ZONABANTENcom – Kisah tragis dari Burma, tentang 1.000 Pasukan Tentara Jepang yang dibantai sekumpulan Buaya Air Asin selama Perang Dunia II di Pulau Ramree, tepatnya tanggal 19 Februari 1945 hingga kini masih dipercaya banyak orang.
Kisah tersebut muncul dalam buku Wildlife Sketches Near and Far, 1962, yang diceritakan Seorang Naturalis Bruce Stanley Wright, menurut Bruce, malam itu menjadi malam yang paling mengerikan dan mencekam bagi Tentara Sekutu, terlebih tantara Kekaisaran Jepang.
Selama Perang Dunia II, Tentara Kesaisaran Jepang berhasil merebut Pulau Ramree pada tahun 1942. Pulau tersebut terletak di lepas pantai Burma atau 70 mil selatan dari Akyab, yang sekarang lebih dikenal sebagai Sittwe.
Baca Juga: Sejarah Hari Ini, 19 Februari: Fidel Castro, Thomas Alva Edison, Franklin D. Roosevelt, dan Iwo Jima
Karena Pulau Ramree secara strategis penting untuk Pangkalan Udara, Pasukan Sekutu melancarkan serangan darat pada tahun 1945 untuk merebut Kembali Pulau tersebut. Hingga akhirnya sebanyak 1.000 tentara Jepang dipaksa menyerah.
Bukannya memenuhi seruan Sekutu, Pasukan Jepang enggan untuk menyerah dan lebih memilih melakukan perlawanan dengan sisa tentara yang ada, mereka meninggalkan markas dengan keadaan babak belur mencoba menyeberangi rawa.
Banyak di antara tentara jepang yang menyerah dengan berbagai penyakit tropis yang dibawa oleh kawanan nyamuk, serta berbagai laba-laba beracun, ular, hingga kalajengking yang ditemukan di sekitaran rawa-rawa. Masalah tambahan lain adalah kurangnya air minum, ancaman kelaparan, dan sebagian anggota yang sudah terluka parah.
Baca Juga: Peringati 2 Tahun Kepergian Ashraf Sinclair, BCL: Hidup Tidak Sama Lagi Tanpamu