ZONABANTEN.com – Ratusan ahli bedah dan tenaga medis asal Cina diduga telah membunuh para terpidana bahkan sebelum mereka dinyatakan meninggal secara resmi dengan cara mengambil jantung mereka untuk proses transplansi.
Dilansir dari Aljazeera, fakta tersebut dinyatakan dalam sebuah makalah yang dipublikasikan dalam American Journal of Transplantation minggu ini.
Apabila benar, maka apa yang terjadi di Cina tersebut telah melanggar pedoman internasional mengenai etika transplantasi organ.
Peraturan tersebut menyatakan bahwa pengangkatan organ tidak dapat menyebabkan kematian donor, namun ini berlawanan dengan tuduhan yang ditujukan kepada dokter-dokter Cina yang terlibat.
Diketahui bahwa sebuah tinjauan forensik yang dilakukan terhadap 2.838 laporan jurnal ilmiah Cina telah menyibak 71 kasus mengenai pengambilan jantung atau paru-paru pasien yang dilakukan oleh ahli bedah Cina sebelum kematian otak diresmikan.
Ke-71 peristiwa tersebut terjadi di antara tahun 1980 dan 2015, yang juga merupakan tanggal di mana Tiongkok meresmikan larangan pengambilan organ dari para tahanan yang menerima hukuman.
Baca Juga: POPULER HARI INI: Nasib Pratama Arhan di Tokyo Verdy hingga Kartu Prakerja Gelombang 26 Siap Dibuka
Sebelum ketetapan tersebut dijalankan, sebagian besar dari transplantasi organ yang berlangsung di negara tersebut dilaksanakan menggunakan bagian tubuh dari narapidana tereksekusi akibat kecilnya jumlah donatur sukarela.