Hari Valentine di Arab Saudi Masa Lalu: Kami Belum Menjual Mawar Merah Selama Seminggu

- 14 Februari 2022, 08:50 WIB
Hari Valentine di Arab Saudi Masa Lalu: Kami Belum Menjual Mawar Merah Selama Seminggu. /REUTERS/Fahad Shaheed
Hari Valentine di Arab Saudi Masa Lalu: Kami Belum Menjual Mawar Merah Selama Seminggu. /REUTERS/Fahad Shaheed /

ZONABANTEN.com - Hari Valentine dirayakan sebagai hari kasih sayang setiap tanggal 14 Februari di seluruh dunia.

Tapi, hari Valentine tidak akan ditemukan di Arab Saudi. Polisi agama, yang disebut Muttawa, biasanya akan menegakkan larangan simbol Hari Valentine.

Sesuai dengan tradisi, larangan itu diterapkan di negara Muslim konservatif itu secara keras, sejak dari masa lalu, dilansir Medindia.

"Kami belum menjual mawar merah selama seminggu," kata Alan, seorang Filipina yang bekerja di sebuah toko bunga di ibukota Arab Saudi, Riyadh pada 2008.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca di Wilayah Provinsi Banten pada 14 Februari 2022

"Dan kami tidak akan membawa apapun sampai Hari Valentine berakhir," katanya lagi menambahkan keterangannya.

Polisi agama Arab Saudi telah melarang mawar merah menjelang Hari Valentine, menurut laporan Reuters pula di tahun yang sama.

"Mereka mengunjungi kami tadi malam," kata seorang penjual bunga yang tidak disebutkan namanya, dikutipnya dari Saudi Gazette.

Dia mengatakan seorang anggota polisi agama datang seminggu yang lalu dan memerintahkan toko bunga tidak memajang mawar merah menjelang 14 Februari.

Baca Juga: Bagaimana Coklat Menjadi Simbol Hari Valentine? Simak Asal Usulnya!

Tidak hanya toko bunga, seorang penjual di toko suvernir di kota mengatakan petugas telah menyuruhnya mengeluarkan dari rak setiap hadiah warna merah.

"Kami juga melepas kotak hadiah merah agar tidak terkena hukuman, yang bisa berupa menutup toko dan menangkap staf," kata Mohammad Hassanein al-Hawari.

Semua barang berwarna merah tua telah dilarang. Sebab, warna itu secara luas dipandang sebgai simbol cinta, atau melambangkan pesta cinta.

Muttawa, yang bernama resmi Komisi untuk Promosi Kebajikan dan Pencegahan Kejahatan, tidak berhenti memeriksa semua toko.

Mereka memerintahkan pemilik toko bunga dan toko suvenir di ibu kota Riyadh untuk membuang barang-barang berwarna merah tua.

Baca Juga: Suho Tulis Surat Cinta untuk EXO-L: Mulai Sekarang Kita Tidak Boleh...Tidak hanya secara terbuka, "agen" dalam pakaian intel juga memeriksa untuk memastikan perintah mereka telah dilakukan, kata seorang penjual kepada AFP.

"Barat mengekspor kepada kami kebiasaan dan pesta yang bertentangan dengan syariah (hukum Islam) dan ingin kami meniru," kata seorang anggota Muttawa.

"Kami ingin memastikan bahwa syariah diterapkan. Kami menghukum siapa pun yang melakukan atau bersekongkol dengan pelanggaran," katanya.

Arab Saudi telah mendeklarasikan pesta yang dinamai santo pelindung cinta Kristen itu sebagai "hari libur Kristen pagan".

Bahkan, itu diatur melalui fatwa (dekrit agama) yang dikeluarkan tujuh tahun lalu, sekitar 2001 oleh mufti agung saat itu, Sheikh Abdul Aziz al-Sheikh.

Baca Juga: 20 Link Twibbon Cantik untuk Rayakan Hari Valentine 14 Februari 2022, Lengkap dengan Cara Penggunaannya

Bukan hal aneh pula jika Arab Saudi melakukan tindakan keras menjelang Hari Valentine, karena dianggap mendorong hubungan pria dan wanita di luar nikah.

Arab Saudi memberlakukan aturan Islam Sunni yang keras, termasuk mencegah pria dan wanita yang tidak punya hubungan keluarga untuk berbaur.

Hubungan di luar nikah sangat dilarang keras, dan jika terjadi maka dapat dihukum dengan hukuman yang sangat berat.

Di masa lalu, Arab Saudi bahkan juga melarang wanita untuk mengemudi, serta mewajibkan mereka selalu mengenakan jilbab dan jubah.

Tapi, kini Arab Saudi telah mengalami perubahan sosial karena berusaha menghadirkan citra yang lebih menarik dan mendiversifikasi ekonominya.

Baca Juga: Hasil Liga Spanyol, Espanyol VS Barcelona, Luuk De Jong Selamatkan Barca dari Kekalahan

Ini sesuai Visi 2030 yang digerakkan secara masif oleh Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman agar negaranya tak hanya bergantung pada minyak.

Salah satu perubahan sosial itu adalah sudah mulai munculnya simbol-simbol Hari Valentine di mana-mana di ibu kota Riyadh.

Tanpa menyebut perayaan Hari Valentine, namun orang-orang di kerajaan Arab Saudi kini telah ikut merayakan hari kasih sayang itu.

Kata "Valentine" memang tidak terlihat di mana pun, namun sejumlah etalase toko-toko di Arab Saudi berubah menjadi "lautan merah", dilansir France 24.

Baca Juga: 30 Kata Ucapan Hari Valentine Simple Romantis, Cocok Digunakan di Instagram, WhatsApp, Facebook dan Twitter

Beragam produk fashion didominasi warna merah dipajang di pusat perbelanjaan Arab Saudi jelang perayaan Hari Valentine, Sabtu 13 Februari 2022.

Pajangan tersebut mewakili perubahan di Arab Saudi dengan menawarkan promosi Hari Valentine, meski kata-kata perayaan itu tidak akan ditemukan.

"Kami sekarang dapat menampilkan pakaian merah dengan nyaman dan bahkan menempatkannya di etalase," kata seorang pramuniaga di Grenada Mall.

Bahkan, pakaian dalam berwarna merah, termasuk lingerie tampak sudah semakin biasa dipromosikan di setiap etalase toko fashion di negara Teluk itu.

"Manajemen telah meminta kami untuk mendekorasi etalase dengan pakaian dalam berwarna merah," ucap seorang penjual di mal Riyadh.

Baca Juga: Info Lokasi Layanan SIM Keliling di Jakarta Hari Ini Senin 14 Februari 2022

"Tetapi tanpa menyebutkan di mana pun Hari Valentine," kata penjual yang tidak mau disebutkan namanya tersebut.

Sejumlah pramuniaga mengatakan pakaian dalam berwarna merah paling banyak diminati selama periode Hari Valentine di Arab Saudi.

"Ada permintaan besar pada pakaian selama ini, dan pelanggan sering meminta warna merah dan keuntungannya juga besar," kata Khuloud, seorang pramuniaga.

"Ada banyak pelanggan yang meminta lingerie merah saat Hari Valentine," kata pramuniaga di Grenada Mall yang juga berbicara sebagai anonim.

Baca Juga: 5 Kesalahan Mengatur Keuangan Yang Harus Dihindari, Jangan sampai Kamu Mengalami Salah Satunya

"Kami memiliki diskon selama waktu ini, tetapi kami tidak menyebutnya sebagai penawaran Hari Valentine," ujarnya menambahkan.

Arab Saudi yang lebih dari separuh penduduknya berusia di bawah 35 tahun itu kini telah ikut merayakan Hari Valentine, meski tidak menyebutnya.

"Orang-orang tidak merayakan Hari Valentine, tapi sekarang banyak orang Arab Saudi melakukannya," kata Khuloud menambahkan.

Lonjakan penjualan dan hadiah Valentine juga telah menjadi lebih umum di kalangan penduduk muda Arab Saudi dewasa ini.

Baca Juga: Hasil Pertandingan Liga Inggris: Burnley Vs Liverpool, Fabinho Amankan 3 Poin untuk The Reds

Toko-toko menawarkan diskon untuk parfum dan makeup, sementara toko suvenir memasang hati merah di jendela mereka, juga tanpa menyebutkan Valentine.

Salah satu pembeli, Reem al-Qahtani mengatakan masyarakat Arab Saudi "secara bertahap" mulai menerima Hari Valentine, bahkan meski tanpa menyebutnya.

"Saat ini, kami merayakannya dengan tenang di kafe dan restoran, tetapi kami berharap ini akan mendapatkan daya tarik di tahun-tahun mendatang," katanya.

Sejak diangkat sebagai Putra Mahkota pada 2017, Pangeran Mohammed bin Salman memang telah melakukan banyak perubahan besar.

Baca Juga: Hasil Liga Inggris Tottenham Hotspur VS Wolves, Menang 0-2, Wolves Berhasil Geser Posisi Tottenham

Salah satunya, pemerintahan di bawah Mohammed bin Salman yang kini berkuasa secara de facto itu telah memberikan wanita lebih banyak kebebasan.

Di antaranya, mereka kini memiliki hak untuk mengemudi, dan bisa menambahkan warna pada pakaian mereka di luar jubah abaya hitam polos tradisional.

Namun, perubahan ini datang bersamaan dengan sikap keras terhadap perbedaan pendapat yang telah menahan ulama dan aktivis hak-hak perempuan.***

Editor: Yuliansyah

Sumber: France24 Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah