ZONABANTEN.com - Militer Israel mengaku telah melakukan pergerakan di Rumah Sakit Al-Shifa Gaza Gaza, pada 15 November 2023.
Rumah Sakit Al-Shifa Gaza sendiri masih dihuni ribuan warga sipil yang berlindung dari perang, saat operasi militer Israel itu terjadi.
Saksi mengatakan bahwa ada ledakan di dalam kompleks Rumah Sakit Al-Shifa Gaza, saat militer Israel mulai memasuki kawasan.
Baca Juga: Hari Pelajar Internasional 17 November, Bentuk Apresiasi untuk Seluruh Pelajar di Dunia
Informasi ini kemudian dikonfirmasi oleh juru bicara kementerian kesehatan Gaza Ashraf al-Qidra, beberapa jam setelahnya.
"Tentara pendudukan sekarang berada di ruang bawah tanah, dan mencari ruang bawah tanah. Mereka berada di dalam kompleks, menembak dan melakukan pemboman," kata al-Qidra kepada wartawan.
Sementara itu pihak Israel menyebutkan bahwa langkah militer ini diambil sebagai bagian dari upaya perlawanan terhadap Hamas.
Mereka mengklaim bahwa Hamas telah membangun sistem terowongan bawah tanah di bawah Rumah Sakit Al-Shifa Gaza, sebagai pusat komando dan menyembunyikan sandera.
"Berdasarkan informasi intelijen dan kebutuhan operasional, pasukan IDF melakukan operasi yang tepat dan ditargetkan terhadap Hamas di daerah tertentu di rumah sakit Shifa," kata perwakilan Pasukan Pertahanan Israel (IDF).
Hamas menolak klaim tersebut, tetapi AS yang merupakan sekutu Israel nampaknya mendukung kesimpulan tersebut.
Baca Juga: Jalan Nusantara Diresmikan sebagai Area Khusus Pameran Seni Indonesia di Markas Besar UNESCO
AS mengatakan bahwa apa yang dikatakan Israel telah sesuai dengan penelusuran intelijen mereka selama ini.
Tetapi Hamas menyebutkan pada hari Rabu, bahwa pengumuman AS seperti memberi “restu” kepada Israel untuk melakukan serangan itu.
Sebelumnya pihak Israel telah lebih dahulu melakukan pengepungan terhadap Rumah Sakit Al-Shifa Gaza pada hari Senin, sebelum akhirnya melakukan operasi tersebut.
Baca Juga: Bertemu Joe Biden, Jokowi Sampaikan Pesan Penting Ini ke Presiden AS
Pengepungan akhirnya membuat ribuan orang terjebak di kawasan yang gelap, karena generator yang kehabisan daya sejak hari Sabtu.
Kuburan massal pun digali di dalam kawasan selama pengepungan, untuk menguburkan mereka yang tidak dapat bertahan.
Rumah sakit merupakan objek bangunan yang dilindungi di bawah hukum humaniter Internasional. Tetapi PBB mengatakan bahwa tuduhan terhadap al-Shifa juga merumitkan keadaan.
Pasalnya jika tuduhan itu benar adanya, ini merupakan pelanggaran hukum internasional sehingga al-Shifa akan kehilangan perlindungan khusus mereka.***