi pemimpin oposisi yang paling menonjol sebab dirinya menjadi salah satu penyelenggara protes terhadap kecurangan pemilu di Rusia. Saat itu Navalny mendirikan lembaga antikorupsi yang secara rutin mengungkap korupsi para pejabat tinggi Rusia.
 
Pada tahun 2019-2021, Navalny menyoroti strategi smart voting yang mengidentifikasi kandidat oposisi terkuat. Ada banyak yang terpilih, ada juga yang kalah karena kecurangan pemilu.
 
Pada tahun 2021, Navalny juga menyelidiki istana tersembunyi Putin yang nilainya mencapai 1 miliar dolar Amerika Serikat. Istana ini berada di resort Gelendzik, pantai laut hitam Rusia. Video yang menampakkan resort tersebut viral, ditonton hampir 129 juta kali dan menjadi video politik paling populer sepanjang sejarah Rusia.  
 
“Alexei Navalny memperjuangkan nilai-nilai kebebasan dan demokrasi. Demi cita-citanya, dia melakukan pengorbanan terbesar,” kata Presiden Dewan Eropa Charles Michel.***
 

Editor: Rismahani Ulina Lubis

Sumber: kyivindependent.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x