Uni Europa Kaji Kasus Gangguan Menstruasi Usai Vaksinasi COVID-19 mRNA

- 11 Februari 2022, 22:36 WIB
Ilustrasi Arsip - Petugas Kesehatan mengisi alat suntik dengan dosis vaksin COVID-19 buatan Pfizer-BioNTech sebgaia bahan Kajian di Uni Eropa.  (Sumber:  ANTARA/Reuters/Issei Kato)
Ilustrasi Arsip - Petugas Kesehatan mengisi alat suntik dengan dosis vaksin COVID-19 buatan Pfizer-BioNTech sebgaia bahan Kajian di Uni Eropa. (Sumber: ANTARA/Reuters/Issei Kato) /

ZONABANTEN.com – Komite keamanan Badan Pengawas Obat Eropa (EMA) Uni Eropa pada Jumat menyebutkan sedang meninjau sejumlah laporan.

Dikutip dari laman ANATARANEWS, Laporna yang dikumpulkan Badan di Uni Eropa ini berkaitan dengan pendarahan parah ketika menstruasi dan tidak adanya menstruasi usai memproleh penyuntikan vaksin COVID-19 Pfizer/BioNTech dan Moderna.

Pemeriksaan dilakukan Uni Eropa pada sejumlah laporan gangguan menstruasi usai menerima kedua vaksin tersebut.

Baca Juga: Seulgi Red Velvet Buka Instagram Kedua untuk Seni dan Fotografinya

Belum diketahui pasti apakah ada kaitan antara vaksin-vaksin itu dan sejumlah laporan tersebut, sebut badan Pengawas Uni Eropa EMA.

Pada Desember EMA juga mengaku belum mendapatkan adanya hubungan antara perubahan siklus menstruasi dengan vaksin COVID-19 usai sebuah studi di Norwegia memperlihatkan  bahwa sejumlah perempuan mengalami menstruasi yang lebih parah usai divaksin.

EMA pada Jumat mewartakan tidak ada bukti lain yang mengindikasikan bahwa vaksin COVID-19 berdampak pada kesuburan.

Baca Juga: Hasil Tes Pramusim Jumat, 11 Februari: Pertandingan Sempat Ditunda

Usai memeriksa bukti yang ada, Komite Penilaian Risiko Farmakovigilans (PRAC) EMA mengatakan pihaknya memutuskan untuk melakukan evaluasi semua data yang ada, seperti laporan dari pasien dan profesional kesehatan, uji klinis dan publikasi literatur.***

Editor: Bayu Kurniya Sandi

Sumber: Antaranews


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x