Namun, dalam sebuah makalah tahun 2004, insinyur Robert Essenhigh berspekulasi bahwa upaya untuk mengendalikan api di salah satu bunker batu bara kapal dapat menjelaskan mengapa Titanic berlayar dengan kecepatan penuh.
Baca Juga: 14 April Tenggelamnya Kapal RMS Titanic, Berikut 7 Faktor yang Diduga Menjadi Penyebabnya
2. Operator Radio Nirkabel Mengabaikan Peringatan Gunung Es
Kurang dari satu jam sebelum Titanic menabrak gunung es, kapal lain di dekatnya, California, mengirim radio untuk mengatakan bahwa kapal itu dihentikan oleh es yang padat.
Tetapi, karena peringatan itu tidak dimulai dengan awalan “MSG” (Master's Service Gram), yang mengharuskan kapten untuk secara langsung mengakui menerima pesan tersebut, operator radio Titanic Jack Phillips menganggap peringatan kapal lain itu tidak mendesak, dan tidak menyebarkannya.
3. Kemungkinan Berbelok dengan Fatal
Menurut klaim yang dibuat pada tahun 2010 oleh Louise Patten (cucu dari perwira Titanic paling senior yang selamat, Charles Lightoller), salah satu awak kapal panik setelah mendengar perintah untuk berbelok ke kanan untuk menghindari mendekati gunung es.
Karena kapal pada saat itu beroperasi pada dua sistem urutan kemudi yang berbeda, ia menjadi bingung dan berbelok ke arah yang salah—langsung menuju es.
Patten memasukkan versi kejadian ini, yang katanya ia dengar dari neneknya setelah kematian Lightoller, dalam kisah fiksinya tentang bencana Titanic, Good as Gold.
4. Pembuat Titanic Mencoba Memangkas Biaya
Pada tahun 1985, ketika ekspedisi Amerika-Prancis akhirnya menemukan bangkai kapal bersejarah itu, para penyelidik menemukan bahwa Titanic tidak tenggelam utuh setelah menabrak gunung es, tetapi telah pecah di permukaan laut.
Ilmuwan material, Tim Foecke dan Jennifer Hooper McCarty menyalahkan lebih dari 3 juta paku keling yang menyatukan pelat baja lambung.