Unicef: Perlu Hingga 300 Tahun untuk Menghapuskan Pernikahan Anak di Seluruh Dunia

- 5 Mei 2023, 17:31 WIB
Seorang pengantin wanita muda Fulani duduk dengan cadar dalam upacara pernikahan di Dembel Jumpora, Guinea-Bissau /Ami VitaleAlamy
Seorang pengantin wanita muda Fulani duduk dengan cadar dalam upacara pernikahan di Dembel Jumpora, Guinea-Bissau /Ami VitaleAlamy /

"Krisis kesehatan, konflik, dan bencana alam meningkatkan risiko bagi anak perempuan karena mengganggu pendidikan mereka dan menambah tekanan keuangan bagi rumah tangga," kata Cappa.

Baca Juga: Penanganan Jalan Rusak di Lampung akan Diambil Alih Kementerian PUPR

"Meskipun ada kemajuan selama 25 tahun, hal ini hanya menguntungkan orang-orang kaya, karena pernikahan anak meningkat di antara mereka yang paling miskin," lanjutnya.

Menurutnya, sebagian keluarga yang sedang dalam situasi sulit ini secara keliru melihat pernikahan sebagai cara untuk melindungi anak perempuannya baik secara finansial, sosial, dan fisik.

Asia Selatan, yang telah menjadi tempat bagi 45% pengantin di bawah umur di dunia, juga telah membantu persentase penurunan pernikahan anak ini.

Sebagai contoh, India telah membuat kemajuan dalam mengurangi angka pernikahan anak. Namun, di Afrika sub-Sahara, satu dari tiga anak perempuan menikah sebelum usia 18 tahun.

Afrika Sub-Sahara yang menghadapi permasalahan seperti konflik, krisis iklim, dan Covid, mengakibatkan populasinya tumbuh lebih cepat daripada tempat lain di dunia.

Bahkan, tingkat pernikahan anak tertinggi berada di Afrika barat dan tengah, yang di mana tujuh dari 10 negara dengan persentase pernikahan anak tertinggi di dunia berasal dari wilayah tersebut.

Baca Juga: Sahroni Minta Polda Metro Jaya Selidiki Pria Berplat Dinas Polri Yang Todongkan Pistol ke Supir Grab

Meski begitu, masih ada harapan untuk menurunkan angka perkawinan anak di dunia, khususnya di Afrika. Terbukti dari laporan Unicef tersebut yang mencantumkan Rwanda dan Ethiopia sebagai contoh, dan dapat dilakukan melalui intervensi pendapatan dan ekonomi.

Halaman:

Editor: Rahman Wahid

Sumber: The Guardian


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x