ZONABANTEN.com – Menjelang pelantikan Presiden Taiwan, Tsai Ing-Wen, kapal perang Amerika Serikat bersiaga di perairan dekat Taiwan.
Tsai Ing-Wen akan kembali dilantik sebagai presiden setelah ia memenangkan 57 persen suara di pemilihan umum beberapa waktu lalu.
Dikutip dari Reuters, US Pacific Fleet mengatakan ,kapal perang USS McCampbell kini telah tiba di perairan perbatasan Taiwan dan Tiongkok.
Sebelumnya hubungan Amerika Serikat dan Tiongkok memburuk setelah Presiden Donald Trump mendeklarasikan dukungannya kepada Taiwan, salah satunya dengan cara meningkatkan penjualan senjata.
Padahal Tiongkok baru saja mengakui Taiwan sebagai bagian dari wilayah negaranya.
Kementerian Pertahanan Taiwan juga telah membenarkan kehadiran kapal perang milik Amerika Serikat yang tengah berjaga di wilayahnya.
Ia mengatakan tindakan tersebut hanya misi biasa untuk bersiaga.
Hubungan antara Amerika Serikat dengan Tiongkok juga ikut memburuk karena saling tuduh siapa yang menjadi pemicu pandemi virus corona .
Artikel ini telah tayang sebelumnya di Pikiran-Rakyat Depok dengan judul Tiongkok Terus Gertak Taiwan, AS Siagakan Kapal Perang Dilengkapi Rudal Jelang Pelantikan Presiden
Amerika Serikat dan Tiongkok juga sedang gencar meningkatkan aktivitas militernya di wilayah sekitar Taiwan termasuk di antaranya pelayaran kapal perang Amerika dan pelatihan angkatan udara militer Tiongkok.
Menanggapi situasi kedua negara yang kian memanas, Pemerintah Taiwan menuduh Tiongkok sengaja melakukan intimidasi terhadap Taiwan dengan membuat latihan angkatan udara.
Pemerintah Taiwan juga memperingatkan Tiongkok agar fokus menangani pandemi virus corona di wilayahnya.
Taiwan pun melaporkan pesawat dengan nomor Y-8 milik angkatan udara Tiongkok terbang melintasi wilayah pertahanan udara milik Taiwan pada Jumat, 8 Mei 2020. Tindakan tersebut membuat Taiwan harus mengambil sikap.
Kemudian Taiwan menerbangkan jet militernya sebagai bentuk peringatan kepada Tiongkok sekaligus mengusir pesawat Y-8 pergi dari wilayahnya.
Sejumlah pihak menilai Tiongkok harusnya lebih dulu menyelesaikan masalah utama di negaranya daripada melancarkan aksi-aksi tak penting demi menggertak Taiwan.*** (Ahlaqul Karima Yawan)