Peneliti Hidupkan ‘Virus Zombie’, Tetap Menular Meski Ribuan Tahun Terperangkap di Tanah Beku

- 1 Desember 2022, 07:29 WIB
ilustrasi
ilustrasi /PIXABAY/Taken

ZONABANTEN.com - Ilmuwan dari Pusat Penelitian Ilmiah Nasional Prancis menghidupkan kembali 13 virus yang belum pernah dilihat sebelumnya dari tujuh sampel permafrost kuno.

Selanjutnya, tim peneliti mengkarakterisasi 13 patogen baru itu dengan sebutan ‘virus zombie’.

Virus tertua telah diberi nama Pandovavirus yedoma, ditemukan dalam sampel yang diambil dari bagian bawah danau  Yukechi Alas di Rusia, serta telah berumur 48,5 ribu tahun.

Pada tahun 2014, peneliti yang sama telah menemukan virus berusia 30 ribu tahun yang terperangkap di permafrost.

Para ilmuwan telah lama memperingatkan bahwa pencairan permafrost akibat pemanasan atmosfer akan memperburuk perubahan iklim dengan membebaskan gas rumah kaca yang sebelumnya terperangkap, seperti metana. Namun, efek pada patogen yang tidak aktif masih kurang dipahami dengan baik.

Baca Juga: Biografi Singkat Gianni Versace, Simak Perjalanan Kariernya sebagai Perancang Busana yang Mendunia

Menurut penelitian baru, mencairnya lanskap beku berpotensi melepaskan ‘virus zombie’ menular yang telah terkunci di bawah tanah selama ribuan tahun.

Seperempat dari belahan bumi utara secara permanen membekukan tanah di bawahnya dan menghadapi pencairan yang tidak dapat diubah karena krisis iklim.

Tim peneliti yang dipimin oleh ahli mikrobiologi Jean-Marie Alempic dari Pusat Penelitian Ilmiah Nasional Prancis itu mengatakan bahwa risiko biologis menghidupkan kembali virus yang mereka pelajari ‘sama sekali tidak berarti’ karena strain yang mereka targetkan, terutama yang mampu menginfeksi mikroba amuba.

Virus yang diperiksa dalam penelitian itu mampu menginfeksi Acanthamoeba, organisme hidup mikroskopis bersel tunggal.

Menurut para peneliti, penggunaan Acanthamoeba sebagai ‘umpan virus’ adalah pilihan yang valid karena organisme tersebut dapat ditemukan di beberapa tempat, seperti tanah, air tawar, laut, kolam, saluran air, akuarium, limbah, ventilator, sistem pendingin, dan lain-lain.

Baca Juga: Bansos PKH 2022 Tahap 4 Masih Cair Hingga Desember, Kunjungi Laman Ini untuk Cek Daftar Nama Penerimanya

Temuan tersebut menunjukkan bahwa virus yang dibebaskan dari permafrost dapat menimbulkan risiko di masa depan bagi hewan atau populasi manusia, terutama dengan perubahan cepat yang tidak terduga yang disebabkan oleh krisis iklim.

“Kemungkinan permafrost kuno akan melepaskan virus yang tidak diketahui ini setelah pencairan,” tulis mereka dalam sebuah artikel yang diposting ke bioRxiv repositori pracetak yang belum ditinjau oleh rekan sejawat dikutip dari NDTV.

Selain itu, tim peneliti juga menemukan bahwa 13 patogen baru yang diperiksa tersebut tetap menular meskipun menghabiskan ribuan tahun terperangkap di permafrost.

“Deteksi virus mereka dengan demikian dapat memberikan tes yang berguna untuk keberadaan virus hidup lainnya dalam pengaturan tertentu,” kata peneliti dalam studinya dikutip dari INDEPENDENT.

Baca Juga: Spoiler One Piece 1068: Luffy Setuju Permintaan Vegapunk

“Berapa lama virus ini dapat tetap menular setelah terpapar kondisi luar ruangan (sinar UV, oksigen, panas) dan seberapa besar kemungkinan mereka akan bertemu dan menginfeksi inang yang sesuai dalam interval tersebut, masih belum dapat diperkirakan. Tetapi risiko pasti akan meningkat dalam konteks pemanasan global ketika pencairan permafrost akan terus meningkat, dan lebih banyak orang akan menghuni Kutub Utara setelah usaha industri,” kata para peneliti menambahkan.

Para peneliti menghidupkan dan memeriksa ‘virus zombie’ tersebut dengan tujuan untuk menilai dampaknya terhadap kesehatan masyarakat.***

Editor: Bondan Kartiko Kurniawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x