KTT ASEAN, Indonesia Usul Myanmar Tidak Diizinkan Ikut Pertemuan Antar Negara

- 13 November 2022, 17:05 WIB
Presiden Jokowi menyampaikan pengantarnya pada KTT ASEAN – Republik Rakyat Tiongkok (RRT) ke-25, di Hotel Sokha, Phnom Penh, Jumat, 11 November 2022. /BPMI Setpres/Laily Rachev
Presiden Jokowi menyampaikan pengantarnya pada KTT ASEAN – Republik Rakyat Tiongkok (RRT) ke-25, di Hotel Sokha, Phnom Penh, Jumat, 11 November 2022. /BPMI Setpres/Laily Rachev /

ZONABANTEN.com - Dalam sesi Retreat KTT ke-41 ASEAN, Indonesia mengusulkan agar perwakilan nonpolitik dari Myanmar tidak diizinkan untuk mengikuti pertemuan antar Negara di luar KTT ASEAN dan pertemuan para Menteri Luar Negeri ASEAN.

Usulan tersebut tidak lain karena Indonesia kecewa karena tidak ada komitmen Junta Militer Myanmar untuk menerapkan Konsensus Lima Poin demi solusi perdamaian di Myanmar.

Konsensus Lima Poin menyerukan penghentian kekerasan, dialog dengan semua pemangku kepentingan, menunjuk utusan khusus untuk memfasilitasi mediasi dan dialog, mengizinkan ASEAN untuk memberikan bantuan kemanusiaan kepada warga Myanmar, serta mengizinkan utusan khusus ASEAN untuk mengunjungi dan bertemu dengan pemangku kepentingan di Myanmar.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan bahwa Indonesia sangat kecewa dengan pemerintah militer Myanmar karena tidak ada kemajuan signifikan dalam impelementasi Konsensus Lima Poin dan situasi di negara tersebut semakin memburuk.

Baca Juga: Banjir 1 Meter Lebih, Ratusan Warga Kabupaten Tangerang Mengungsi

Selain itu, Presiden mengatakan bahwa situasi di Myanmar tidak boleh menganggu perjalanan atau kerja sama ASEAN.

Presiden Jokowi juga menyampaikan mengenai pentingnya penghentian penggunaan kekerasan di Myanmar secepatnya.

Diketahui Sejak dibentuk pada 24 April 2021, implementasi Konsensus Lima Poin (5PC) untuk membantu mengakhiri konflik di Myanmar tidak ada kemajuan.

Mandeknya implementasi konsensus ASEAN yang memuat lima poin untuk perdamaian Myanmar itu membuat jengkel para pemimpin ASEAN.

Baca Juga: 10 Twibbon Hari Brimob 2022 dan Sejarah Terbentuknya Korps Brimob Polri

Rasa kekecewaan terhadap Junta Militer Myanmar oleh para pemimpin ASEAN, terutama Presiden Indonesia Joko Widodo, itu disampaikan dalam sesi Retreat KTT ke-41 ASEAN yang berlangsung di Phnom Penh, Kamboja.

Para pemimpin ASEAN menyampaikan keprihatinan dan kekecewaan yang mendalam atas situasi di Myanmar yang semakin memburuk .

Sejak militer menggulingkan pemerintahan sipil Myanmar dengan kudeta 1 Februari 2021 , kekerasan terutama kepada kelompok anti-Junta militer terus terjadi.

Para pemimpin ASEAN kecewa karena tidak adanya kemajuan yang signifikan dalam implementasi Konsensus Lima Poin dan tidak adanya komitmen junta militer Myanmar untuk mengimplementasikan konsesi tersebut.

Kekecewaan para pemimpin ASEAN kepada Junta Militer Myanmar tidak hanya disampaikan melalui berbagai pernyataan yang bernada kecaman, namun juga ditunjukkan dengan memberikan kursi kosong untuk mewakili pemerintah sipil Myanmar yang digulingkan selama KTT ASEAN berlangsung.

Bangku kosong itu seolah-olah mencerminkan ketidakpuasan dengan apa yang terjadi di Myanmar saat ini. Kursi kosong itu juga merefleksikan harapan ASEAN untuk masa depan yang lebih baik bagi Myanmar.

Indonesia juga mengusulkan agar ASEAN melibatkan seluruh pemangku kepentingan di Myanmar untuk menyelesaikan krisis di Myanmar. Indonesia dan ASEAN siap memfasilitasi dialog nasional yang inklusi berdasarkan Konsensus Lima Poin.

Selain itu, Indonesia berkomitmen untuk terus memberikan bantuan kemanusiaan kepada masyarakat Myanmar.*

Editor: Bondan Kartiko Kurniawan

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x