Rusia Batasi Akses ke Instagram dan Labeli Meta sebagai Organisasi Ekstremis, Ternyata Ini Alasannya

- 13 Maret 2022, 15:15 WIB
Rusia Batasi Akses ke Instagram dan Labeli Meta sebagai Organisasi Ekstremis, Ternyata Ini Alasannya/
Rusia Batasi Akses ke Instagram dan Labeli Meta sebagai Organisasi Ekstremis, Ternyata Ini Alasannya/ /pixabay/victoria_borodinova

Dilansir ZONABANTEN.com dari Reuters, kedutaan Rusia di Amerika Serikat menuntuk Washington untuk menghentikan aktivitas ekstremis Meta.

"Pengguna Facebook & Instagram tidak memberikan hak kepada pemilik platform ini untuk menentukan kriteria kebenaran dan mengadu domba satu sama lain," kata kedutaan di akun Twitter-nya.

Baca Juga: Joe Biden Andalkan Influencer TikTok untuk Sebar Informasi Situasi Ukraina dan Rusia

Selain Ukraina, perubahan kebijakan sementara pada seruan kekerasan terhadap tentara Rusia berlaku di Armenia, Azerbaijan, Estonia, Georgia, Hungaria, Latvia, Lithuania, Polandia, Rumania, Rusia, dan Slovakia.

Dalam sebuah email, Meta menyoroti perubahan dalam kebijakan ujaran kebencian yang berkaitan dengan tentara Rusia dan Rusia dalam konteks invasi.

"Kami mengeluarkan kebijakan kebijakan untuk mengizinkan pidato kekerasan T1 yang seharusnya dihapus berdasarkan kebijakan Ujaran Kebencian ketika: (a) menargetkan tentara Rusia, KECUALI tawanan perang, atau (b) menargetkan orang Rusia di mana jelas bahwa konteksnya adalah invasi Rusia ke Ukraina (misalnya, konten menyebutkan invasi, pembelaan diri, dll.)," tulisnya dalam email.

Baca Juga: Ungkap Sejauh Apa Putin akan Bertindak, Eks Mata-mata Rusia: Mundur Hanya Merusak Reputasinya

"Kami melakukan ini karena kami telah mengamati bahwa dalam konteks khusus ini, 'tentara Rusia' digunakan sebagai proxy untuk militer Rusia. Kebijakan Ujaran Kebencian terus melarang serangan terhadap orang Rusia," tulis email tersebut.

Dilansir dari Reuters, Kantor berita Rusia, TASS, melaporkan bahwa penyelidik Rusia telah membuka kasus tentang tindakan Meta tersebut.***

Halaman:

Editor: Siti Fatimah Adri

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah