Presiden Ukraina Ungkap Tanggal Penyerangan oleh Rusia: Mereka Memberi Tahu Kami

- 15 Februari 2022, 20:47 WIB
FILE PHOTO: Russian servicemen drive tanks during military exercises in the Leningrad Region, Russia, in this handout picture released February 14, 2022. Russian Defence Ministry/Handout via REUTERS
FILE PHOTO: Russian servicemen drive tanks during military exercises in the Leningrad Region, Russia, in this handout picture released February 14, 2022. Russian Defence Ministry/Handout via REUTERS /RUSSIAN DEFENCE MINISTRY/via REUTERS
 
ZONABANTEN.com - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy akhirnya mengungkap tanggal penyerangan yang akan dilakukan oleh Rusia.
 
Rusia memang telah disebut akan segera melakukan agresi militer ke Ukraina, setelah mereka mengumpulkan pasukannya di sekitar perbatasan.
 
Rusia saat ini telah mengerahkan lebih dari 100.000 tentara yang berkumpul di dekat perbatasan Ukraina.
 
Namun, mereka menyangkal tuduhan Barat bahwa mereka merencanakan invasi terhadap Ukraina.
 
Meski begitu, Rusia mengatakan juga bisa mengambil tindakan "teknis militer" yang tidak ditentukan kecuali tuntutan mereka dipenuhi.
 
 
Presiden Volodymyr Zelenskiy sendiri tampaknya tidak gentar menghadapi ancaman agresi militer oleh Rusia yang akan segera terjadi itu.
 
Dia memang meyakini bahwa Rusia telah mengancam negaranya. Namun, itu sepertinya upaya Moskow untuk mengintimidasi Ukraina dan menabur kepanikan.
 
Zelenskiy pun meminta warga Ukraina untuk mengibarkan bendera negara dari gedung-gedung pada tanggal penyerangan tersebut.
 
Selain itu, warga Ukraina juga diminta untuk menyanyikan lagu kebangsaan secara serentak di hari yang diyakini akan terjadi agresi militer Rusia itu.
 
"Mereka memberi tahu kami bahwa 16 Februari akan menjadi hari penyerangan," ucap Zelenskiy dilansir Reuters pada Selasa 15 Februari 2022.
 
"Kami akan menjadikannya hari persatuan," katanya pada pidato dalam sebuah video yang disampaikan kepada warga Ukraina.
 
Zelenskiy telah mendeklarasikan 'hari persatuan' pada 16 Februari, yang disebut-sebut sebagai kemungkinan hari invasi oleh Rusia itu.
 
"Mereka mencoba menakut-nakuti kami dengan menyebutkan tanggal dimulainya aksi militer," ucap Zelenskiy menambahkan.
 
"Pada hari itu, kami akan mengibarkan bendera nasional, mengenakan spanduk kuning dan biru, dan menunjukkan ke seluruh dunia persatuan kami," ujarnya.
 
Kantor Zelenskiy telah merilis teks dekrit yang menyerukan semua desa dan kota di Ukraina untuk mengibarkan bendera negara pada hari tersebut.
 
Seluruh warga mereka juga menyanyikan lagu kebangsaan pada pukul 10 pagi waktu setempat.
 
 
Namun, dalam pidatonya, Zelenskiy juga menyerukan peningkatan gaji tentara dan penjaga perbatasan, yang dipastikan terkait dengan rencana invasi Rusia.
 
Meski begitu, seorang pejabat Ukraina menekankan bahwa Zelenskiy tidak memprediksi serangan pada tanggal tersebut.
 
Pernyataannya itu disebut sebagai tanggapan skeptis terhadap laporan media asing dalam beberapa hari ini.
 
Beberapa organisasi media Barat telah mengutip pejabat AS dan lainnya yang menyebut tanggal di mana pasukan Rusia akan siap untuk menyerang.
 
Tanggal 16 Februari 2022 telah disebut-sebut oleh beberapa media Barat sebagai kemungkinan awal invasi Rusia ke Ukraina.
 
Namun, Zelenskiy melihat kemungkinan serangan yang akan segera terjadi itu telah dilebih-lebihkan oleh sekutu mereka dari Barat.
 
Mykhailo Podolyak, penasihat kepala staf Zelenskiy, mengatakan presiden menanggapi sebagian "dengan ironi" laporan media tentang tanggal invasi itu.
 
"Sangat dapat dimengerti mengapa orang Ukraina saat ini skeptis tentang berbagai 'tanggal tertentu' dari apa yang disebut 'mulai invasi' yang diumumkan di media," katanya.
 
"Ketika 'awal invasi' menjadi semacam tanggal tur bergulir, pengumuman media semacam itu hanya bisa dianggap ironi," ucapnya berkomentar.
 
Sementara para pejabat AS mengatakan mereka tidak memperkirakan serangan yang diperintahkan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin pada hari tertentu.
 
 
Mereka berkilah hanya berulang kali memperingatkan bahwa agresi militer Rusia ke Ukraina itu bisa datang kapan saja.
 
"Saya tidak akan menyebutkan tanggal tertentu, saya pikir itu tidak cerdas," kata juru bicara Pentagon John Kirby kepada wartawan.
 
"Saya hanya akan memberi tahu Anda bahwa sangat mungkin dia bisa pindah tanpa peringatan," ujarnya.
 
Sebelumnya, Kirby mengatakan Moskow masih menambah kemampuan militernya di perbatasan Ukraina.
 
Meski begitu, AS telah memulangkan sebagian besar diplomatnya dan menarik pasukannya dari Kyiv, ibu kota Ukraina.
 
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken juga mengumumkan pemindahan sisa diplomatnya di Ukraina dari Kyiv ke Lviv, lebih jauh dari perbatasan Rusia.
 
Dia mengutip alasan pemindahan itu disebabkan karena "percepatan dramatis dalam penumpukan pasukan Rusia".
 
Sedangkan Rusia pada Senin 14 Februari 2022, menyebut mereka siap terus berbicara dengan Barat untuk mencoba meredakan krisis keamanan di Eropa Timur ini.
 
Dalam percakapan yang disiarkan televisi, Putin diperlihatkan bertanya kepada menteri luar negerinya, Sergei Lavrov.
 
 
"Apakah ada kemungkinan kesepakatan untuk mengatasi masalah keamanan Rusia, atau apakah itu hanya terseret ke dalam negosiasi yang berliku-liku."
 
Lavrov menjawab, "Kami telah memperingatkan lebih dari sekali bahwa kami tidak akan membiarkan negosiasi tanpa akhir atas pertanyaan yang menuntut solusi hari ini."
 
Namun dia menambahkan, "Tampaknya bagi saya bahwa kemungkinan kita masih jauh dari habis... Pada tahap ini, saya akan menyarankan untuk melanjutkan dan membangunnya."
 
Negara-negara Barat sendiri telah memberikan ancaman sanksi dalam skala yang belum pernah terjadi sebelumnya jika Rusia benar-benar menyerang Ukraina.
 
Negara-negara kelompok tujuh ekonomi besar (G7) memperingatkan tentang "sanksi ekonomi dan keuangan yang akan memiliki konsekuensi besar dan langsung pada ekonomi Rusia".***
 

Editor: Bayu Kurniya Sandi

Sumber: routers


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah