Gara-gara Skandal Wanita, Putra Mahkota Inggris Pangeran Andrew Menangis Usai Dicopot oleh Ratu Elizabeth II

- 7 Februari 2022, 12:10 WIB
Gara-gara Skandal Wanita, Putra Mahkota Inggris Pangeran Andrew Menangis Usai Dicopot oleh Ratu Elizabeth II. /Chris Jackson/Pool via REUTERS
Gara-gara Skandal Wanita, Putra Mahkota Inggris Pangeran Andrew Menangis Usai Dicopot oleh Ratu Elizabeth II. /Chris Jackson/Pool via REUTERS /
ZONABANTEN.com - Skandal wanita yang melibatkan salah seorang Putra Mahkota Inggris, Pangeran Andrew membuat gelar kehormatannya dicopot.
 
Pangeran Andrew dilaporkan 'menangis' usai gelar kehormatannya dicopot oleh Ratu Britania Raya, Ratu Elizabeth II, dilansir Mirror pada 16 Januari 2022.
 
Pangeran berjuluk Duke of York itu disebut 'menangis' ketika Ratu mengatakan kepadanya bahwa gelarnya telah dilucuti, karena terlibat skandal wanita.
 
Sang pangeran dikatakan benar-benar merasa hancur setelah Ratu Elizabeth II memutuskan untuk menghapus gelar kehormatan militernya.
 
 
Seorang sumber senior pertahanan mengatakan dia menangis ketika ibunya memberi tahu dia tentang keputusan mengejutkan tersebut.
 
Itu terjadi hanya dua minggu setelah Sunday People laporan eksklusif soal pernyataan Yang Mulia terkait kasus Pangeran Andrew itu.
 
Saat itu, mereka melaporkan bahwa Ratu akan dengan enggan melepaskan putranya dari peran berharganya jika dia tidak mengundurkan diri.
 
"Pangeran menangis ketika diberitahu berita itu meskipun dia mengharapkannya," kata seorang sumber senior pertahanan yang dilansir Mirror. 
 
"Dia merasa telah mengecewakan banyak orang, tidak terkecuali ibunya, selama tahun Platinum Jubilee-nya," ucap sumber tersebut.
 
Keputusan itu sendiri dilakukan setelah seorang hakim AS memutuskan kasus perdata di New York terhadap Pangeran Andrew dapat dilanjutkan.
 
 
Selama bertahun-tahun, berbagai spekulasi terkait skandal itu telah membuat kerusakan dari tuduhan seorang wanita bernama Virginia Giuffre.
 
Dia mengaku telah dipaksa berhubungan badan dengan Pangeran Andrew sebanyak tiga ketika masih berusia 17 tahun, termasuk sekali di London.
 
Peristiwa itu telah diklaim terjadi pada tahun 2001 silam, di mana saat itu sang pangeran masih berusia 40 tahun.
 
Nasib Pangeran Andrew memburuk ketika mantan temannya, Ghislaine Maxwell dinyatakan bersalah atas sebuah skandal yang sama.
 
Dia dinyatakan bersalah terkait pekerjaannya sebagai perantara untuk pedofil miliarder, Jeffrey Epstein, yang juga merupakan teman Pangeran Andrew.
 
Namun, pangeran berusia 61 tahun itu dengan tegas menyangkal melakukan kesalahan seperti yang dituduhkan Virginia Giuffre tersebut.
 
 
"Dia berharap mungkin mendapatkan semacam penundaan eksekusi dan diizinkan untuk membersihkan namanya sebelum gelarnya dicabut," kata sumber Mirror.
 
"Ada sejumlah keluarga kerajaan yang benar-benar yakin dia tidak bersalah. Tapi keributan kasus ini berarti keputusan cepat dan brutal harus dibuat."
 
Keputusan itu diumumkan dalam pernyataan dramatis yang mengejutkan dari Istana Inggris pada Kamis, 13 Januari 2022 lalu.
 
Alhasil, kini Pangeran Andrew telah diasingkan dari kehidupan resmi kerajaan dan menghadapi kehidupan sebagai warga negara.
 
Dia juga diberitahu tidak akan lagi dapat menggunakan gelar Yang Mulia dalam kapasitas resmi apa pun dan mendapatkan perlindungan kerajaan.
 
"Andrew adalah korban dari pengambilan keputusan yang sangat buruk," kata sumber senior pertahanan yang dikutip oleh Mirror.
 
 
"Tidak mungkin dia bisa melanjutkan sebagai kepala kehormatan resimen militer terkemuka. Kepergiannya disambut lega. Dia telah menjadi malu berdarah."
 
"Dia tak bisa hadir di parade, mengunjungi unit atau menyambut pasukan pulang dari operasi karena kisahnya selalu skandal seks, bukan resimen," ucapnya.
 
Sumber Mirror mengatakan Pangeran Andrew akan menulis surat kepada setiap resimen untuk mengungkapkan kesedihannya karena harus pergi.
 
"Dia sepenuhnya mempertahankan ketidakbersalahannya, tapi ingin minta maaf atas kesulitan yang disebabkan oleh yang telah terjadi," ujarnya.
 
Pangeran Andrew yang pernah berkarir aktif selama 21 tahun di Angkatan Laut Kerajaan itu dikenal memimpin sejumlah resimen militer Britania Raya.
 
Dia merupakan Kolonel-in-Chief dari Royal Lancers 9/12, Resimen Kerajaan Irlandia, Resimen Yorkshire, dan Korps Sekolah Senjata Kecil.
 
 
Dia juga menjabat Kolonel Kerajaan dari Royal Highland Fusiliers, serta Komodor Udara Kehormatan RAF Lossiemouth dan Kepala Komandan Armada Udara.
 
Tak hanya di Inggris, sang pangeran juga harus kehilangan sejumlah gelar militer kehormatan di luar negeri yang pernah disandangnya.
 
Dia tercatat sebagai Kolonel-in-Chief Queen's York Rangers (Kanada), Royal Highland Fusiliers of Canada, dan Princess Louise Fusiliers (Kanada).
 
Selain itu, dia juga harus melepas jabatannya sebagai Kolonel-in-Chief dari Royal New Zealand Army Logistic Regiment di Selandia Baru.
 
Sebelumnya, Pangeran Andrew pernah menjadi pilot helikopter dalam perang Falklands 1982 dan memegang pangkat kehormatan Kolonel Pengawal Grenadier.
 
Selama perang tersebut, dia mengemudikan helikopter yang bertindak sebagai umpan untuk rudal jelajah dari Argentina.
 
 
Meski hampir semua gelar militernya dicabut oleh Ratu Elizabeth II, namun dia masih mempertahankan pangkat wakil laksamana Angkatan Laut Kerajaan.
 
Ada pula seruan yang meminta agar Pangeran Andrew dicopot dari gelar Duke of York. Namun, hingga kini dia masih menjadi Duchess of York.
 
Dia merupakan putra kedua Ratu Elizabeth II, adik dari Pangeran Charles. Saat ini, dia merupakan orang ke delapan dalam urutan Putra Mahkota Inggris.
 
Pangeran Andrew gelar mendapatkan gelar kehormatan Yang Mulia, Duke of York, saat menikah dengan Sarah Ferguson pada tahun 1986 silam.
 
Namun, sejak tahun 1996, dia sudah bercerai dengan wanita yang kini berusia 62 tahun itu, meski tetap dekat hingga kini.***

Editor: Rizki Ramadhan

Sumber: Mirror


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x