Network
ZONABANTEN.com – Setelah melakukan kunjungan ke Arab Saudi, Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in melanjutkan turnya dengan menyambangi Mesir.
Kunjungan Moon Jae-in tersebut merupakan kunjungan pertama Presiden Korea Selatan ke Mesir sejak 16 tahun lalu.
Moon Jae-in bersama Presiden Mesir, Abdel Fattah Al-Sisi membahas pentingnya kerjasama kedua negara di berbagai bidang.
Dalam pertemuan pada Kamis, 20 Januari 2022 tersebut, kedua Presiden pun menandatangani kerjasama perdagangan dan ekonomi, pembangunan, serta perkeretaapian.
Baca Juga: Aktor dan Musisi Ardhito Pramono Direkomendasikan Rehabilitasi Namun Proses Hukum Tetap Berjalan
Melalui pernyataannya, Presiden Korea Selatan itu mengungkapkan kebahagiaan atas sambutan yang hangat, serta menunjukkan ketertarikannya untuk meningkatkan investasi dalam pembangunan infrastruktur besar di Mesir.
Moon Jae-in juga mengharapkan hubungan yang erat antara Korea Selatan dan Mesir mengingat peran penting dalam menyediakan stabilitas dan keamanan di Timur Tengah dan Afrika.
Di samping itu, kerjasama antara Korea Selatan dan Mesir merupakan suatu upaya bagi Mesir untuk mendukung visi Mesir tentang Revolusi Industri Keempat.
Al-Sisi pun menyoroti peluang yang ditawarkan oleh Kawasan Perdagangan Bebas Kontinental untuk meningkatkan investasi dan arus perdagangan antara negara-negara Afrika dan komunitas internasional.
Mesir telah menandatangani perjanjian pembiayaan sebesar 1 miliar dolar dengan Korea Selatan, di samping hibah sebesar 8,9 juta dolar yang berdurasi selama 5 tahun.
Dalam pernyataan yang disampaikan Al-Sisi, kedua negara juga meninjau tentang perkembangan sejumlah masalah regional dan internasional, seperti konflik Libya.
Baca Juga: Letusan Gunung Berapi di Tonga Begitu Kuat, Hingga Mampu Kirim Gelombang Gravitasi ke Luar Angkasa
Mesir pun mendukung semua mekanisme yang menjamin keamanan dan stabilitas di Semenanjung Korea.
Dengan pernyataan tersebut, Presiden Korea Selatan memuji segala upaya yang telah dilakukan Mesir dalam mencapai penyelesaian politik krisis di kawasan, seperti terorisme, ideologi ekstremis, serta segala bentuk konflik yang dapat mengancam stabilitas keamanan di Timur Tengah dan Afrika.***
