Joe Biden Minta Xi Jinping Untuk Peringatkan Korut Soal Uji Coba Nuklir dan Rudal

- 15 November 2022, 18:01 WIB
Joe Biden bertemu Xi Jinping sebelum KTT G20. Membahas uji coba nuklir dan rudal Korea Utara yang makin mengkhawatirkan
Joe Biden bertemu Xi Jinping sebelum KTT G20. Membahas uji coba nuklir dan rudal Korea Utara yang makin mengkhawatirkan /Reuters/Lintao Zhang/

ZONABANTEN.com - Presiden AS, Joe Biden sempat bertemu pemimpin Tiongkok Xi Jinping, sebelum KTT G20 di Bali berlangsung.

Presiden Joe Biden berbicara dengan Presiden Xi Jinping selama tiga jam, sebagai langkah bilateral yang signifikan antara AS dan China.

Selama pembicaraan tersebut, Presiden AS itu menyoroti perilaku “provokatif” pemerintah Korea Utara, yang dinilai mengkhawatirkan mengenai uji coba nuklir dan rudal.

Baca Juga: Update Corona RI Hari Ini 15 November 2022: 7.893 Kasus Baru Covid-19, Naik Hampir 2 Kali Lipat dari Kemarin

Sebelumnya, Korea Utara yang dipimpin rezim Kim Jong-Un itu telah beberapa kali melakukan uji coba misil balistik, yang mana terakhir melintasi negara Jepang dan menjadi kekhawatiran dunia.

Meskipun AS sulit memastikan bahwa China dapat menekan sekutunya itu, tetapi Joe Bidden berkeyakinan negeri tirai bambu itu juga tak menginginkan adanya eskalasi lebih lanjut dari Korut.

"Saya yakin China tidak mengharapkan Korea Utara untuk terlibat dalam upaya eskalasi lebih lanjut," kata Joe Biden sebelum KTT G20 dimulai.

Tak hanya itu, selama konferensi Joe Biden juga menegaskan bahwa pihaknya memiliki komitmen kuat terhadap sekutu Indo-Pasifiknya, yang mana ini mungkin mendorongnya untuk meningkatkan upaya pertahanan lebih.

Baca Juga: KTT G20: Perang Rusia-Ukraina Hancurkan Ekonomi, India: Sudah Waktunya Gencatan Senjata

Misalnya dengan meningkatkan kehadiran militernya di kawasan Korea, demi melindungi diri maupun sekutunya, Korea Selatan dan Jepang.

Meskipun pernyataan itu tidak diarahkan bagi China, tetapi hal ini akan menjadi pesan yang jelas bagi Korea Utara, kata Joe Biden.

China dan Rusia sebelumnya telah disalahkan AS karena memungkinkan Korea Utara untuk melakukan uji coba, serta tidak memperhitungkan sanksi PBB.

Sementara para ahli menilai bahwa Korea Utara memanfaatkan momen perang Rusia-Ukraina, sebagai alasan untuk meningkatkan persenjataan nuklirnya.

Baca Juga: Piala Dunia 2022: Inilah Daftar Stadion yang Digunakan Sebagai Medan Tempur Negara-negara Sepak Bola Bumi

Diplomat AS untuk Asia Timur, Daniel Russel menilai bahwa China memiliki potensi besar untuk mengendalikan geopolitik tersebut.

Pihaknya berkemungkinan besar untuk meminta Korea Utara mundur, yang mana pernah ditunjukan dalam sejarah sebelumnya.

"Prospek postur militer AS yang ditingkatkan sebagai bagian dari kerja sama keamanan trilateral yang kuat dengan Jepang dan Korea Selatan dapat memotivasi Beijing untuk mengendalikan Pyongyang secara lebih efektif daripada permohonan tanpa akhir yang telah dilakukan oleh para diplomat AS," kata Daniel Russel.***

 

Editor: Christian Willy Kalumata

Sumber: Independent


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x