Usai Dievakuasi ke Gaza Selatan, Kini 28 Bayi Prematur Tiba di Mesir untuk Menjalani Perawatan

- 21 November 2023, 13:10 WIB
28 dari 31 bayi telah tiba di Mesir untuk mendapatkan perawatan intensif
28 dari 31 bayi telah tiba di Mesir untuk mendapatkan perawatan intensif /ap news

ZONABANTEN.com – Sebanyak 28 bayi prematur dari 31 bayi yang kemarin dievakuasi dari rumah sakit Al-Shifa di Gaza Utara akhirnya tiba dengan selamat di El-Arish untuk mendapat perawatan medis lebih lanjut di Mesir.

Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, 12 diantaranya diterbangkan ke Kairo dan 16 lainnya telah dirawat di sebuah rumah sakit di kota El-Arish di Semenanjung Sinai, sementara 3 bayi masih tetap menjalani perawatan di Rumah Sakit Emarati di Gaza Selatan.

Proses evakuasi dari rumah sakit Al-Shifa di Gaza Utara dilakukan karena kurangnya pasokan medis serta listrik di wilayah tersebut padam sehingga peralatan medis dan inkubator tidak berfungsi lagi.

Tedros juga mengatakan semua bayi prematur tersebut sedang berjuang melawan infeksi serius dan kondisi lainnya yang sangat memerlukan perawatan medis khusus dan peralatan medis yang memadai.

Direktur rumah sakit Al-Shifa, Muhammad Zaqout, mengatakan puluhan bayi prematur tersebut mengalami dehidrasi, hipotermia, dan sepsis dalam beberapa kasus. Bahkan empat bayi lainnya telah meninggal dalam dua hari sebelum proses evakuasi tersebut.

Baca Juga: 31 Bayi Prematur Berhasil Dievakuasi dari Rumah Sakit Al-Shifa Gaza Utara ke Gaza Selatan

Adapun salah seorang pejabat WHO menggambarkan situasi rumah sakit yang ada di Gaza adalah sebagai bencana besar dan menjadi zona kematian. Rumah sakit tidak lagi berfungsi dan rumah sakit lainnya akan kewalahan karena diperkirakan akan terjadi ribuan kelahiran pada bulan depan.

Sejak sepekan terakhir, pasukan Israel telah mengepung dan melakukan operasi di rumah sakit Al-Shifa karena klaim bahwa adanya kompleks terowongan dan pusat komando yang digunakan oleh Hamas untuk bersembunyi.

Israel mengatakan Hamas menggunakan warga sipil dan rumah sakit sebagai tempat perlindungan, sementara para kritikus mengatakan pengepungan yang dilakukan pasukan Israel dan pemboman udara tanpa henti merupakan hukuman kolektif terhadap 2,3 juta warga Palestina di wilayah tersebut setelah serangan Hamas pada 7 Oktober lalu. ***

Editor: Rismahani Ulina Lubis

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x