Network
ZONABANTEN.com – Kementerian Pendidikan Jepang menetapkan bahwa April 2023 mendatang pelajar di Jepang tidak diharuskan memakai masker. Datangnya covid 19 ini memang membuat perubahan baru di seluruh dunia termasuk jepang. Masyarakat yang biasanya pergi keluar rumah sebebas mungkinl, maka harus berubah dengan menyiapkan proteksi agar tubuh terlindungi dari virus tersebut. Di Jepang pun setiap warganya memang diharuskan menggunakan masker serta menjaga jarak aman.
Semakin menurunnya korban dari populasi virus tersebut membuat perlahan-lahan beberapa negara sudah mempersilahkan warganya untuk melepas masker. Jepang juga ikut serta memberikan informasi melalui Kementerian Pendidikan pada hari Jumat 17 Maret 2023memberi tahu dewan pendidikan di seluruh negeri tentang pedoman COVID-19 baru yang pada dasarnya tidak meminta siswa untuk memakai masker di sekolah mulai 1 April 2023.
Siswa tidak akan diharuskan memakai masker bahkan saat bernyanyi bersama, sebuah kegiatan yang diyakini memiliki risiko infeksi yang relatif tinggi, menurut pedoman baru tersebut.
Bagaimana pun pedoman baru tersebut, mengatakan bahwa jendela di dua arah yang berbeda harus tetap terbuka untuk pertukaran sirkulasi udara di dalam ruangan ketika siswa bernyanyi di dalam kelas. Mereka juga harus berjarak satu meter dari siswa di depannya dan setengah meter dari siswa di sebelahnya dan akan diminta untuk tidak bernyanyi sambil saling berhadapan.
Kementerian juga membatalkan perintah makan siang yang tenang tanpa mengobrol, meskipun dengan beberapa syarat. Siswa akan diizinkan untuk mengobrol selama makan siang jika ruang kelas memiliki ventilasi yang baik dan langkah-langkah tambahan diambil, seperti tidak berbicara dengan suara keras, tidak duduk berhadap-hadapan dan menjaga jarak satu meter dari satu sama lain jika mereka duduk berhadap-hadapan.
Baca Juga: Muhammadiyah Telah Tetapkan Awal Bulan Puasa Ramadhan, Ternyata Jatuh pada Tanggal Berikut
Sementara itu, siswa, guru, dan staf sekolah akan tetap direkomendasikan untuk memakai masker saat bepergian dengan kereta api atau bus yang padat dan mengunjungi institusi medis atau fasilitas perawatan lansia sebagai bagian dari kegiatan sekolah.***
